Semenjak kepergian eyang, mimpi yang kudapatkan tak lantas menghilang. Ia melekat erat dalam benakku. Aku ingat kata eyang, bahwa mungkin saja mimpi itu memiliki sebuah tujuan. Kini tujuan itu telah tercapai.
Kutuliskan segala apa yang kuingat dalam mimpiku, menjadi kumpulan kata yang kini telah selesai kalian baca. Mungkin aku tak pandai merangkai kata. Namun percayalah, kisah yang kutulis adalah nyata bagiku. Meskipun fiksi bagi kalian.
Kalian tak akan pernah menemukan nama mereka. Karena mereka adalah kumpulan pahlawan tak dikenang. Meski mereka tak tercatat menjadi bagian sejarah, tapi aku mampu mencatatkan nama mereka dalam sejarahku.
Selamat jalan, Pahlawanku.
Selamat jalan, Saripku.
Selamat jalan, Sameeraku.
Salam rindu dari cicitmu,
Sukma
KAMU SEDANG MEMBACA
De Trein van De Dood [Einde]
Fiksi SejarahBersama dengan Sameera? Ya, memang itulah harapan Sarip. Namun, haruskah ia korbankan perjuangan kawan-kawannya untuk merebut kembali kemerdekaan hanya demi cinta seorang gadis? ***** Kemerdekaan memang telah diproklamirkan. Namun, penjajahan masih...