Episode: Loop (6)

3.4K 153 11
                                    

"Gila tuh, Yon. Temen lo masi aja ada yang ngajakin gue ngamar! Sebel!"

Mulai lagi. Harus berapa kali Rion menjelaskan kepada Vale dan Nia kalau mereka itu memang mengundang entah dengan gaya mereka yang bagaimanapun.

Ardi sampai memijat keningnya sendiri. "Lagian harusnya lo kalo kenalan sama cowok tanya dulu tau gue sama Rion gak, kalo tau ya jangan dilanjut..."

"Ye! Orang dia gak kenal lo berdua..." sentak Nia, "Tapi karena sama bejatnya jadi gue anggap lo sama dia sepermainan..."

Ardi memilih bungkam sambil menanggukkan kepalanya. Tampangnya menjadi lebih kalem dan menunduk menyeruput kopinya sambil dalam hati merapalkan sumpah serapah kepada Nia yang sudah marah-marah kembali.

Sedangkan Vale, sama saja menggerutu. Dua perempuan ini sedang berubah moodnya hanya karena mereka kembali menemukan cowok tidak benar yang mendekati mereka.

Dosa apa sih, Vale dan Nia? Sudah dekat nyaris sebulan, kencan ketiga malah diajak menginap ke hotel. Kaburlah mereka. Segera memblokir anak orang tanpa perasaan dan berakhir di apartement Rion mencurahkan kekesalan.

Rasa-rasanya, pertemenan mereka cukup aneh. Vale dan Nia hanya akan mencari mereka kalau sedang kesal saja. Rion dan Ardi juga sama saja, hanya akan mencari mereka berdua kalau ada tugas saja. Selebihnya, tidak ada komunikasi.

"Makanya kalo emang mau yang bener, cari di mesjid sana!" Bentak Rion sambil memunguti bungkusan makanan yang sudah tercecer. Setiap dua anak cewek ini ke tempatnya, bukannya membantu merapikan malah semakin berantakan. Benar kan kalau mereka ini bar-bar.

Vale menggelengkan kepalanya kemudian mengguncang tubuh Ardi di sebelahnya. "Gue gak bisa diginiin terus. Gue  juga pengen punya pacar..."

"Hadeh..." Ardi berusaha melepaskan dirinya. "Desperate banget. Emangnya kuliahnya udah kelar? Udah bisa cari duit? Maunya pacaran mulu?"

Kan. Vale mengerucutkan bibirnya membuat Ardi gemas seketika. Inginnya marah, tapi Ardi malah memilih menyeruput kopinya lagi sambil mengumpat kesal. Kenapa ada cewek cantik pengen dipacari tapi malah teman sendiri. Kan kesal.

"Jomblo aja sampe halal. Enak. Kan? Kalian penganut itu bukan? Segelan sampe halal" lalu Rion tertawa sekencang-kencangnya tanpa memedulikan tatapan Nia yang sudah akan mencakarnya

"Gue bukannya pengen punya pacar banget ya, Yon! Gue cuma gak habis pikir sama itu cowok-cowok kok kayaknya gak ngehargain cewek banget! Dikiranya cuma karena tampilan gue yang begini gue ini udah diapa-apain sama cowok apa!"

Ardi, Rion juga Vale diam mendengarkan dengan seksama. Ini adalah curahan hari terdalam dari seorang Nia yang sangat langka. Lebih baik mereka menyimak dibanding memotong ucapan cewek itu

"Gue tuh suka bingung, kenapa cowok kalo kenalan sama gue pasti ngiranya gue udah gak perawan, bisa dipake kapan aja. Gila kali tuh orang! Gue masih ting-ting gini. Kayak gak ada harganya banget sih deketin cewek"

"Hm..." Rion memilih duduk di sebelah Vale dan kemudian ikut menyeruput minumannya sendiri

Ardi menganggukkan kepalanya, "Gini deh, Ya. Lo bilang begitu karena lo gak tau semua cowok itu gak sama. Ada kok yang baik dan ngehargain cewek..."

"Gak usah ngajuin diri jadi contoh, lo juga sama aja..." potong Vale

"Maksud Ardi, kalo emang lo mau dapet cowok yang bener ya lo rubah diri lo. Jadi kalem kayak mbak-mbak keraton atau paling gak pake baju lebih sopan. Kalo update di sosmed lo gak usah ala-ala. Dijamin deh ada tuh anak alim pesantren deketin lo..." jelas Rion panjang lebar kemudian menyeruput minumannya kembali

Vale terdiam. Menoleh ke arah Rion dan melepaskan rangkulannya dari Ardi. "Eh, emang anak pesantren masih ada yang bener..."

"Ada noh, sodara gue..." celetuk Ardi dan membuat Vale juga Nia melongo kepada dirinya, "Loh, serius gue. Gini-gini gue dibesarkan dengan ajaran agama..."

Rion hanya bisa menggelengkan kepalanya saja mendengar penuturan Ardi. Mau bohong juga percuma, dia tahu kalau Ardi memiliki orang tua yang agak keras dalam urusan agama. Sayang saja Ardi berbelok kelakuannya karena sedari kecil selalu dikekang, besarnya keblablasan sejak mencicipi dunia malam.

Cowok itu menoleh kepada Vale yang sudah membicarakan entah hal apa dengan Nia dan terkadang di sahuti Ardi. Satu sudut bibirnya naik ke atas. Dalamhatinya Rion yakin pasti tidak semua cowok yang beranggapan tidak sopan begitu kepada sahabatnya. Pasti akan ada satu pria beruntung yang bisa membuat Vale tidak merasa sedih dan direndahkan lagi.

Eh, atau...
Dia saja yang mencoba peruntungan sebagai cowok beruntung itu?

Dia saja yang mencoba peruntungan sebagai cowok beruntung itu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang