Anjar menghentikan langkahnya ketika mendengar pertanyaan Arumi yang terlihat begitu terluka kepada mantan istrinya. Dia mendengar pertanyaan terakhir putrinya dengan sangat jelas.
Pria itu memilih berjalan dengan pelan mendekati meja tersebut dan berdiri di samping kursi Ayu. "Rumi..." panggilnya membuat ketiga anak mereka memandang dirinya dengan terkejut, "Pada bahas apa sih? Kok Papa denger benci-benci"
Ayu menghela nafas. Dia cukup terkejut mendengar Anjar datang dengan tiba-tiba dan sekarang pria itu duduk di sampingnya. "Baru dateng, kamu?"
"Hm..." Anjar tidak menjawabnya, "Yesa..."
"Aku mau ke toilet" Ayesha memilih kabur dari pembicaraan ini. Dia segera berdiri dan berjalan meninggalkan meja itu begitu saja menjauh
Ardan melirik Papanya sebentar. Anak laki-laki yang masih kelas 1 smp itu akhirnya memutuskan untuk bicara setelah berdiri dari duduknya, "Aku temenin kayes"
Anjar melihat putranya berlalu. Tidak bisa banyak bicara karena kedua anaknya itu memang agak memusuhinya sejak mereka berdua melihat Anjar dan Ayu sering bertengkar.
"Rumi juga mau ke kamar mandi sama Kayes Kadan..."
"Rumi..." Anjar menahan lengan putri kecilnya. Dia tersenyum kemudian berkata kembali ketika putrinya itu melotot, "Kamu mau tempura? Papa pesankan sekarang, ya?"
"Gak..."
Jawaban cepat itu membuat Ayu dan Anjar menatap putri bungsu mereka dengan bingung. Arumi itu sangat menyukai udang tempura dan akan sangat aneh melihat anak ini menolak makanan kesukaannya.
"Sayang..." Ayu beralih kepada paper menu dan menunjuk lunch set yang selalu menjadi kesukaan putrinya, "Rumi boleh makan ini hari ini..."
"Gak..." Arumi menggelengkan kepalanya, "Rumi mau Papa sama Mama maaf-maafan..."
Anjar mengerutkan keningnya. Putrinya sedang menatap dengan sedih kepadanya dan mata bundar kecil itu membuatnya merasa bersalah seketika, "Siapa yang musuhan Rumi?"
"Papa sama Mama... Makanya kalian bercerai..." kata Arumi kemudian memanyunkan bibirnya, "Kata Mamanya Kayden, Papa sama Mama cerai makanya Rumi nakal..."
Ayu menggelengkan kepalanya, "Rumi, bukan..."
"Gak... Kasian Kayes nangis tadi malem karena temen-temennya bilang Kayes anak haram..." Rumi menatap pada Papanya, "Anak haram itu apa sih, Pa? Kata-kata jahat, ya? Apa itu maksud dari Kayes suka bilang kalo Papa sama Mama gak pingin ada Kayes dihidup kalian? Berarti..."
"Rumi..." Anjar sudah berlutut kepada putrinya dan menenangkan gadis kecil itu
"Berarti Kadan sama Rumi juga gak diinginkan sama Papa sama Mama? Makanya Papa mau nikah lagi..."
"Arumi..." tegur Ayu dengan cukup tegas sehingga membuat putrinya terdiam
Gadis kecil itu memeluk ipad kakaknya dan menatap bergantian kepada Papa dan Mamanya. "Kadan sama Rumi juga anak haram, ya?"
Anjar menghela nafas kemudian menatap mantan istrinya. Dia menarik gadis kecilnya ke dalam pelukkannya dan menutup kedua telinga Arumi dengan telapak tangannya. "Yu, begini cara kamu..."
"Jar..." Ayu yang juga berlutut di sisi lainnya menatap nyalang pada pria itu. "Percuma kamu peluk anak kamu dan kamu tutupi gitu, dia masih denger kata-kata kamu"
"Ya, kamu. Kamu yang bikin mereka, aku selalu salah di mata mereka. Kamu yang begini yang bikin aku kelihatan salah..."
"Jar. Lepasin Arumi, jangan ngomong disini..."
"Kalo aja kamu denger aku buat pindahin anak-anak..."
"Dan kamu juga sama aja sibuknya, kapan kamu ngobrol sama anak kamu? Taunya nyalahin aku aja..."
"Kamu juga..."
Ayesha menarik lengan kecil Arumi dan menaruh lengannya di depan tubuh ke dua adiknya. Mereka memandang sedih kepada kedua orang tua mereka yang sudah menatap kebingungan kepada tiga anak itu.
Anjar menelan ludahnya ketika melihat ada air mata yang mengalir di pipi putri sulungnya dan Ardan yang sudah menatapnya dengan marah. Arumi kecilnya memeluk kaki kakaknya dengan ketakutan melihatnya.
Ayu juga sama saja. Melihat ketiga anaknya berdiri seperti itu dan orang-orang yang sudah menatapnya, membuatnya tersadar. Mereka adalah dua orang paling egois yang pernah ada. Bahkan disaat seperti ini pun, dirinya dan Anjar masih bisa berdebat.
"Kita pulang..." ucap Anjar kemudian berdiri dan mendekat kepada ketiga anaknya yang kompak melangkah mundur, "Sayang... Papa..."
"Aku mau balik ke pondok..." Ardan memotong ucapan Papanya
"Ardan..." Anjar berusaha bicara lagi tapi putri sulungnya memotong dengan cepat
"Aku sama Arumi pulang ke rumah eyang... Papa sama Mama bisa..." Ayesha menelan ludahnya kemudian berkata dengan pelan, "Talk like you used to"
