"Mampu tersenyum ketika segala sesuatu dalam dirimu terluka, adalah sebuah bukti seberapa kuat kamu menjalani hidup ini"
~Lorenzo Salfador
~~~
Sepanjang perjalanan Ine dan Enzo untuk pulang, Ine selalu menanyakan masalah yang Enzo hadapi tadi, tetapi Enzo hanya diam dan tak bermaksud memberitahu adiknya, karena ia tahu jika ia memberitahu adiknya maka adiknya sangat sakit hati.
Namun, jika Enzo tidak memeberitahu adiknya maka hal itu membuat hubungan adiknya dengan Gerald malah semakin buruk. Enzi harus tau siapa yang menyebarkan foto itu dan ia harus memberitahu adiknya untuk tidak berdekat dengan Edween walau ia sudah memaafkan Edween.
"Dek," panggil Enzo dengan hati-hati.
"Ya kak? Udah bisa cerita?" Tanya Ine dengan sangat pelan, juga dengan rasa penasarannya.
"Udah, tapi kamu harus janji untuk maafin orangnya, ya?" Ucap Enzo sambil menaiki kelingkingnya.
"Gak bisa gitu kak! Aku harus tau apa yang terjadi dulu, baru aku bisa memutuskan dia itu pantas untuk dimaafkan atau tidak," ucap Ine sambil mendorong pelan kelingking Enzo kebawah.
"Yaudah, tapi kamu gak boleh benci sama dia ya?" Ucap Enzo yang mendapatkan anggukan dari Ine.
"Edween..." ucap Enzo sambil memberhentikan mobilnya dipinggir jalan dengan hati-hati.
"Mana? Edween? Edween dimana? Gak ada kok kak," ucap Ine sambil menajamkan pandangannya untuk mencari Edween.
"Edween yang kirim foto itu," ucap Enzo dengan wajah serius.
Detik itu pun Ine langsung menegang ditempat dan tak bisa berkata apapun. Ine memegang dadanya karena terkejut dengan ucapan Enzo.
Edween? Lagi? Setelah mendengar jika Edween memfitnahnya ternyata Edween juga yang membuat hubungannya dengan Gerald hancur. Sebodoh itukah Ine? Hingga ia bisa nyaman dengan seseorang yang telah membuat hubungannya hancur.
"Dek...dek!" Panggil Enzo menyadarkan adiknya.
"Yak, kak?" Tanya Ine saat sudah sadar.
"Kakak udah bilang kamu gak boleh benci sama Edween," ucap Enzo pada Ine yang sangat tidak tega saat melihat wajah kesakitan adiknya.
"Kamu harus menyelesaikan masalah dengan kepala dingin jangan gagabah," lanjut Enzo masih sambil menatap adiknya.
"Setidaknya kamu masih punya kakak, abang Rankie, Nevan dan ketiga teman kamu," ucap Enzo sambil mengacak-acak rambut adik kecilnya.
Ine tersenyum, senyum tulusnya. "Iya kak, aku masih punya zozo dan yang lain kok."
"Kakak bangga punya adik kayak kamu," ucap Enzo tersenyum dan mencium kedua pipi adiknya.
"Me too!" Ucap Ine girang juga senyum manisnya.
"Mampu tersenyum ketika segala sesuatu dalam dirimu terluka, adalah sebuah bukti seberapa kuat kamu menjalani hidup ini," ucap Enzo sambil membuka kedua tangannya dan saat itu juga Ine masuk kedalam pelukan kakaknya.
"Aku kuat kok buat ngejalanin hidup ini, aku bukan perempuan lebay yang abis diputusin langsung bunuh diri, kak. Aku benar-benar gak selebay itu kak," ucap Ine sambil mencubit punggung kakaknya.
"Hehe...tapi kamu kayak udah putus asa gitu," ucap Enzo sambil terkekeh.
"Enak aja! Enggak tau!" Ine tak terima dengan ejekkan kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Love
Teen FictionBerawal dari seorang anak baru yang cantik berhasil mencairkan dinding es milik most wanted SMA Harapan Jaya yang bernama Gerald. Gerald menyukai Ine secara diam-diam begitu juga sebaliknya. Tapi bagaimana si Gerald most wanted itu belum pernah paca...