Aku membuka mata, yang kulihat sekeliling putih. Apa yang terjadi? Aku tidak ingat, selain kejadian kak Violin dan Adriell.
Dimana mereka?
"Ai, udah sadar Pa," teriak Mama membuat Papa, kak Violin dan Adriell masuk ke dalam ruangan.
"Ai," panggil Mama yang menangis.
"Jangan nangis, Ma. Ai gapapa kok." Aku tersenyum memaksa agar tidak membuat Mama khawatir.
"Maafin Ai yaa Ma, Pa. Udah ngelanggar janji Ai sendiri," kataku dengan menahan tangis.
"Iyaa sayang gapapa Mama sama Papa ngerti kok," jawab Mama dengan memegang tanganku.
"Om, Tante boleh saya bicara berdua dengan Aileen," ujar Adriell yang langsung diberi anggukan oleh Mama dan Papa.
Mama, Papa dan kak Violin keluar dari ruanganku.
"Ada apa?" tanyaku dengan ketus.
Aku masih marah akibat kejadian tadi, tapi kenapa aku masih ingin selalu dekat dengan Adriell.
"Maafin gua, gua rasa hubungan kita cuman bisa sampai sini Len. Awalnya gua rasa kalau gua jadian sama lu gua bisa ngelupain Olin dan mulai perasaan baru sama lu, tapi ternyata enggak." Adriell menatapku dengan tatapan yang susah untuk kuartikan.
Adriell memutuskanku? Selama ini Adriell tidak mencintaiku. Semua yang dibilang Naina benar.
"Keluar," ucapku dingin.
Adriell tidak bergeming dari tempatnya, hanya menatapku dengan ekspresi kaget.
"Keluar," pekikku mulai histeris.
"Gua bilang keluar ya keluar!"
Aku melempar gelas yang ada di sebelahku.
Prangg.
Adriell keluar dari ruanganku di ganti oleh kak Violin yang terlihat kaget.
Aku menangis sejadinya, hati ini hancur. Dengan seenaknya Adriell memutuskanku.
"Ai, maafin kakak," ucap kak Violin yang berada di sampingku.
"Maaf nggak buat semuanya kembali, maaf nggak buat Adriell cinta sama aku. Maaf nggak buat hati aku yang sakit bisa terobati," teriakku menumpahkan segala emosiku.
"Kenapa dari awal kakak nggak bilang Adriell itu mantan kakak, kakak sengaja nggak ngasih tau aku?" Aku bertanya kepada kak Violin yang menangis.
"Kakak nggak tau Ai, kalau kamu pacar baru Adriell," ucap kak Violin memegang tanganku yang langsung kuhempaskan.
"Keluar kak," pekikku dingin.
Kak Violin mengikuti mauku, ia keluar meninggalkanku sendiri. Apa semenyakitkan ini rasanya menyayangi seseorang yang lebih menyayangi orang lain. Apa memang cinta pertama selalu menyakitkan?
Mama masuk dengan wajah kaget, melihat kamar rawatku yang berantakan.
"Ai, kenapa sayang?" tanya Mama yang terlihat panik.
"Ai benci ada di sini, Ma," kataku dengan menangis.
Mama menarikku ke dalam dekapannya. Memelukku erat, memberikan kehangatan.
"Ai mau pergi jauh dari sini, Ma," pintaku membuat Mama menatapku.
Mama melepaskan pelukannya, "Nanti kita bicarakan sekarang Ai istirahat dulu yaa, Mama mau panggil suster untuk bersihin semua ini."
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Away [Completed]
Historia Corta(Perfect cover by @syfrat) [62 in shortstory 27-05-18] [1 in trueshortstory] Ini kisah tentang Aileen yang mencintai Adriell. Namun tidak dengan Adriell. Semua yang dilakukan selama mereka menjalin hubungan hanya untuk melampiaskan rasa kesalnya, da...