Chapter 26: khawatir

5.4K 247 0
                                    

Kini Ine sedang berjalan, tujuannya adalah taman belakang sekolah. Ine berjalan dan diikuti oleh Jason dari belakang.

"Lo ngapain?" Tanya Ine yang sadar diikuti seseorang.

"Ngikutin lo lah!" Ucap Jason santai.

Ine membalikan tubuhnya menatap Jason dengan tatapan heran, lalu Ine mendekati Jason tepat dihadapan Jason.

"Mau gue bilangin bang Enzo gak?" Bisik Ine tepat ditelinga Jason, dengan senyum didalam hatinya.

Jason bergedik takut dengan ucapan Ine yang terdengar jelas ditelinganya. Jason sangat takut bila harus berurusan dengan Enzo dan kawan-kawannya.

"Nggak deh Ne! Gue duluan yak!" Ine memandang jason yang berlari menjauhi dirinya. Ine hanya bisa tertawa geli melihat tingkah Jason yang takut pada kakaknya.

"Hei! Sendirian aja? Mau gue temenin?" Ine membalikan tubuhnya menatap Gerald yang juga sedang menatapnya.

Tatapan mereka terkunci. Gerald mengunci mata indah milik Ine. Tatapan mereka memang cukup lama. Ine menatap mata elang milik Gerald sangat dalam. Tiba-tiba Ine yang tersadar pun langsung mengalihkan pandanganya kearah lain, dan malu untuk menatap kembali mata milik Gerald.

Ine diam seribu bahasa, tak bisa berkata apapun karena malu. Ine merasa pipinya memenas dan ia yakin pipinya sudah memerah seperti kepiting rebus.

"Yuk! Gue temenin. Lo mau ketaman belakangkan?" Tanya Gerald masih dengan menatap wajah Ine.

"Eh? Yuk!" Ucap Ine yang baru saja tersadar dari lamunannya.

Ine dan Gerald berjalan berdua, mengarah pada taman belakang sekolah. Ine berjalan sambil menundukan kepalanya, malu memikirkan kejadian tadi yang terus terngiang-ngiang dikepalanya. Gerald yang sadar akan tingkah laku Ine, langsung merangkul Ine lalu tersenyum. Ine sangat terkejut dengan perilaku Gerald yang membuat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.

"Ger?" Tanya Ine memastikan bahwa Gerald sadar dengan perilakunya.

"Kenapa? Gak boleh sama pacar sendiri?" Tanya Gerald dengan senyum jailnya.

Deg!

Ine lebih terkejut lagi saat mendengar kata yang sangat ia nanti-nantikan dari dulu, keluar langsung dari mulut Gerald. Ine mematung ditempat, tak bisa bergerak. Gerald berhenti mengikuti Ine yang juga berhenti.

"Just kiding! Hahaha..." Tawa Gerald pecah walau hatinya juga hancur dengan mengatakan kata-kata itu.

'Gue kira lo emang sayang sama gue' batin Ine kecewa.

'Gue pengennya, apa yang gue omongin emang terjadi'  batin Gerald berseru.

"Yaudah yuk!" Ine melepaskan rangkulan Gerald pada pundaknya lalu berjalan cepat menuju taman belakang sekolah.

Ine merasa hatinya hancur seketika saat mendengar kata-kata yang dilontarkan oleh Gerald. Tapi ia bisa apa? Gerald juga bukan siapa-siapanya, Gerald hanya GEBETANNYA.

Ine belari lalu duduk dikursi taman tepat dihadapan danau buatan. Gerald menghampiri Ine yang sedang memainkan batu putih yang terdapat dipinggir danau buatan.

"Indah ya?" Tanya Gerald yang sudah duduk disamping Ine.

"Iya,"

"Gue mau nanya sesuatu, boleh?" Tanya Gerald dengan wajah serius.

"Bo-boleh, mau nanya apa?" Tanya Ine yang mulai gugup seketika.

'Jangan nervous Ine' batin Ine menenangkan dirinya.

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang