14. Tatiana Adeline A.

5.4K 477 8
                                    

Happy Reading & Enjoy All

Tatiana menggeliat lalu membuka matanya sedikit. Sepertinya sudah siang. Cahaya matahari menerobos masuk ke dalam kamar. Kepalanya pusing. Tatiana tahu inilah efek samping jika dia minum terlalu banyak.

Perutnya bergejolak. Tatiana langsung duduk dengan membekap bibirnya. Jangan sampai muntah di ranjang. Dia beranjak untuk segera ke kamar mandi. Dan dia menyadari satu hal, kenapa kamar mandinya berpindah tempat?

Tunggu... atau jangan-jangan ini memang bukan kamarnya!

Fakta yang bisa saja benar itu membuat mata perempuan itu membulat lebar. Lalu di mana aku sekarang?

Dorongan dari dalam perutnya terus meningkat. Tatiana memilih mengurusi kebutuhannya dulu daripada memikirkan berbagai kemungkinan yang bisa saja sangat buruk. Itu bisa nanti saja. Yang jelas dia harus masuk kamar mandi lalu memuntahkan isi perutnya dulu.

Tatiana menatap ke cermin setelah membasuh wajahnya. Dia sudah selesai muntah dan sekarang saatnya untuk memikirkan berbagai kemungkinan yang terjadi semalam.

Semalam aku mabuk, lalu...

Dan Tatiana merutuki otaknya yang begitu pelupa tatkala berurusan dengan alkohol. Yang diingat hanyalah dia minum banyak lalu dia bertemu seseorang yang wajahnya samar.

Perempuan itu memandangi kamar mandi ini. Besar dan berkelas. Siapakah orang yang sudah berbaik hati mengangkutnya ke sini? Tunggu... jangan-jangan yang mengangkutnya adalah pria hidung belang yang semalam tanpa sepengetahuannya melakukan tindakan tak senonoh?

Brengsek!

***

Marcell mengernyit heran melihat ranjangnya kosong dan berantakan. Di mana perempuan itu?

Dan suara air mengalir dari kamar mandinya menjadi jawaban. Sepertinya perempuan itu sudah sadar dan sekarang sedang bersih-bersih. Beberapa saat kemudian keluarlah seorang perempuan dari dalam kamar mandi dengan santai yang berubah gugup dan kembali masuk ke dalam mandi lagi ketika melihat dirinya.

"Mau sampe kapan lo ngumpet di situ?" Ujar Marcell dengan suara keras pada perempuan yang ditolongnya semalam itu. Karena tak ada jawaban, Marcell mengetuk pintu berkali-kali.

Tatiana melihat Marcell dengan penuh penyesalan sekaligus pertanyaan. Tapi dia malu untuk menampakkan batang hidungnya. Dengan berat hati dia keluar dan berdiri dengan canggung.

Marcell mengamati. Perempuan itu tidak terlalu buruk.

"Nggak ada sepatah atau dua patah kata buat gue gitu? Nggak ada?"

Tatiana berkedip beberapa kali. Bingung. "Lo yang bawa gue ke sini ya?" Bodoh, seharusnya lo nggak tanya itu, Tatiana! Tatiana tersenyum canggung menyadari kebodohannya.

"Ya, gue yang nolongin lo. Gue yang bayarin tagihan minuman lo semalem, gue juga yang gendong lo karena lo udah pingsan di bar semalem, gue yang bawa lo ke sini, gue juga ngurus lo pasca lo muntah..." Marcell menjeda kalimatnya karena moment dimana perempuan itu muntah di depannya kembali berseliweran di otaknya. Sangat menjijikkan.

Tatiana memejamkan matanya merasa sangat malu. "Sorry..." Mata perempuan itu mengedar mencari di mana tasnya berada. Begitu menemukannya, dia langsung mengambil dompet. "Gue bener-bener nggak berfikir sejauh itu... well, maksud gue, sebegitu merepotkan lo... and then, sorry-" Tatiana menggigit bibir bawahnya menatap dompetnya yang hanya berisi kartu-kartu. Sial! Dia menatap Marcell penuh penyesalan. "Gue nggak bawa duit cash."

Losing You | #1 Twins SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang