Episode: Heksa dan Sara 1

12.3K 533 13
                                    

Salah satu apartement studio yang paling sering ditegur oleh tetangga memiliki kira-kira paling sedikit 8 orang di dalamnya. Pagi itu, sekali lagi mereka membuat keributan dan menyebabkan mereka mendapat teguran ke sekian kalinya dari tetangga samping mereka karena acara teriak-teriak pagi di balkon dan membuat kegaduhan di lorong apartement.

Adalah Sara yang merupakan pemilik sah dari apartement tersebut dan baru saja bangkit dari kasurnya dengan sempoyongan mencari jalan menuju salah satu kamar mandinya. Setelah berhasil memuntahkan isi perutnya, wanita itu memutuskan untuk duduk lebih lama di sebelah closet sampai kemudian dia tersadar.

Kepalanya nyeri seperti dihujam bebatuan dan jarum disaat bersamaan. Perempuan itu tidak duduk lama. Dia harus meminum sesuatu untuk meredakan sakit perutnya dan juga pusing kepalanya. Sara memutuskan menuju kitchen island dan mengambil salah satu cangkirnya.

Sara berjalan menuju salah satu sofa yang sedang ditempati seseorang. Tanpa banyak bicara dia mendaratkan satu kakinya keatas punggung orang tersebut.

"Sa... Bangkit gak lo? Bangun..." Tegurnya sambil memijit kepalanya dan sesekali menyeruput minumnya

Heksa, laki-laki yang sedang tertidur dengan posisi badan telungkup itu cuma mengerang kemudian dengan tiba-tiba bangkit lalu berlari menuju kamar mandi. Memuntahkan apa yang dia perlu muntahkan.

Sara mendekat. Menunduk untuk memijit tengkuk Heksa dan menunggu pria itu hingga selesai dengan acara mengeluarkan isi perutnya.

"Eugh. Shit. Pusing gue..."

"Gue juga..." Sara menyerahkan gelas cangkirnya kepada Heksa yang ditolak laki-laki itu dengan gelengan kepala, "Minum obat apa? Lo mau obat gak?"

"Gak. Gue tidur aja. Lo ada acara apa hari ini? Gue mau nitip makan"

"Makan aja itu ada sayur bening. Bagus buat orang habis hangover"

Mata pria itu menyipit memandang Sara. "Lo pasti gak makan, kan? Lo sengaja nyuruh gue habisin itu sayur bening. Dasar kikir jadi manusia"

Sara menggelengkan kepalanya dan beralih memijit tengkuknya. "Gila. Berapa gelas gue semalem?"

"Ah, gak tau..." Heksa mengalihkan pandangannya dari closet menjadi ke arah perempuan itu. "Lo tau kalo gue bisa aja nerjang lo karena bentuk lo begini?"

Sara menatap Heksa. Dia tahu maksud laki-laki itu tapi tidak menggubrisnya. Buat apa dia sibuk menutupi tubuhnya kalau Heksa dan hampir semua orang pernah melihat dia hanya mengenakan bikini. Jadi apa bedanya dengan sekarang ketika dia hanya mengenakan bh dan celana dalam.

"Tapi gue lebih pengen muntah" lalu sekali lagi Heksa mencoba memuntahkan isi perutnya dan membuat Sara memijat tengkuknya dengan cukup keras

Sara melihat Heksa terduduk dengan lemah dan kemudian menyuruhnya pergi dari kamar mandi. Perempuan itu menurut saja karena menurutnya dia juga tidak bisa bertahan lebih lama di dalam sana karena perutnya juga sakit. Kepalanya terlalu ringan saat ini dan dia membutuhkan sofa untuk berbaring.

Heksa berjalan menghampirinya dan duduk di sebelah perempuan itu. Memegangi keningnya dengan bersandar menatap langit-langit. "Hectic, ya?"

"Hidup gue apa hidup lo?" Sahut Sara yang sudah mengikuti Heksa untuk memandang langit-langit apartemennya

"Party semalem..."

Sara tidak menjawab. Perempuan itu tidak mau banyak berkomentar tentang apa yang terjadi semalam dan tidak ingin mencoba mengingatnya. Mabuk sudah jelas. Sampai dia sendiri tidak menyadari bagaimana dia bisa berakhir di kamar tidur dengan keadaan begini.

"Sar..."

"Apa?"

"Semalem kita gak sampe ciuman, kan?"

Sara mendelik dan memukul lengan pria itu dengan cukup keras. "Don't be a jerk, Sa. Kalo kita ciuman, salah satu fotonya pasti ada di notif hp gue pagi ini"

"Why are you being like, this. It's not a bad thing to have a kiss with me" kata Heksa dengan nada mengejek diiringi kekehan beratnya

Perempuan itu tidak menanggapi. Kemudian dengan cepat menyandarkan kedua kakinya diatas paha Heksa dan kemudian menghela nafas. "Sa, tegang amat barangnya..."

"Morning touch, biasalah" jawab Heksa dengan santai

"Butuh bantuan di kamar mandi gak?"

Heksa melirik perempuan itu. Melihat tatapan nakal dan juga mengejek dari Sara lalu memilih menggelengkan kepalanya. "Bitch. Lo cuma bisa bikin tegang. Gak bisa bikin muncrat"

"Anjing!" Maki Sara sebelum akhirnya melempar  cangkirnya ke pria itu. Sayangnya, Heksa selalu lebih pintar menghindar di banding dirinya.

IPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang