26. Lo Pantes Dapet Yang Terbaik

4.6K 436 13
                                    

Happy Reading & Enjoy All

"Muka lo murung banget? Sakit?"

"Lo tahulah kenapa gue sampe kayak gini," Jawab Tatiana dengan lesu. Gadis itu memainkan sedotan tanpa berniat meminum apa yang ada di gelas.

Johanna manggut-manggut sebagai tanda kalau dia paham. "Sama siapa? Alberta? Cornelia? Mama tiri lo?"

"Bokap."

Johanna langsung bertopang dagu. "Tumben banget lo ngobrol sama Bokap."

Tatiana mengangkat bahunya dan itu membuat Johanna semakin penasaran. Pasalnya, Johanna cukup kenal seperti apa keluarga Aruan. Dan yang Johanna tahu adalah Tatiana sangat jarang mengobrol dengan Bobby Aruan.

"Kayaknya gue bakal balik ke Kanada deh,"

Oh, pantas, ujar Johanna dalam hati.

Johanna mencoba menyunggingkan senyumnya untuk menghibur Tatiana, "Kayaknya? Berarti belom pasti dong. Jangan murung gitu dong." Suaranya dibuat seceria mungkin walau dalam hati Johanna begitu kasihan pada sahabatnya itu.

"Dia bilang secepatnya, tapi gue udah nolak. Tapi nggak tahu dia setuju atau enggak."

Kening Johanna berkerut karena menyadari keanehan. "Lo nolak? Tumben banget lo nolak? Maksud gue... lo itu males banget berdebat sama Papa lo, jadi lo pasti iya-iya aja sama apa suruhannya. Tapi, lo nolak? Seriusan?"

"Lo nggak seneng gue menetap di Jakarta aja?"

Johanna langsung menggeleng. "Seneng kok, tapi penolakan lo agak aneh aja. Kenapa?"

"Kenapa apanya?"

"Lo nolak balik ke Kanada."

"Gue merasa hidup di sini."

Johanna tersenyum tipis. "Karena Marcell, ya?" Ada godaan dibalik pertanyaan itu.

Tatiana terkekeh lalu manggut-manggut. "Memang karena Marcell, tapi yang jelas ini bukan cinta. Nggak usah sok jadi paranormal deh lo itu."

"Ya aneh aja, lo yang biasanya jadi anak penurut tiba-tiba menolak dengan tegas. Apalagi setelah lo ketemu Marcell. Jadi yaa... gue curiga lo pasti ada apa-apa sama dia."

"You did well..." Cicit Tatiana yang masih didengar dengan baik oleh Johanna. Johanna menatap Tatiana menuntut penjelasan lebih. "Malam itu gue menceritakan hidup gue ke Marcell dan setelahnya dia bilang gitu ke gue. Lo tahu apa yang gue rasain setelahnya? Gue bahagia, Jo. After a long time ada yang ngomong gitu ke gue. Gue merasa kalo gue nggak sendirian lagi. Ada yang mendukung gue, ada yang menghargai semua yang gue lakukan selama ini, selain lo tentunya, dan rasanya sangat menyenangkan."

"Gue juga udah ketemu sama keluarga Marcell, dan lo tahu seperti apa sikap mereka ke gue? Mereka sangat baik. Gue canggung, tapi mereka tetap menceritakan banyak hal ke gue. Mereka menerima gue dengan baik meski itu kali pertama kita ketemu. Di situ gue bahagia, Jo. Mengenal dan dikenal orang lain rasanya sangat membahagiakan. Lo paham, kan maksud gue? Dan gue nggak mau kehilangan itu semua hanya karena harus balik ke Kanada."

Johanna memerhatikan Tatiana, sahabatnya, yang sudah sejak lama menjalani hidup hanya alakadarnya. Tak pernah sekalipun Tatiana yang dia kenal mengharapkan sesuatu secara berlebihan karena dia tahu semuanya tak akan pernah sesuai harapan. Tapi hari ini, Tatiana-nya merasa hidup. Sesuatu yang seharusnya dimiliki oleh perempuan itu agar tak kalah dengan depresinya. Dan semua itu karena Marcell dan keluarganya.

"Kalo lo memang pengen stay, ya lo harus melakukan sesuatu. Gue yakin pasti ada jalan."

"Gue bakal nemuin Marcell. Dia bilang bakal bantuin gue."

"Lo pikir dia bisa?"

Tatiana mengangguk mantap. "Gue yakin dia bisa."

"Kalo gitu lakukan. Nggak ada yang lebih membahagiakan selain melihat lo bangkit seperti sekarang."

Johanna mengarahkan tangannya ke punggung Tatiana dan mengusapnya pelan. "You did well, Tatiana. Dan karena itu juga lo pantes dapet yang terbaik sebagai balasannya."

TBC

Semoga suka, jangan lupa vote dan komennya 😊

17 Maret 2018

Losing You | #1 Twins SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang