"Len, lu serius mau pergi?" tanya Naina yang berada di sampingku.
Aku mengangguk masih sambil merapihkan barang-barangku, tidak lupa barang yang diberikan oleh Gaven. Aku masih sedih akan kepergian Gaven, tapi aku sadar mungkin ini semua takdir.
Aku tersenyum jika mengingat surat-surat yang diberikan Gaven padaku.
"Senyum sendiri kayak orang gila," sindir Naina membuatku melempar guling ke arahnya lalu tertawa.
"Len, jangan pergi yaa," pinta Naina.
"Nggak bisa, gua harus pergi. Gua butuh tempat baru, yang bisa buat gua lupain perasaan gua buat Adriell dan untuk mulai ngelepas kepergian Gaven."
Aku tetap keukeuh pada pendirianku, untuk pergi.
Pukul 11.00 aku berangkat ke bandara bersama Mama, Papa, Kak Violin, Fernan dan Naina.
Tidak banyak yang tahu jika aku akan pergi, karena aku tidak mau Adriell tahu. Aku tidak mau jika ia berfikiran aku sengaja menjauh darinya.
"Ma, Aileen pamit ya," pamitku pada Mama yang terlihat sedih.
Mama menarikku ke dalam pelukannya, aku menahan agar tidak menangis.
"Hati-hati ya sayang di sana, kabarin Mama jangan lupa," ucap Mama.
"Siap Bu Bos," kataku dengan hormat.
Lalu aku menghampiri Papa yang sedang memeluk kak Violin yang menangis.
"Pa, Kak Ai pamit yaa," ucapku dengan mata berkaca-kaca.
Papa dan kak Violin menarikku ke dalam pelukannya. Aku akan merindukan pelukan ini, merindukan kehangatan keluargaku.
"Hati-hati yaa Ai di sana, jangan lupa sama kewajibannya," kata Papa mengecup keningku.
"Pasti, Pa. Kak Vio jangan nangis, Ai pasti akan sering hubungan Kak Vio," kataku dengan tersenyum.
Lalu aku menghampiri Fernan dan Naina yang terlihat sedih.
"Muka kalian kenapa? Sedih gitu? Ha ha aku pergi nggak selamanya kok. Kita masih bisa ketemu, atau kalian yang berlibur ke sana yaa," kataku dengan riang.
"Kamu jangan macem-macem yaa Len di sana."
"Iyaa Len, jaga pergaulan."
"Siap," ucapku lalu tertawa.
Terdengar pemberitahuan jika penerbangan menuju London, Inggris akan segera berangkat.
"Aku pergi yaa semua, bye. Assalamualaikum."
Aku membawa langkahku pergi menjauh, ini pilihanku dan aku harus bisa menerima semua akibatnya. Karena akan jauh dari semua orang yang aku sayang.
Ketika kehadiranku sudah tidak lagi dihargai, mungkin pergi menjadi pilihan terakhirku. Bukan berlari dari masalah, aku hanya mencoba mencari takdir yang lebih baik untuk diriku.
"Good bye, Indonesia."
****
Ahhhh ini udah tamat serius? Ha ha😂😂 Makasih buat kalian yang udah mau baca Go Away. Maaf karena cerita ini masih banyak kesalahan, maafin aja kalau banyak kesalahan yaa nggak dimaafin dosa kalian yang menanggung muahaha😁
Dan aku akan kasih surat-surat yang diberikan Gaven untuk Aileen, yeayy💓 Jangan lupa untuk terus baca karya-karyaku yaa, aku tunggu kalian mampir ke ceritaku yang lain😊
Buat salam perpisahan boleh kali kalian promosiin Go Away ke temen-temen kalian, atau saudara, keluarga, doi he he he😂😂 Sampai ketemu di part surat Gaven, salam cinta Istri Manurios❤💓
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Away [Completed]
Cerita Pendek(Perfect cover by @syfrat) [62 in shortstory 27-05-18] [1 in trueshortstory] Ini kisah tentang Aileen yang mencintai Adriell. Namun tidak dengan Adriell. Semua yang dilakukan selama mereka menjalin hubungan hanya untuk melampiaskan rasa kesalnya, da...