Chapter 15: beach

9.2K 375 4
                                    

Sepulang sekolah Ine langsung menyiapkan barang-barangnya untuk acara nanti malam. Ine membawa banyak snack untuk makanan disana.

Tok, tok, tok

"Ine? Kamu ada didalam? Kakak masuk ya?" Ucap Frankie dari luar kamar Ine bersama Enzo.

"Iya kak masuk aja gak dikunci kok!" Teriak Ine kencang membuat Frankie dan Enzo menutup telingannya dengan kedua tangan mereka masing-masing.

Enzo membuka pintu kamar Ine dan langsung masuk bersama Frankie. Tanpa aba-aba Enzo membanting tubuhnya di tempat tidur Ine yang sudah rapih. Perilaku Enzo membuat muka Ine merah menahan emosi.

"Nyamannyaz" ucap Enzo sambil merentangkan tangannya dengan posisi tengkurap.

"Anjiir! Gue baru beresin kasur gue! Udah lo berantakin lagi! Tai lo kak!" Kesal Ine sambil memaki sang kakak.

"Eh! Ngomongnya!" Tegur Frankie pada Ine.

"Hehe...maaf kak keceplosan," ucap Ine sambil tersenyum dan menggaruk-garuk kepalanya.

"Kakak sih! Aku jadi dimarahinkan!" Sewot Ine pada Enzo yang masih tidur di tempat tidur Ine.

"Wleeee..." Ucap Enzo sambil memeletkan lidahnya pada Ine.

Ine mengerucutkan bibirnya dan langsung mengambil sapu dibelakang pintu kamarnya. Diam-diam Ine mengambil posisi berdiri dibelakang Enzo dan memukul paha Enzo berulang-ulang kali membuat Enzo melompat dan merasa kesakitan dibagian kaki dan pahanya.

Frankie tertawa kencang melihat Enzo yang dikejar dengan sapu yang dipegang Ine. Tanpa mereka sadari Frankie diam-diam merekam kejadian yang ditimpa Enzo.

~~~

Dilain tempat Gerald sedang membereskan barang-barang yang akan dia bawa, karena dia tau acara malam ini pasti mereka akan sampai tengah malam. Gerald bukan orang yang rumit maka dari itu Gerald menyiapkan semuannya dari siang, jadi nanti sore dia tidak perlu menyiapkan lagi barangnya.

"Den Niel, makan siangnya udah siap!" Teriak salah satu pembantu dirumah Gerald. Sudah biasaGerald dipanggil Niel, karena nama depannya Daniel.

"Nanti kebawah!" Ucap Gerald dari dalam kamarnya.

Selesai Gerald membereskan barang-barangnya Gerald langsung menuruni tangga dan menuju ke meja makan. Di meja makan sudah ada Bram dan Vileta selaku kedua orang tuanya.

"Niel, papa hari ini gak ke kantor jadi sini makan siang bareng," ucap Vileta sambil tersenyum.

"Gak," ucap Gerald dengan wajah datarnya, Gerald mengambil makanannya dan akan berjalan menaiki tangga ke arah kamarnya.

Vileta dan Bram hanya bisa menghela nafas melihat tingkah anak satu-satunya itu. Vileta yang sudah tidak kuat dengan tingkah Gerald yang bertahun-tahun seperti ini langsung menarik tangan Gerald yang akan naik ke atas.

Prangg...

Piring yang Gerald pegang jatuh tepat di samping kaki Vileta membuat kakinya mengeluarkan banyak darah segar.

"Apa sih ma?! Kan udah Niel bilang jangan deket-deket sama Niel! Niel takut kalau nasib mama dan Audrey sama!" Ucap Gerald membentak Vileta dengan air matanya yang sudah turun.

"Tapi mama gak bisa liat kamu lakukan kayak gini buat keluarga kita. Itu cuma masa lalu kamu! Mama gak mau kehilangan kamu seperti mama kehilangan Audrey! Karena cuma kamu anak satu-satunya mama sekarang!" Ucap Vileta yang sudah menangis deras.

Tes..

Satu tetes air mata lolos dari pelupuk mata Gerald membuat Vileta dan Bram kaget.

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang