Extra part 3

6.3K 212 0
                                    

"Hukuman dari kamu apa?" Tanya Gerald yang benar-benar sudah pasrah dengan istrinya.

Bukannya menjawab, Ine memilih pergi meninggalkan Gerald diruang tamu sendirian.

"Ne!" Ucap Gerald yang sedikit meninggikan suaranya, karena Ine sudah lebih menjauh darinya.

Gerald berlari mengikuti Ine, lalu memeluknya dari belakang.

"Maaf ini aku ya? Masa belum dimaafin sih! Maafin ya!" Ucap Ine sambil menaruh dagunya dibahu Ine.

Seperti awalnya, Ine tetap diam tak menjawab.

Ine terus berjalan memasuki kamarnya, dan tak memperdulikan Gerald yang mengikutinya dan masih dengan posisi awal, memeluk Ine.

"Jangan diemin aku kayak gini dong!" Ucap Gerald sambil melepaskan pelukannya.

"Kamu kenapa sih?! Udah makan belum? Kamu masih demam loh, by," ucap Gerald sambil menatap Ine yang berjalan menuju lemari mereka.

"Kamu ngapain?"

'BERAK!' Batin Ine berteriak kesal.

"Ne! Udah dong!" Kesal Gerald.

Dengan cepat, Ine masukkan bajunya kedalam kamar mandi dan mengunci pintu kamar mandi.

Gerald menghembuskan nafasnya berat, lalu pergi keluar dari kamarnya, dan mempersiapkan makan malam untuk dirinya dan Ine.

Disisi lain, Ine telah membersihkan dirinya dan menggunakan daster tipis berwarna coklat yang membalut di tubuh mungilnya.

"Huh!" Ine menghembuskan nafasnya.

"Mau durian!" Ine merengek sendiri.

Sebenarnya Ine sangat ingin memberitahu Gerald jika ia sedang menginginkan durian, tetapi rasa gengsi yang ada pada dirinya terlalu besar.

Akhirnya, Ine memutuskan untuk menghubungi Nevan, karena hanya Nevan lah yang belum memiliki anak dan istri. Nevan hanya fokus pada karirnya.

"Halo!"

'Apa?'

"Beliin gue durian dong!"

'Ini malem Ne! Susah nyari durian kalau malam-malam gini.'

"Tapi gue ngidamnya durian!"

'Lo lagi ngidam? Siap deh! Gue otw kesana, tunggu yak!'

"Ya, thanks!"

Panggilan pun Ine putuskan.

"Kamu mau durian? Kenapa gak minta sama aku aja?" Tanya Gerald yang baru datang.

Ine terkejut, lalu denga cepat memasang kembali wajah datarnya.

Seperti biasa, Ine tak menjawab pertanyaan dari Gerald. Ine yakin dengan cara ini ia bisa menghukum dan mencoba memaafkan Gerald dengan tulus.

"Ne! Aku suami kamu! Bukan Nevan! Kamu seharusnya minta sama aku." Gerald menggosok wajahnya dengan telapak tangan.

Ine mencoba tak perduli dengan Gerald, karena jika ia memasukkan kata-kata Gerald yang membentaknya tadi ke hati, maka ia akan kembali marah kepada Gerald.

"Maafin aku ya? Ne ayolah, jangan bikin aku jadi sengsara gini." Gerald pusing dengan kelakuan Ine yang seperti ini.

"Kamu terlalu siksa aku, Ne! Udahlah! Yang terpenting sekarang kamu makan, aku udah siapin buat kita makan malam." Bukannya menatap Gerald, Ine memilih merapihkan tempat tidurnya yang berantakan.

"Maaf gak aku bersihin, aku lupa kalau pembantu kita lagi pergi ke kampungnya," ucap Gerald.

"Kamu gak pa-pa kan? Sekarang Ayuk makan! Kamu masih demam," ucap Gerald sambil menaruh telapak tangannya di kening Ine.

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang