DelapanBelas

4.8K 269 6
                                    

Sore ini taman tidak terlalu ramai. Aku menatap anak-anak yang sedang bermain bersama-sama, aku ingin sekali tertawa menatap tingkah lucu mereka. Sangat menggemaskan.

Tanganku mengambil ponsel yang berada di dalam tas, lalu mencari aplikasi kamera. Ada anak kembar perempuan dan laki-laki yang sangat menggemaskan, ingin sekali menciumnya. Aku langsung memotretnya, namun aku lupa mematikan blits kameraku.

Membuat anak kecil yang kufoto kaget dan menangis. Lalu melemparkan bola kepadaku, hingga terkena kepalaku.

Seorang cowok berperawakan tinggi, menghampiriku.

"Maaf yaa, mba, keponakan saya mungkin kaget."

"Eh iya gapapa," jawabku dengan kaku.

Laki-laki tersebut duduk di sampingku. Setelah itu tidak ada pembicaraan yang keluar dari mulutku atau pun laki-laki di sebelahku.

Aku masih terus menatap anak-anak yang asik bermain. Sampai sebuah suara memecahkan keterdiaman diriku dengan laki-laki di sebelahku.

"Saya Dava, kamu siapa?"

"Saya Aileen," jawabku tersenyum.

Anak kecil laki-laki menghampiriku dengan Dava, namun lebih tepatnya ia menghampiri Dava.

"Om, om Vano mau es krim," ucap anak kecil laki-laki bernama Vano.

"Vani mana?" tanya Dava.

"Tuh Vani." Tunjuk Vano kepada seorang anak kecil perempuan yang sedang bermain ayunan.

"Vani," teriak Dava dengan tersenyum.

Vani yang mendengar langsung berlari menghampiri Dava.

"Vani mau es krim?" tanya Dava sambil mengelus rambut panjang Vani.

Vani menggeleng.

Dava mengangguk lalu berbicara sebentar oleh mereka yang sekarang duduk di sampingku menunggu Dava yang sedang membeli es krim.

"Vina, udah dong jangan sedih, kak Adriell lagi sibuk kali hari ini jadi nggak nemenin main," ucap Vano sambil menggoyang goyangkan tangan Vani.

"Tapi gausah janji dong, kak. Kan kak Adriell bisa bilang ke mom atau daddy kalau gabisa dateng," jawab Vani lesuh, "besokkan kita balik ke Amerika lagi, kak."

Aku memperhatikan perdebatan anak kembar di sampingku ini. Mendengar mereka menyebut nama Adriell membuatku penasaran.

"Yaudahlah, jangan sedih dihadapan om Dava, tidak enak!"

"Yes, i know bro," jawab Vani cemberut.

Aku semakin bingung saat mereka saling membelakangi, ada apa dengan mereka?

"Vania Meshach, Vano Meshach stop bertengkar."

Meshach? Itu marga keluarga Adriell, berarti Adriell yang mereka bicarakan adalah Adriell pacarku.

Kenapa semua orang yang kutemukan belakangan ini selalu bersangkutan dengan Adriell.

****

Ketika titik cerah itu datang, dengan gampangnya kamu lenyapkan semua itu.

Author note.

Hai guys, sejauh ini gimana? Apa kalian sudah bisa menebak siapa mantan Adriell? Bagaimana cerita ini? Jangan panggil aku Author, thor atau sebagainya yaa guys muahahah. Vomentnya kutunggu😊

Go Away [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang