Chapter 43: Trauma

4.7K 197 0
                                    

Sepulang sekolah, Ine dan kedua kakaknya pergi meninggalkan sekolah, lalu mengarah ke rumah mereka.

"Bang!" Panggil Ine yang membuyarkan konsentrasi Frankie saat sedang menyetir mobil.

"Apa?" Tanya Frankie tanpa mnengok Ine karena ia mencoba memfokuskan dirinya lagi.

"Aku besok tinggal di luar negeri ya?" Tanya Ine dengan suara yang memelan.

Ketika itu Frankie memberhentikan mobilnya dan Enzo yang sedang bermain ponselnya kini menatap Ine dengan tatapan kesal.

"Apa? kamu mau apa?" Tanya Frankie yang sudah tak memperduliakan beberapa pengendara yang menggerutu juga mengklaskson.

"Pinggirin dulu mobilnya bang!" Ucap Ine dengan suara nyaring dari belakang Ine.

"Kamu mau apa?" Tanya Frankie sekali lagi.

"Pinggirin dulu bang!" Ucap Ine membuat Frankie menurutinya.

Saat sudah dipinggir jalan, Ine langsung menatap kakaknya dengan serius.

"Aku mau sekolah diluar negeri bang," ucap Ine dengan wajah memelas.

"Gak! Kamu minta yang lain dong! Abang akan turutin apapun kemauan kamu, tapi jangan permintaan kayak gitu!" Ucap Frankie sambil menatap Ine tak kalah serius.

"Please bang! Sekali ini aja!" Pinta Ine lagi dan lagi.

"Gak!" Frankie kembali melanjutkan perjalanannya.

Ine menghembuskan nafasnya, ia pasti sudah tau jawaban abangnya yang satu ini. Frankie memang sangat susah untuk dibujuk.

"Kalau kak Enzo, bolehin aku sekolah diluar gak?" Tanya Ine bak anak kecil.

Enzo yang duduk dibelakang langsung memajukan wajahnya untuk melihat wajah adiknya.

"Kita udah tiga tahun lebih, pisah dek! Masa mau pisah lagi?" Ine ingin sekali berteriak sekarang.

Kedua kakaknya ini pasti sangat mempunyai banyak alasan untuk membuat adiknya tak bisa berkata apa-apa. Memang kenyataanya Ine telah berpisah lama dengan kedua kakaknya, tetapi ini demi kebaikannya, juga untuk mencoba melupakan seorang yang mungkin sudah melupakannya sekarang.

"Pelit!" Ucap Ine dengan tangan yang berlipat didada.

Diperjalanan, Ine terus mendiami Enzo dan Frankie karena masih marah pada mereka berdua.

Sampainya mereka dirumah, Ine langsung turun, lalu berlari memasuki rumahnya dan saat ia memasuki rumahnya, pandangannya tiba-tiba menjadi tatapan orang kebingungan.

Sebuah dua koper besar sudah ada diruang tamunya. Siapa yang datang? Banyak pertanyaan yang berputar dikepalanya sekarang.

"SURPRISE!" Teriak dua orang paruh baya dengan senyum mereka yang tercetak lebar.

"Huaaa! Mom! Dad!" Ine pun berpelukkan dengan kedua orang tuanya.

"Waduh ada apa nih?" Enzo masuk dengan kening yang berkerut.

"Mom! Dad!" Teriak Enzo sambil berlari memeluk kedua orang tuanya.

"Auntie sama uncle kapan datang?" Tanya Frankie dengan tatapan bingung.

"Dari tadi," ucap Rossi.

"Kok gak kasih tau aku? Biar aku jemput aunt," ucap Frankie yang merasa bersalah.

"Kan mau kasih surprise Fran! Masa iya kita bilang-bilang," ucap Oliver sambil menatap keponakannya yang sedikit miring otaknya.

"Kalian disini baik-baik aja kan?" Ketiga kakak beradik itu diam dan tak berkata apapun.

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang