Sepulang sekolah Ine berlari menuju parkiran dengan kencang sesuai dengan janjinya akan pulang bersama Gerald. Sesampainya Ine diparkiran, Ine berhenti saat melihat seorang laki-laki yang menunggu seseorang sambil menyenderkan dirinya disamping motor miliknya. Tak terasa sebuah senyum manis tercetak diwajah Ine, dengan cepat Ine berjalan mendekati laki-laki itu.
Merasa didekati orang, Gerald pun membalikkan tubuhnya hnya dan menangkap sosok Ine dengan senyum manisnya. Gerald pun ikut tersenyum karena Ine. Senyum Ine bagaikan virus yang langsung menyambar ke Gerald.
"Hai," sapa Ine masih dengan senyumnya.
"Hai, langsung aja yuk!" Ucap Gerald yang langsung menaiki motornya.
Ine melongo menatap Gerald tak percaya dengan balasan Gerald. Tak kunjung mendapat respon, akhirnya Gerald menarik Ine menaiki motor kesayangannya.
Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, mereka pun sampai dirumah Ine dengan keadaan baik-baik saja. Ine turun dari atas motor Gerald, lalu mengusap rambutnya yang sedikit berantakan karena tertiup angin. Gerald merasa gemas melihat Ine yang sedang merapihkan rambutnya. Gerald mengangkat tangannya lalu mengacak-acak rambut Ine. Ine menggerutu kesal dengan kelakuan Gerald yamg mengacak-acak rambutnya.
"Ih! Kan jadi berantakan!" Kesal Ine pada Gerald sambil merapihkan kembali rambutnya.
"Lucu!" Ucap Gerald sambil memandang ke arah lain.
"Makasih," ucap Ine dengan senyum malu-malu.
"Maksud gue anjing itu, yang dibawa sama majikannya, tuh!" Ucap Gerald sambil menunjuk seorang bapak-bapak yang membawa hewan peliharaannya kebetulan memang membawa anjing.
Ine salah tingkah, merasa malu, dan juga kesal dengan Gerald. Ine memukul bahu Gerald berulang kali dengan sangat kencang membuat Gerald meringis kesakitan sambil memegangi bahunya.
"Ekhem..." deheman Harvey membuat kegiatan Ine dan Gerald berhenti seketika dan merasa malu.
"Dari tadi ditungguin didalem, malah pacaran berdua!" Lanjut Harvey didepan pintu sambil berkacak pinggang.
"Ganggu!" Kesal Gerald pada Harvey.
"Weits...santai dong! Pacar lo aja gak marah!" Protes Harvey dengan senyum tanpa dosanya.
Ine berlari meninggalkan 2 manusia yang membuatnya ingin mencabik-cabik sesuatu. Ine memasuki rumahnya dengan wajah merah padam menahan malu dan menahan kemarahan. Semua sahabat Ine yang melihat kelakuan Ine sangat bingung, mereka melemparkan pandangan satu sama lain.
"Lo kenapa?" Tanya Olive sambil mengerutkan keningnya bingung.
"Tanya aja sama manusia yang ngeselin itu!" Kesal Ine sambil menunjuk Gerald dan Harvey yang baru saja memasuki rumahnya.
Ine berjalan meninggalkan sahabat-sahabatnya karena melihat Harvey dan Gerald. Baru menaiki 2 anak tangga, tetapi langkahnya terhenti saat mendengar perkataan yang dilontarkan oleh Grace.
"Siang-siang gini enaknya makan coklat kacang Mede nih!" Teriak Grace kencang, tujuannya agar Ine dapat mendengarnya.
Ine membalikan tubuhnya, berlari kencang pada Grace, lalu memeluk Grace dengan erat.
"Enak banget! Apa lagi kalau dibeliin ice-cream rasa vanilla," ucap Ine dengan senyum tanpa dosa yang snagat setia padanya.
"Gue akan kasih itu semua buat lo, tapi..." Grace sengaja menggantung ucapannya agar Ine penasaran.
"Tapi apa?" Tanya Ine tak sabar lagi menikmatu semua makanan kesukaanya.
"Lo mau cerita ke kita tentang kejadian dipesawat itu!" Ucapan Niko membuat Ine terdiam memikirkan sesuatu, lalu mengangguk. Demi ice-cream dan coklat kesukaannya, Ine rela memberi apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Love
Novela JuvenilBerawal dari seorang anak baru yang cantik berhasil mencairkan dinding es milik most wanted SMA Harapan Jaya yang bernama Gerald. Gerald menyukai Ine secara diam-diam begitu juga sebaliknya. Tapi bagaimana si Gerald most wanted itu belum pernah paca...