30. Sebuah Kesalahan

5.8K 476 57
                                    

Happy Reading & Enjoy All

Marcell mencium Tatiana dengan rakus. Lidahnya dengan mahir menggoda bibir luar Tatiana agar mau terbuka sedikit. Ya, dia butuh celah untuk bisa menyusupkan bibirnya dan memperdalam ciumannya. Ciumannya yang sekarang masih kurang.

Apalagi dengan Tatiana... Tatiana-nya.

Tatiana mengalungkan lengannya ke leher pria yang sekarang sedang asyik memberinya kepuasan. Sesekali jemari lentiknya mengusap tengkuk Marcell yang membuat pria itu menggeram tertahan di sela-sela ciuman panasnya.

Gerakan impulsifnya ternyata memancing gairah Marcell untuk semakin naik ke ubun-ubun. Pria itu mendesakkan bibirnya lagi ke bibir Tatiana, begitupun dengan tubuhnya yang ikut mendesak tubuh Tatiana yang sudah pasrah di bawahnya.

Tatiana memejamkan matanya merasakan sensai yang baru saja dirasakannya. Sulit untuk dijabarkan. Apalagi saat pria itu mendesakkan bukti gairahnya dengan begitu kurang ajar, Tatiana mendesah sambil memejamkan matanya rapat-rapat.

Oh, sepertinya malam ini akan benar-benar panjang.

***

Tatiana membuka mata dengan cepat. Dia tersentak. Kepalanya pusing dan dadanya berdebar kencang.

Sialan, gue mimpi erotis!

Tatiana langsung mengubah posisi tidurnya menjadi telentang dengan merentangkan kedua tangannya di atas ranjang. Matanya menatap langit-langit kamarnya dengan nyalang. Ini semua gara-gara ciuman Marcell tadi malam.

Buru-buru perempuan itu bangun dan segera ke kamar mandi. Ya, dia perlu mandi. Keramas kalau perlu. Dia tidak peduli meski pagi ini cuaca cukup dingin atau apapun, yang jelas dia harus segera mengenyahkan pikiran kotor itu.

Bagaimana bisa seorang perempuan sepertinya bermimpi erotis? Mau ditaruh di mana mukanya jika nanti dia bertemu Marcell? Benar-benar memalukan, Tatiana.

Beberapa saat kemudian Tatiana keluar dari kamarnya. Tentu saja dengan kondisi sudah mandi dan tampak lebih fresh. Perempuan itu berjalan ke arah meja makan untuk sarapan.

Sepi.

Itulah yang Tatiana rasakan dan langsung dia sikapi dengan acuh. Dia terbiasa sarapan sendirian. Mungkin Papanya sudah berangkat ke kantor, Mamanya sibuk arisan, dan saudara tirinya sibuk di luar. Entahlah, tapi biasanya memang seperti ini.

Tatiana mengoles roti yang ada di tangannya dengan selai strawberry. Setelah merata, dia memakannya. Baru juga satu kunyahan yang masuk ke perut, Tatiana dikejutkan dengan sebuah koran yang dilempar dengan kasar ke meja yang tak jauh dari posisinya.

Tatiana mendongak dan mendapati Papanya menatap ke arahnya dengan marah. Tatiana menghela nafas. Dia bangun karena mimpi erotis sialan itu dan sekarang dia harus menghadapi Papanya yang nampak sangat marah. Paginya benar-benar buruk.

"Sekarang apa lagi, Pa?" Tanya Tatiana menahan kejengkelannya. Masih pagi, jadi dia tidak mau terlalu emosi.

"Jangan berpura-pura tidak tahu, Tatiana!" Bentak Papanya yang membuat Tatiana langsung menatap ke koran yang dilemparkan di dekatnya. Mata Tatiana membulat melihat fotonya dan Marcell tercetak di situ.

Itu foto semalam...

Tatiana menatap koran itu dengan takjub. Baru semalam, dan fotonya dengan Marcell sudah menghiasi surat kabar keesokannya. Benar-benar sempurna.

"Sekarang kamu tahu kesalahan kamu?" Bobby Aruan berujar sinis pada putrinya. Tatiana mengangkat bahunya dengan cuek.

"Aku tak merasa melakukan kesalahan apapun, Pa."

Losing You | #1 Twins SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang