Sembilan

5.8K 302 7
                                    

Tidak seperti hari biasanya, aku selalu berangkat sendiri. Namun hari ini aku berangkat bersama pacarku, Adriell.

Pagi-pagi Adriell sudah sampai di depan rumahku. Aku segera bergegas keluar rumah, namun suara seseorang berhasil membuatnya berhenti melangkah.

"Ai."

Aku menengok saat kak Violin memanggilku dengan sebutan itu lagi.

"Inget kata mama, jangan pacaran."

Setelah mengucapkan itu Violin berjalan menaiki tangga. Walau masih terkesan cuek tapi ada sedikit kemajuan, kak Violin bisa berbicara lebih dari dua kata.

Aku baru ingat jika mama melarangku untuk berpacaran, mungkin jika pacaran diam-diam mama tidak akan tau.

"Pagi, El," sapaku riang.

"Pagi, Len." Adriell tersenyum menatapku.

Membuatku salah tingkah sendiri. Tangan Adriell terulur mengambil helm yang ada dibelakang motornya, dan memakaikan helm itu di kepalaku.

Wajah Adriell dengan wajahku sangat dekat, membuatku menahan nafas.

Matanya membuatku terhipnotis, aku suka wangi maskulin dari tubuh Adriell, jika akal sehatku tidak berkerja mungkin aku sudah akan memeluk Adriell saat ini pula.

"Ayo naik, Len."

Aku menaiki motor Adriell, dan Adriell melepas jaketnya.

"Pake jaket aku, buat nutupin paha kamu."

Perhatian kecilnya membuat pipiku memerah, bahagianya punya pacar perhatian seperti Adriell. Tangan Adriell menarik tanganku untuk melingkar di pinggangnya.

Diperjalanan tidak ada yang membuka pembicaraan, Adriell fokus menatap jalanan, sedangkan aku mencoba menenangkan hatiku yang terus menerus berdetak lebih cepat.

Gerbang SMA Karisma, dipadati siswa siswi yang berjalan kaki. Semua menatapku, aku tau mereka menatapku karena bingung aku bisa berboncengan dengan Adriell.

Apa Adriell akan menyebar luaskan tentang hubungannya denganku, semoga tidak. Aku tidak mau diserang dengan para penggemar penggemar Adriell.

Aku terburu-buru turun dari motor Adriell, ingin cepat-cepat meninggalkan parkiran. Banyak tatapan sinis yang terarah untukku, apa ada yang salah?

"Aku duluan ya," ucapku.

"Eh, tunggu dong."

Tanganku ditahan oleh tangan Adriell, membuat para cewek semakin menatap sinis kepadaku.

"El, lepasin," pintaku dengan melirik tanganku dan Adriell yang saling bertautan.

Tidak ada jawaban, Adriell hanya diam. Membuatku kesal, namun aku tahan aku tidak mau hubunganku kenapa-kenapa karena sikap kekanak-kanakanku.

"Pagi semua," teriak Adriell dengan tersenyum.

"Gua pengen ngasih tau sesuatu kekalian semua."

Ucapan Adriell membuatku menoleh kearahnya, aku memberi kode untuk tidak memberi tahu hubungannya kepada publik. Mataku terus memberi kode, tapi masih sama diabaikan.

"Bahwa Aileen, resmi jadi ... pacar gua mulai hari ini."

****

Tingkah konyolnya yang membuatku dibenci banyak orang.

Go Away [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang