Hari pertama sekolah Ine sangat rapih dengan pakaiannya. Rambut sebahunya dibiarkan digerai diujung warna rambutnya berwarna coklat dan roknya yang diatas lutut membuat dirinya menyita perhatian murid-murid disekolahnya.
Ine pun berjalan sendirian dikoridor sekolah mencari dimana ruangan kepala sekolah. Disaat Ine sedang berjalan melangkah, seseorang menubruknya dari belakang.
Bruuk!!
Bahu Ine ditabrak oleh seorang laki-laki yang sedang berlari kencang sambil dikejar oleh seorang guru wanita.
"Aawww!" Jerit Ine sambil memegang bahunya yang sakit karena ditubruk kencang tadi.
"Gak pa-pa?" Tanya seorang laki-laki yang menjulurkan tangannya hendak membantu Ine berdiri.
"Gue gak pa-pa, makasih ya kak...," ucap Ine sambil menerima uluran tangan dari laki-laki tersebut.
"Gerald," sahut laki-laki yang menolong Ine tadi.
"Oh ya, sekali lagi makasih ya kak Gerald," ucap Ine sambil tersenyum tipis.
"Hm," ucap Gerald sambil berjalan pergi meninggalkan Ine yang masih diam ditempatnya.
"Emm...kak Gerald!" Teriak Ine sedikit kencang karena Gerald yang sudah sedikit menjauh dari Ine
Karena merasa namanya dipanggil oleh seseorang, Gerald membalikkan badannya, lalu menaikan satu alisnya yang pertanda bertanya 'kenapa?' Ine yang mengerti langsung mendekati Gerald.
"Ruangan kepsek dimana ya kak?" Tanya Ine kepada Gerald.
"Lurus kedepan situ terus belok kiri." Ucap Gerald sambil menunjukkan kesuatu arah. Ine melihat apa yang ditunjuk oleh Gerald. Saat Ine berbalik ingin mengucapkan terimakasih, tetapi Gerald sudah tidak ada ditempatnya. Ine menaikan kedua bahunya berusaha tidak perduli.
Dengan langkah gontai, Ine berjalan ke ruangan kepala sekolah yang sudah ditunjukan oleh Gerald.
Tanpa disasari Ine, banyak anak-anak murid yang melihat kejadian itu sambil menatap Ine dengan tatapan tak suka dan ada yang tersenyum dengan gembiranya setelah melihat kejadian itu, tetapi Ine tidak perduli dengan murid-murid itu lagi pula Ine sudah biasa menjadi pusat perhatian.
Ine pun melanjutkan perjalanannya.
Tok, tok, tok.
Suara pintu diketuk dan selanjutnya terdengar suara pintu dibuka oleh seseorang.
"Permisi pak, bu," ucap Ine sopan ke pada beberapa guru yang ada didalam ruangan kepala sekolah.
"Oh, kamu Ine yang anak pindahan dari Amerika itu ya?" Tanya seorang guru pada Ine.
Ine mengangguk dan tersenyum simpul kepada guru-guru yang ada disitu dengan ramah.
"Mari ibu antar ke kelasmu. Kamu belum tau kan dimana kelasmu? Oh ya nama ibu Prisca," tanya guru itu, lalu memperkenalkan namanya yang bernama Prisca.
"Iya bu," sahut Ine singkat.
Disaat bel berbunyi pertanda jam pertama dimulai, semua murid-murid masuk ke kelas mereka masing-masing sambil berlarian. Saat dijalan bu prisca berhenti di depan kelas yang tertulis 10 IPS 1 dipapan atas pintu yang berada didepan kelas itu.
Ine berdiri diluar menunggu bu Prisca yang sedang berbicara dengan salah satu guru yang ada di dalam kelas itu. Saat bu prisca selesai berbicara dengan guru yang ada didalam kelas itu bu Prisca mendekati Ine.
"Ine, ayo masuk," ajak bu Prisca kepada Ine. Dengan langkah santai Ine masuk sambil berpandangan lurus.
"Murid-murid hari ini kita kedatangan murid baru. Ine ayo perkenalkan dirimu," kata bu Prisca kepada anak-anak yang ada dikelas itu dan juga berbicara kepada Ine.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Love
Teen FictionBerawal dari seorang anak baru yang cantik berhasil mencairkan dinding es milik most wanted SMA Harapan Jaya yang bernama Gerald. Gerald menyukai Ine secara diam-diam begitu juga sebaliknya. Tapi bagaimana si Gerald most wanted itu belum pernah paca...