Happy Reading & Enjoy All
Tatiana merenung setelah sebelumnya terisak-isak berkat perkataan Taliana. Perkataan Taliana begitu menyakitinya. Beberapa jam berlalu dan kata-kata itu masih terasa segar di ingatan. Rasanya seperti ada pengulangan yang diputar secara otomatis meski dirinya telah berusaha melupakannya.
Dan meskipun sudah berulang-ulang, rasanya tetap menyakitkan.
Tatiana ingat sekali bagaimana dulu Taliana sangat bergantung padanya. Taliana menganggap dirinya sebagai kakak yang sempurna untuknya. Tidak ada kata-kata kebencian di antara mereka. Tapi sayangnya itu sepuluh tahun lalu. Waktu berlalu dan semua orang punya kesempatan untuk berubah.
Tatiana tertawa miris. Berkali-kali dia bertanya dalam hatinya dan berkali-kali juga dia tak mendapatkan alasan kenapa Taliana bisa membencinya. Mereka adalah saudara kembar yang terpisah karena takdir, bukan karena kemauannya ataupun kemauan Taliana sendiri.
Tapi kenapa sepuluh tahun kemudian harus seperti ini?
"Tatiana..."
Suara Marcell menyadarkan Tatiana dari lamunannya. Dia berbalik dan mendapati pria itu masih setia duduk di sofa yang ada di sudut ruangan tanpa menginterupsinya. Sepertinya Marcell tahu kalau Tatiana butuh kesendiriannya.
Tatiana bangun dari duduknya dan langsung berjalan ke arah Marcell. Sudah cukup dengan waktu sendirinya yang tak menghasilkan apapun. Sekarang waktunya mendekat pada Marcell dan berbagi rasa sakitnya. Mungkin tidak akan menghasilkan apapun juga, tapi setidaknya dia tidak akan merasa sendiri.
Setelah sampai di depan Marcell, tanpa sepatah katapun, Tatiana langsung memeluk pria itu. Rasa hangat tubuh Marcell langsung menguar. Dan dalam hati Tatiana membenarkan dugaannya. Dia mendapatkan kenyamanannya dalam pelukan Marcell.
Marcell membalas pelukan itu dengan tak kalah sayang. Punggung dan rambut perempuan itu dia usap dengan sayang untuk menyalurkan kekuatannya.
"Semuanya akan baik-baik saja, okay?"
"Taliana membenci gue, Marcell."
"Lo masih punya gue, ingat?" Marcell menegakkan posisi duduk Tatiana di atas pangkuannya. Dia tak suka melihat wajah sembab Tatiana. "Lo udah melewati banyak hal dalam sepuluh tahun ini. Dan see, lo masih baik-baik aja. Begitu juga dengan masalah kali ini. Semuanya akan baik-baik aja, sayang."
Tatiana meragukan perkataan Marcell. Bagaimana mungkin semuanya akan baik-baik saja disaat dia akan kehilangan saudara kembarnya? Tidak akan. Tidak bisa. Ketika mereka dipisahkan oleh takdir pun Tatiana masih tidak bisa menerimanya, apalagi sekarang ketika mereka harus dipisahkan karena kesalahpahaman. Dia harus memperjuangkannya.
"Marcell, bantu gue, please?"
Marcell mengerutkan keningnya. "Bantu apa?"
"Gue harus bertemu Taliana lagi, Marcell. Kita harus bicara untuk menyelesaikan semua ini."
"Dan bagaimana cara gue membantu lo?"
"Pergi ke rumah Papa dan ajak Taliana keluar. Setelah itu gue akan berusaha berbicara dengan Taliana."
"Dan kenapa bukan lo aja yang ke rumah Papa dan menyelesaikan semuanya? Lo bisa bongkar semua kejahatan Taliana dan memberi dia sedikit pelajaran."
Tatiana menggeleng tak suka dengan saran Marcell. "Taliana membenci gue, Marcell. Dan dia akan semakin membenci gue kalo gue melakukan itu."
Marcell menghela nafas dengan cara berfikir Tatiana. "Taliana memang sudah membenci lo, ingat? Dan dia membenci lo dengan identitas palsunya. Lo perlu membongkar identitas palsunya supaya semua orang sadar. Dan siapa tahu juga orang-orang akan membantu lo menyadarkan Taliana." Marcell berusaha meyakinkan. "Ini bukan masalah yang seharusnya lo tanggung sendirian, Tatiana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Losing You | #1 Twins Series
RomanceTidak semua orang yang hidup bergelimangan harta akan hidup bahagia. Itulah yang diyakini oleh Tatiana Adeline Aruan. Bukan tanpa sebab, tapi perempuan itu mengalaminya sendiri. Dia punya ayah yang kaya tapi dia tak pernah mendapatkan kasih sayangny...