Adriell
Temuin gua dicafe biasa, jam 5.Read
Aku hanya membaca pesan terakhir dari Adriell satu jam yang lalu, apa aku harus datang? Lalu jika mengecewakan, dan membuat sakit hati.
Aku merebahkan badanku dikasur tercinta.
Kamar dengan nuansa hijau toska ini, terlihat indah dengan barang barang berwarna pastel.
Ting.
Adriell
Ga ada penolakan, gua tunggu.Adriell mengirimiku pesan lagi, akhirnya aku memilih untuk menemuinya. Mungkin ada hal yang ingin Adriell sampaikan padaku.
Aku melihat jam sudah menunjukan pukul 15.45, aku segera bersiap-siap, setelah siap aku berpamitan kepada kakak perempuanku, Violin.
"Kak, aku mau keluar sebentar ya," izinku saat didepan, Violin.
"Iya."
Singkat, padat dan jelas.
Kak Violin memang seperti itu, sikapnya menurun dari papa yang memang dingin bagai es batu.
Hari ini aku mengenakan baju berwarna ungu panjang, serta celana jins berwarna pink muda, dipadu aksesoris kalung yang melingkari leherku.
Aku menunggu taksi namun belum ada sama sekali taksi yang lewat membuat aku jenuh menunggu, akhirnya sebuah taksi melintas dan berhenti tepat di depanku.
Jalanan kota Jakarta hari ini tidak terlalu padat, aku melihat kearah kanan. Banyak anak anak yang mengamen dilampu merah, kemana orang tua mereka? Seandainya aku bisa membantu, aku ingin sekali membantu.
Sesampainya aku di kafe tempat biasa aku kunjungi bersama Adriell. Suasana sepi, hanya ada beberapa pelayan yang sering aku lihat dan suara lagu lagu yang terdengar sangat romantis.
Lagunya tidak sesuai sekali dengan perasaanku.
"Permisi, mba Aileen ya. Mari saya antar ketempat mas Adriell."
Aku hanya mengikuti seorang pelayan, yang aku perkirakan umurnya tidak jauh dariku.
Dia membawaku kesebuah ruangan dilantai paling atas, bukan rooftop. Aku tidak tau tempat ini, Adriell tidak pernah mengajakku ke sini.
"Adriellnya, mana?" Aku bertanya kepada perempuan yang disampingku.
"Tunggu saja, saya permisi."
Aku memilih duduk disalah satu bangku yang ada diruangan tersebut. Tiba-tiba, ada sebuah layar yang menyala menampilkan foto foto dirinya dengan Adriell satu bulan ini.
Aku tersenyum..
Setelah vidio berhenti, terbuka kain merah yang terletak disampingku. Terdapat laki-laki yang membelakangiku, aku sudah menebak jika itu Adriell.
Aku berjalan ke arah Adriell."Adriell?" panggil diriku, saat tepat di belakang Adriell.
Laki-laki tersebut menengok, dan benar itu Adriell. Hari ini Adriell terlihat sangat tampan.
Adriell tersenyum menatapku.
Aku jadi salah tingkah saat dilihat oleh Adriell sedekat ini.
"Aku emang bukan laki-laki romantis seperti di film-film, aku juga bukan laki-laki yang ngerti kode-kode dari cewek, tapi aku laki-laki yang bisa memegang janjiku, janji untuk mencintai kamu, dan memperjuangkan hubungan kita bersama."
Adriell menghela nafas pelan, "Apa kamu mau jadi pacar aku?"
Duniaku seakan berhenti sesaat, aku butuh oksigen. Aku sangat sangat tidak menyangka Adriell bisa berbicara seperti itu, ini membahagiakan.
"Jadi?"
Aku mengangguk.
"Apa?" tanya Adriell, "jawab yang jelas dong."
"Iyaa, aku mau."
Pipiku memerah, ini rasanya mencintai seseorang yang mencintai diriku pula. Bahagia sekali.
"Eh, tapi tadi kamu sama Naina ngapain pulang sekolah?"
Adriell tertawa, "Aku hanya ingin membuatmu cemburu."
Senyum di wajahku semakin melebar.
****
Andai saja, waktu itu aku ga menjadi wanita bodoh yang percaya akan omongan kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Away [Completed]
Short Story(Perfect cover by @syfrat) [62 in shortstory 27-05-18] [1 in trueshortstory] Ini kisah tentang Aileen yang mencintai Adriell. Namun tidak dengan Adriell. Semua yang dilakukan selama mereka menjalin hubungan hanya untuk melampiaskan rasa kesalnya, da...