Episode: 88,56,32 (8)

2.1K 178 3
                                    


2017.

"Terus kamu tega biarin aku nunggu kamu selama ini, Than?"

Ethan memarkirkan mobilnya di depan rumah Lena yang sudah ramai. Beberapa teman mereka sudah terlihat duduk di teras rumah memainkan hp. Ethan menarik tangan Lena untuk mengajaknya keluar. "It's worth the wait, Len..."

"Kamu tau kita punya anak tapi kamu gak datengin, aku?" 

Baiklah, sekarang Lena marah kepadanya. Ethan memilih keluar dari mobil dibanding menjawab pertanyaan Lena. Baru ketika dia sampai di depan kap mobil, Lena sudah keluar dari mobilnya dan berjalan cepat menghampiri Ethan. Nyaris saja dia terkena tamparan Lena kalau dia tidak berhasil menangkap tangan kecil itu. "Len!"

"Aku hampir mati ngelahirin anak kita dan kamu gak cari aku setelah kamu tau kamu punya anak?!"

"That's why i'm tellin you to calm down. Nanti aku jelasin semuanya, kita masuk dulu..."

"No, way!!! Jelasin sama aku sekarang!"

Ethan menghela nafasnya dengan kasar, menghampiri Lena yang masih berdiri di depan teras. Mereka dipandangi semua orang sekarang. Beberapa saudara Lena yang datang juga terbengong melihat Lena yang sudah melipatkan tangannya di depan dada menuntut penjelasan kepada Ethan.

"Time is ticking, Ethan..."

Ethan menghampiri Lena, dia berlutut begitu saja dan mengambil satu tangan Lena

Lena yang diperlakukan begitu, membelalakan matanya dengan terkejut, "Than..."

"Lena i'm sorry. Aku tau aku gak disana waktu kamu butuh aku, but if you ask me why i didn't came after you it was because..." Ethan menoleh ke teras rumah Lena yang sudah ada orang tua perempuan itu, dengan Mama Lena menggendong putri mereka, dia beralih menatap Lena yang terkejut dan menatapnya kembali, "Aku pulang ke rumah kamu, minta kamu sama orang tua kamu sambil bawa anak kita..."

Pandangan Lena mengabur karena air matanya sekarang. Jangan bilang Ethan sudah mengatakannya kepada kedua orang tuanya.

"Aku bilang aku mau menikah sama kamu dan mereka tanya bagaimana kejadiannya. Aku jelasin semuanya, sampe masalah Adam sama Janet yang asuh anak kita. Tiga bulan pertama aku diusir dan mereka bersikeras ketemu kamu. Tapi Theon berhasil bilang sama mereka supaya kamu fokus dulu selesein kuliah kamu dan aku disuruh nunggu dan selesaiin urusan aku semuanya di Singapur. Aku gak boleh ketemu kamu sama anak kita sampai urusan aku selesai dan sampai kamu selesai kuliah. That's why i'd never came to you, Lena..."

Lena terisak dengan satu tangan yang membekap mulutnya. Tapi Ethan tersenyum kepadanya, mengeluarkan satu buah cincin dan memasangkannya di jari manis Lena.

"Lena... Jangan tolak aku, ya? Kamu tau kan aku udah nunggu kamu berapa lama?"

"Than..." isak Lena sambil menganggukkan kepalanya

"Aku minta maaf. Dua tahun lalu aku ninggalin kamu tanpa jelasin apa-apa karena aku pikir kamu masih sayang sama Adam. Kamu nangisin Adam padahal disitu ada aku..." Ethan menggenggam tangan Lena dengan lembut, "Lupain yang pait-pait ya, Len. Mulai yang baru lagi sama aku..."

Lena menganggukkan kepalanya kemudian. Dan pria itu bangkit lalu memeluknya dengan erat. Lena menangis begitu saja di pelukkan Ethan yang hangat. Dia tidak menyangka Ethan menemui keluarganya dan mengatakan semuanya. Tidak menyangka keluarganya tidak mengatakan apa-apa kepadanya. 

Papa Lena menghampiri mereka dan berdehem sampai kedua anak itu melepaskan rangkulan mereka. "Ethan. Jadinya mau menikah di teras rumah apa di dalam? Pendeta sudah nunggu di halaman belakang..."

"Papa maksudnya apa?" Lena bertanya dengan kebingungan

Papanya tersenyum dan menepuk bahu Ethan, "Masuk dulu, sahkan hubungan kalian baru peluk-peluk anak Papa..."

Semua orang tersenyum kepada Lena dan Papanya juga meninggalkannya, sementara Lena menatap penuh tuntutan kepada Ethan meminta penjelasan.

"Ah, kan aku bilang aku minta nikahin kamu, Len..." Ethan meraih pinggul Lena dan mengajaknya masuk, "Kejutan ini, sekalian acara pernikahan kita gak apa-apa kan? Gak usah ganti kebayanya, nanti aja gantinya pas resepsi, besok..."

"Ethan..." Lena menyerukkan kepalanya ke dalam pelukkan Ethan sekali lagi. Terisak dan merasakan Ethan menepuk-nepuk punggungnya. "Ethan jangan tinggalin aku lagi"

"Iya, Lena..." Ethan mencium puncak kepala Lena dan membekap wajah Lena dengan kedua tangannya lembut. Menghapus jejak air mata di pipi Lena dengan ibu jarinya, "Ayo, ketemu pendeta dulu..."

Lena menganggukkan kepalanya. Mengikuti langkah Ethan memasuki rumah dan melihat sebagian keluarga besarnya sudah di dalam sana. Papanya juga Mamanya sudah berapa di undakan menuju satu altar sederhana dengan pendeta yang berdiri di sana.

Lena dan Ethan mencium pipi putri mereka sebelum akhirnya Ethan berjalan menuju Altar. Lena menghela nafas, menggandeng tangan Papanya dengan gugup. Dia menangis ketika Janet dan Maya memberikan buket bunga serta flowers crown untuk Lena pakai. Papanya membelai lengan putrinya dan tersenyum menenangkan.

"Lena, Papa bangga sama kamu..." Lalu Papanya memandang lurus ke depan. "Semoga perjuangan Ethan mendapatkan kamu terbayar ya, Len..."

"Papa, maaf..."

"Ayo..."

Lena berjalan dengan wajah yang tegak dan matanya tertuju pada satu orang yang selalu menjadi doanya setiap malam. Ethan tersenyum dengan satu tangan yang siap menyambutnya ketika Lena tiba di Altar. Mereka saling menatap setelah pendeta meminta mereka untuk membacakan janji. 

Tepuk tangan bergemuruh ketika akhirnya kedua anak manusia itu saling mengikat janji satu sama lain. Lena memekik ketika Ethan membopongnya begitu saja. Mama dan Papanya menghampiri, menyerahkan putri mereka ke dalam gendongan Ethan yang nyaris saja menangis mendapatkan putrinya. Lena juga sama saja, dia meneteskan air mata sewaktu Ethan menciumi putri mereka.

Usai sudah penantian Lena dan Ethan.


Episode 88,56,32
Complete 
❤️️

Episode 88,56,32Complete ❤️️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang