DuaPuluhTiga

4.4K 230 8
                                    

Naina
Len, ketemuan di taman yuk?

Aileen
Otw.

Aku langsung bersiap-siap ke taman, untuk bertemu dengan Naina. Sudah lama sekali aku tidak menghabiskan waktu berdua dengan Naina.

Aku berpamitan dengan Adriell, awalnya Adriell ingin mengantarku. Namun, aku tolak. Aku seperti enggan untuk berdekatan dengan Adriell setelah mendengar ucapannya bersama sang penelpon tadi.

"Bye, El."

"Bye, Len. Hati-hati kabarin aku ya," jawab Adriell dengan tersenyum.

Aku hanya tersenyum, mungkin itu cukup untuk menjawab perkataan Adriell.

Aku menunggu taksi di depan kafe, sungguh beruntung karena tidak harus menunggu lama. Sebuah taksi berhenti tepat di depanku.

"Taman anggrek ya, pak."

"Iya, neng."

Aku memperhatikan jalanan siang ini. Pikiranku terus memikirkan apa maksud dari ucapan Adriell, permainan? Mengapa firasatku, permainan tersebut ada sangkut pautnya dengan diriku.

Sudah beberapa kali aku menghempaskan segala pikiran negatif tentang hal tersebut, tapi tetap saja hal tersebut telah berhasil mengusik pikiranku.

"Nih pak uangnya."

Aku memberikan dua lembar uang lima puluh ribu.

"Nggak ada uang pas neng? Bapak baru narik soalnya," ucap supir taksi.

"Ambil aja kembaliannya pak, buat makan bapak."

Aku tersenyum, setelah sang supir mengucapkan terima kasih aku keluar dari taksi. Berjalan masuk ke taman anggrek, keadaan siang ini terlihat ramai.

"Hai, Len," sapa Naina dengan tersenyum.

"Hai, Nai. Apa kabar lu?" tanyaku.

"Seperti yang lu liat, kesana yuk, gua kenalin sama adek gua."

Naina dan aku berjalan menuju seorang cewek yang duduk di kursi roda sambil menghadap ke arah danau, aku tau itu pasti adik dari Naina.

"Nia," panggil Naina saat sudah dibelakangnya.

Cewek berambut panjang yang dipanggil Nia berbalik. Menatapku dengan tatapan yang tidak kumengerti. Ia menatapku tajam, seakan aku adalah musuhnya.

"Kak, lu ngapain bawa cewek ini ke sini?" teriak Nia dengan histeris.

Aku tidak mengerti kenapa, Nia bisa sehisteris itu saat menatapku.

"Nia, kenapa sih?"

Naina mencoba menenangkan Nia. Nia terus menatapku dengan kilat kebencian.

"Pergi, Nia nggak mau ada dia di sini!" histeris Nia membuat orang-orang yang berada di taman memperhatikan kami.

"Pergi!!!"

"Pergi, cewek perusak!!"

Deg.

Ucapannya berhasil membuat mataku terbelalak kaget. Apa maksud dari ucapan Nia barusan?

Naina dan supir, membawa Nia ke mobil dengan susah payah. Aku tidak membantu, bukan tidak mau. Aku hanya takut Nia akan semakin histeris.

Naina menghampiriku yang masih terpaku di tempat, karena kejadian barusan.

"Maaf ya, Len. Nia kayak gitu gara-gara wajah lu mirip mantan Adriell."

Lagi-lagi setiap hal yang kulalui menyangkut tentang Adriell.

"Kalau boleh tau, ada hubungan apa Nia sama El?"

Aku memberanikan diri bertanya pada Naina.

"Besok pagi kita ketemu lagi di sini ya, Len. Biar besok gua jelasin," kata Naina.

Lalu Naina pergi, meninggalkan rasa penasaran yang menumpuk dihatiku. Kenapa semua orang senang membuat diriku penasaran.

****

Go Away [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang