chapter 11: marahan

8.6K 425 10
                                    

Semuanya bergedik ngeri dengan kata-kata dan pandangan dari Ine tetapi mereka tutup wajah ketakutan mereka dengan senyum ragu-ragu dari mereka.

"Emang lo siapa? Kenapa gue salah pilih musuh?" Tanya Laila.

"Bodoh!" Teriak Iren.

"Lo! Udah berani deketin Enzo ya? Dan berani jalan sama Gerald dan Frankie ya?! Lo murahan banget sih!" Bentak Laila sambil meninjuk Ine.

"Emang murahankan?" Ucap Kia sambil tersenyum meremehkan.

"Kalo cabe yaudah cabe aja jangan sok jual mahal!" Bentak Ephin.

"Bacot! Diem lo semua!" Kesal Olive.

Ine karena sudah muak dengan Laila, Ine langsung berjalan melewati Laila dan mendubruk bahu Laila kencang.

Bruuak!!

Ine yang belum sampai didepan pintu langsung terkejut dengan suara dubrukan pintu yang kencang, lalu Ine tersenyum miring pada Laila karena melihat siapa yang datang, tetapi dugaan Ine salah pada sang hero karena Laila sudah jatuh dilantai sambil menangis dengan air mata buayanya.

"Lo apaain Laila?!" Teriak orang itu.

"Aku gak ngapa-ngapain cabe ini kok," jawab Ine santai.

"Bohong! Terus kenapa dia nangis?!" Bentak laki-laki itu.

Ine belum pernah di bentak oleh Enzo, tetapi sekarang Ine dibentak oleh Enzo didepan orang-orang. Ine yang sudah merasa matanya memanas, menahan air matanya dan langsung berlari meninggalkan kelas.

"Lo berengsek!" Bisik Iren ditelinga Enzo dengan penuh penekanan disetiap katanya, lalu berjalan menghampiri Ine.

"Lo kakak tersialan yang pernah gue temuin! Lo tau gak?! Gak tau kan!" Bisik Olive ditelinga Enzo.

"Lo kakak terberengsek!" Ucap Stefi pada Enzo.

Enzo diam ditempat merenungi apa yang telah ia lakukan kepada adiknya hingga ketiga sahabat adiknya begitu marah dan memaki dirinya.

"Sayang tolongin aku," pinta Laila manja.

Enzo masih diam ditempat sambil melamun dan tidak mendengar apa yang diucapkan oleh Laila pada dirinya.

"Sayang!" Teriak Laila dengan nada manja.

Enzo tersandar dari lamunnya dan pergi menghampiri Laila yang tersungkur dilantai sambil menangis.

~~~

Ine berlari entah kemana ditemani tangisannya sendiri tidak terasa kakinya menuju taman belakang.

Taman belakang adalah tempat penenang Ine karena pemandangan indah dari kolam ikan buatan yang dihiasi bunga-bunga warna-warni dipinggirnya dan rumput yang hijau, serta bangku didepan kolam juga pohon yang rindang.

Ine duduk dibangku taman sambil menunduk menangis sendirian, karena posisi sekolah sepi. Beberapa menit kemudian Ine mulai tenang, nafasnya mulai teratur hingga ada seseorang menepuk pundaknya.

"Hei," ucap seorang laki-laki.

Ine mendongakkan kepalanya karena laki-laki itu cukup tinggi. "Lo siapa?"

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang