Happy Reading & Enjoy All
Sudah beberapa hari ini –sampai waktu yang entah kapan- hidup Tatiana menjadi miliknya. Dan sejauh ini semua aman dan damai, sehingga Taliana menyimpulkan betapa bahagianya hidup barunya ini.
Tatiana memiliki rumah yang besar, akses uang untuk shopping yang tak terbatas, dan dia juga punya pacar yang sangat sempurna. Bukankah Tatiana terdengar seperti anak konglomerat yang disanjung-sanjung tanpa beban hidup? Menjadi Tatiana benar-benar menyenangkan. Pantas saja Tatiana selalu bersenang-senang apapun kondisinya.
"Kamu terlihat sangat menikmati peran ini, Taliana."
Taliana yang sedang memasang anting dengan penuh khayal terkesiap. Matanya mencari sumber suara dan membulat. Tante Ellena ada di kamarnya di jam di mana semua orang di rumah ini masih berkeliaran dengan bebas. Bagaimana kalau ada yang melihatnya masuk?
"Tante, bagaimana bisa Tante masuk? Bagaimana kalau ada yang melihat? Ini jelas tidak seperti kesepakatan kita." Gerutu Taliana sambil menggandeng Ellena menuju walk in closet. Di sana lebih aman daripada di kamar utama.
"Kamu yang sepertinya melupakan kesepatan kita. Hidup Tatiana sepertinya terlalu asyik ya untukmu?"
Taliana berusaha menahan ekspresi wajahnya untuk tak tersinggung mendengar nada mengejek itu. Bagaimana pun mereka satu tim. Dan keberadannya di sini pun berkat Ellena Aruan, ingatnya.
"Aku tidak bermaksud untuk melupakan rencana kita, Tante. Tapi aku memang belum menemukan waktu yang tepat." Tatiana mencoba mempertahankan diri.
"Taliana, waktu yang tepat terkadang tidak datang tiba-tiba, karena itu kita perlu menciptakannya. Tatiana disekap dan sebenarnya kita bisa santai. Tidak ada yang mengejar kita untuk segera menyelesaikan misi. Tapi bukankah lebih baik kalau semuanya segera diselesaikan?" Ellena menatap Taliana dengan muram. Baru beberapa hari menjadi Tatiana dan Taliana sudah sedikit susah diatur. Apa karena mereka kembar jadi pada dasarnya mereka memiliki sifat yang sama? "Jadi kapan kamu akan menyelesaikan misi awal kita, Taliana?" tanya Ellena lagi penuh dengan penekanan untuk menegaskan siapa dirinya.
"Secepatnya, Tante."
"Bagus. Tante tunggu kabar baiknya, Taliana." Ekspresi Ellena sedikit membaik. Ellena sudah hampir meninggalkan walk in closet sampai akhirnya teringat sesuatu. Tangannya yang hendak memutar knop pintu mematung sejenak. "Sepertinya kamu juga terpesona pada Marcell Nasution. Mungkin kah ini karena kalian kembar sehingga tipe pria kalian juga sama? Well, Tante tidak terlalu peduli, tapi Tante sangat penasaran sampai sejauh apa kamu akan bertindak. Mereka akan menikah, so, apakah kamu juga akan mencuri calon suami Tatiana, Taliana?"
***
"Well, lo terlihat sangat cantik malam ini, Tatiana." Marcell langsung bersuara sesaat setelah melihat Tatiana keluar. Seperti biasanya, Tatiana memang selalu memukau. "Kenapa? Tidak suka dengan pujianku, Nona Aruan?" Goda Marcell saat mengamati ekspresi Tatiana yang terkesan muram. Perempuan itu jengkel rupanya, dan Marcell ingin tertawa dalam hati. Tatiana selalu seperti ini. Dia tidak menyadari pesonanya sendiri. Dia akan menyanggah bahkan terkesan jengkel kalau dipuji.
"Tentu saja tidak, Marcell. Aku menyukainya. Perempuan mana yang tidak suka dipuji oleh calon suaminya sendiri? Tentu saja, terima kasih."
Oh, benarkah?
Marcell sedikit tidak percaya dengan pendengarannya, tapi tak ingin menyanggah apapun. Biarlah. Seiring berjalannya waktu bukankah memang seharusnya seperti itu? Tatiana selalu sangat cantik dan dia harus siap dengan semua pujian bahkan gombalan yang akan Marcell keluarkan.
"Tadi aku berdebat dengan Cornelia. Menjengkelkan sekali."
