DuaPuluhSembilan

4.3K 216 5
                                    

"Happy birthday, Papa," pekikku dan kak Violin saat jam 00.00 di kamar Papa.

Papa mengucek kedua matanya, lalu menatap kita dengan setengah sadar.

Aku tertawa melihat wajah bangun tidur serta kaget Papa.

"Kalian ngagetin Papa aja yaa," ucap Papa lalu berjalan ke arahku yang memegang kue.

"Tiup lilinnya, Pa," kata kak Violin tersenyum.

Tersenyum? Aku dan Papa saling memandang saat melihat kak Violin tersenyum, ini kali pertamanya kak Violin kembali tersenyum saat insiden satu tahun lalu.

"Vio, senyum," ucap Papa terhura.

"Iya, Pa. Maafin Vio ya, Vio salah selama ini bersikap dingin sama Mama, Papa dan Ai," kata kak Violin dengan mata berkaca-kaca.

Papa memeluk kak Violin, aku dan Mama yang melihat tersenyum bahagia karena kak Violin kembali seperti dulu.

"Udah, tiup dulu lilinnya," ucap Mama.

Papa meniup lilin, membuat semua tersenyum bahagia termasuk aku.

Kami berjalan menuju ruang tamu, setelah bangun seperti ini susah sekali untuk memejamkan mata kembali.

Di ruang tamu semua sedang memakan kue, sambil berbincang-bincang mengenai liburan akhir tahun ini padahal masih dua bulan lagi.

Ting.

Aku mengecek ponselku.

Fernan
Hai, Len. Maaf aku chat malam-malam, apa kabar?

Aileen
Hai juga, Nan. Iyaa gapapa, baik kamu?

Tidak butuh waktu lama Fernan sudah membalas Pea.

Fernan
Aku kira kamu udah tidur, baik juga. Kok belum tidur?

Aileen
Aku abis ngasih suprise untuk Papaku, kamu kenapa belum tidur?

Aku menunggu beberapa menit, namun Fernan belum juga membalas pesanku.

Hingga kantuk menyerang dan Fernan belum membalas, aku fikir mungkin tertidur karena sekarang sudah jam 01.45.

Aku berjalan menuju kamarku, lalu meletakkan ponsel di atas nakas.

"Selamat malam, El," gumamku.

****

Go Away [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang