Gerald mendekap perempuan itu dengan erat membuat perempuan itu merasa susah untuk bernafas, lalu mencoba melepaskan pelukannya terhadap Gerald.
"Jangan kemana-mana lagi ya?" Ucap Gerald lembut tepat ditelinga perempuan itu.
"Iya tapi lepas dulu ya, sesak nih,"
"Hehe...iya maaf," ucap Gerald dengan kekehan lalu melepas pelukannya.
"Lo?" Harvey membuka suara.
"Kenapa?" Tanya perempuan itu.
"Gak suka aku ada disini? Yaudah pergi lagi deh." Lanjut perempuan itu lalu berjalan meninggalkan teman-temannya.
Baru satu langkah perempuan itu berjalan, ia merasakan pelukan ya sama eratnya seperti Gerald memeluknya, tapi kali ini dia merasakan 2 orang yang mendekapnya.
"Kehilangan banget," ucap Enzo dengan nada manja.
"Kangen deh sama kalian berdua, kangen pake banget!" Ucap perempuan itu lalu mempererat pelukannya.
"Don't leave me again, please!" Ucap Frankie dengan lembut.
Ine melepas pelukannya lalu menghadap ke arah Nevan yang bersama Rani dengan wajah mereka yang pucat.
"Lo berdua udah ngelarang gue ketemu sama kakak gue dan temen-temen gue! Gue turutin. Lo ngelarang gue kontak-kontakan dengan orang yang deket sama gue! Tetep gue turutin! Gue merasa mau balas budi sama lo dan lo bilang kalau biar gue bisa balas budi dengan cara jadi tunangan lo! Tetep gue turutin. Cuma satu yang gue minta, yaitu jangan pernah lo sentuh tangan lo diwajah kakak gue tapi apa? Lo malah mau mukul kakak gue dengan tangan busuk lo itu! Mulai hari ini gue gak mau jadi tunangan lo lagi!" Ucap Ine, lalu melepaskan cicin yang melingkar dijari manisnya dan melemparkannya dijalanan.
"Lo gak bisa gitu dong!" Ucap Nevan dengan amarahnya.
"Lo gak bisa gitu, cewe gampangan!" Ucap Rani pada Ine, yang dimaksud perempuan itu adalah Ine.
"Lo bilang apa ke adek gue?" Marah Enzo.
Plaak..
Satu tamparan mendarat mulus dipipi kiri Rani. Bukan Ine yang menamparnya, tetapi Grace. Ya Grace yang menampar Rani karena tak bisa menahan amarah yang ditahannya dari tadi.
Rani memegang pipi kirinya karena merasa perih. "Lo apa-apaan sih?!"
"Mulut lo gak bisa dijaga yah?!" Kesal Grace.
Rani mengangkat tangannya ingin menampar pipi Grace, tapi tangannya dicekal oleh Ine terlebih dahulu.
"Singkirin tangan lo dari wajah sahabat gue!" Bentak Ine, lalu menghempaskan tangan Rani kebawah.
"Ine!" Tegur Nevan.
"Apa?!" Bentak Ine sambil melototkan matanya pada Nevan.
"Lo gak tau terimakasih banget sih!" Ucap Nevan kesal.
"Gue udah berusaha buat bales budi ke lo dan adek lo, tapi lo malah ngelanggar perjanjian kita jadi gue gak perlu berterimakasih ke lo, karena lo yang udah ingkar perjanjian," ucap Ine dengan santainya.
"Oke, gue mau nanya. Lo kenapa disini? Gue nyuruh lo nunggu dirumah," ucap Rani
"Gue punya Bila jadi gue bisa tau dimana keberadaan lo semua," ucap Ine yang menunjuk semua sahabat dan kakak-kakaknya.
"Sekarang kamu pulang duluan!" Tegas Enzo.
"Iya kak," ucap Ine, lalu mencium pipi kakaknya dan meninggalkannya.
"Kak Ranki tolong lo anter Ine ke mobil!" Tegas Enzo lagi.
Frankie menganggukan kepalanya lalu berjalan sambil menarik tangan Ine membawa Ine ke parkiran mobilnya. Frankie tau Enzo akan berbuat sesuatu pada Nevan, maka dari itu Frankie dengan cepat membawa Ine ke parkiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Love
Teen FictionBerawal dari seorang anak baru yang cantik berhasil mencairkan dinding es milik most wanted SMA Harapan Jaya yang bernama Gerald. Gerald menyukai Ine secara diam-diam begitu juga sebaliknya. Tapi bagaimana si Gerald most wanted itu belum pernah paca...