"Cornelia selalu menyusahkan lo ya?" Tatiana tidak menjawab, tapi ekspresinya sudah cukup menjelaskan apapun. "Setelah kita menikah gue jamin dia nggak akan menyusahkan lo lagi. Lo akan meninggalkan rumah ini dan kita bisa mencoba untuk bahagia berdua."
"Thank you, Marcell. Lo memang penyelamat gue."
Secara spontan Marcell maju dan mengusap pipi Tatiana. Perempuan itu hendak menangis dan Marcell berusaha menghiburnya agar tak menitikkan air mata di malam yang bisa jadi sangat indah ini.
"Kita akan bertemu orangtua gue lagi, so, gue nggak mau lo menangis. Lo bilang kalo lo bahagia ketemu keluarga gue, jadi gue nggak pengen lo nangis. Semuanya akan berlalu, percaya sama omongan gue."
Taliana mengangguk untuk mempercayai semua perkataan Marcell. Memang tidak ada gunanya. Tatiana mengikuti arahan Marcell yang menyuruhnya masuk ke mobil. Pria itu bersikap sangat manis dengan membukakan pintu, memastikan kepalanya tidak terantuk saat hendak masuk, dan memastikan semuanya aman sebelum menjalankan mobil. Benar-benar pria yang menyenangkan untuk dijadikan calon suami.
Kecuali fakta kalau pria ini merupakan calon suami kakak kembarnya. Tatiana muram kala kata-kata Tante Ellena terngiang-ngiang terus di kepalanya.
Apakah kamu juga akan mencuri calon suami Tatiana, Taliana?
Apakah dia akan mencuri calon suami kakaknya? Taliana pun tidak terlalu yakin, tapi tidak dipungkiri kalau hasratnya untuk memiliki Marcell semakin menggebu-gebu setelah beberapa hari mereka bersama dan tidak ada masalah sedikitpun.
"Tatiana? Tatiana, kenapa kamu melamun?"
"Oh ya, Tante, ada apa?" Taliana terkesiap saat tangannya yang berkeringat dilingkupi oleh sebuah tangan yang hangat. Itu tangan Tante Jenna, Mamanya Marcell Nasution.
"Kenapa kamu sangat tidak fokus, hm? Kita sedang membahas pernikahan kamu."
"Oh, ya," Taliana mencoba menarik sudut bibirnya sedikit tidak enak. Kenapa perkataan Tante Ellena terus terngiang-ngiang? "Jadi, bagaimana? Aku sedikit tidak fokus."
Dengan sabar Jenna kembali menjelaskan, "Sejak Marcell memberitahu kalau kalian akan menikah, Tante sibuk mencari referensi seperti apa pernikahan kalian nanti. Katakanlah Tante berlebihan, tapi Tante benar-benar sudah tidak sabar, Tatiana."
Taliana mencoba tersenyum. Yang dibicarakan Tante Ellena adalah pernikahan Tatiana, dan dia merasa... kecewa.
"Kamu tidak marah kan karena Tante ingin ikut campur? Marcell bilang untuk mendiskusikannya dengan kamu, karena bagaimanapun ini adalah pernikahan kamu."
Taliana mencoba mengulas senyumnya. "Tentu saja tidak, Tante. Malah aku sangat senang."
Tante Jenna terlihat senang dan kembali menunjukkan berbagai foto tentang gaun pernikahan yang sangat cantik. Dari yang sederhana sampai yang luar biasa mewah.
Seharusnya dia senang. Ini yang diinginkannya. Meskipun ini pernikahan Tatiana, tapi dialah yang akan berdiri di depan altar bersama Marcell. Dia juga yang akan mengikat janji dengan Marcell. Marcell akan menyebut nama Tatiana dalam janjinya. Dan kalau semuanya berjalan dengan lancar, dia akan hidup sebagai Tatiana untuk seumur hidupnya. Dia akan dicintai Marcell sebagai Tatiana.
Sanggupkah dia?
Lalu kenapa baru membayangkan saja rasanya sudah sesesak ini?
TBC
Semoga suka. See you di part selanjutnya :'))
18 Juni 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Losing You | #1 Twins Series
Roman d'amourTidak semua orang yang hidup bergelimangan harta akan hidup bahagia. Itulah yang diyakini oleh Tatiana Adeline Aruan. Bukan tanpa sebab, tapi perempuan itu mengalaminya sendiri. Dia punya ayah yang kaya tapi dia tak pernah mendapatkan kasih sayangny...