42. Kenapa Lo Sangat Berbeda?

1.9K 211 21
                                    

Happy Reading & Enjoy All

Saat diminta datang oleh Marcell, Taliana sudah tahu kalau ada yang tidak beres. Nada suara Marcell pun terkesan datar dan dingin. Dan dugaannya semakin kuat saat melihat raut murka Marcell saat pria itu membuka pintu.

"Marcell..."

"Kenapa lo ngelakuin itu, hah?" sembur Marcell dengan kasar. Taliana bahkan belum tahu apa yang sudah dia lakukan dan membuat Marcell marah.

"Melakukan apa, Marcell? Aku tidak tahu apapun dan kamu marah-marah seperti ini." Taliana berujar dengan menjaga intonasi suaranya.

"Lo meminta perusahaan Papa lo dan memutuskan pernikahan kita!"

Sialan.

Taliana maju selangkah untuk menggapai Marcell, tapi pria itu mundur tak ingin disentuh sedikitpun.

"Marcell dengarkan aku—" Taliana mulai panik. "Aku tak bermaksud seperti itu. Aku hanya ingin mendapatkan perusahaan. Aku... aku tidak ingin kehilangan kamu, Marcell." Itu tulus, tapi sepertinya Marcell terlalu kalap sampai tak menyadari ketulusannya.

"Tapi lo membuat kesepakatan dengan Bobby Aruan, Tatiana. Perusahaan atau gue, dan lo pilih perusahaan!"

"Aku mengatakan itu karena aku harus mendapatkan perusahaan. Tapi percayalah aku tidak akan melepaskan kamu." Taliana berfikir keras. "Kita bisa menikah setelah aku mendapatkan perusahaan. Kamu tenang saja, Marcell."

Marcell berkacak pinggang. Dia marah dan Tatiana tak memahami sebab dia marah. "Lo tahu apa yang membuat gue bener-bener marah, Tatiana?" desis Marcell. "Gue marah karena lo lebih memilih perusahaan daripada gue. Harga diri gue terluka karena lo memilih hal lain di saat lo bisa memilih gue." Marcell memalingkan mukanya. "Dan seharusnya lo tahu, dengan menikahi gue, lo bakal mendapatkan semuanya dari gue. Tapi lo tetep memilih perusahaan. Disitulah gue kecewa sama lo, Tatiana."

"Marcell, sorry," Taliana kembali meraih lengan Marcell dan pria itu tidak menepisnya kali ini. "Aku harus mendapatkan perusahaan Papa karena aku anak Papa. Aku tidak bermaksud lain, Marcell."

"Lo sangat berbeda dengan Tatiana yang dulu gue kenal."

Taliana langsung mematung.

"Kenapa lo sangat ambisius sekarang? Satu-satunya alasan kenapa lo ingin berubah adalah mendapatkan kedamaian hidup. Lo nggak peduli dengan semua kekayaan Papa lo. Tapi lihat diri lo sekarang," Marcell menaikkah bahunya. "Lo memancing kericuhan dengan berusaha mengambil aset Papa lo tanpa membaginya dengan keluarga tiri lo. Lo pikir keluarga tiri lo akan membiarkannya? Lo nggak akan tenang, Tatiana."

"Marcell..." nada suara Taliana bergetar. "Ini aku. Inilah aku yang sebenarnya. Aku nggak berubah banyak, Marcell. Aku masih Tatiana yang kamu kena."

Marcell mengerutkan kening. Kenapa kata-kata Tatiana terdengar bermakna ganda. Ini dia yang sebenarnya? Lalu dia yang dulu bukanlah yang sebenarnya? Dia yang dulu hanya berpura-pura? Atau yang sekaranglah yang bukan sebenarnya?

"Marcell..."

Rengekan itu menyadarkan Marcell. Dia menggeleng untuk menepis semua pemikiran aneh yang terlintas di kepalanya.

"Kenapa lo ingin perusahaan, Tatiana? Ini bukan lo banget."

Taliana bingung hendak menjawab apa. Tidak mungkin dia membeberkan rencana Tante Ellena pada Marcell. Itu tidak masuk akal. Tatiana dan Tante Ellena selalu berada di kubu yang berlawanan. Akan sangat aneh kalau dia mengarang cerita Tante Ellena meminta bantuannya.

Tapi tidak menjawab apapun akan membuat dia semakin buruk. Marcell akan menilai dia sangat jelek karena menginginkan perusahaan tanpa berbagi sedikitpun. Reputasinya akan jelek dan Marcell akan menjauhinya. Kalau semua itu terjadi, tubuh Tatiana tidak akan berguna lagi karena Marcell akan sangat membencinya.

"Dan kenapa lo terus merengek, huh? Lo bisa menjelaskan semuanya dengan logika yang menurut lo benar. Bilang aja, nggak perlu menutup-nutupinya."

"Aku perlu berkembang, Marcell, dan kupikir mendapatkan perusahaan Papa adalah hal yang benar." Dalam isakannya, Taliana berfikir keras untuk kalimat yang selanjutnya akan dia lontarkan. "Aku membenci keluarga tiri aku dan aku marah dengan semua yang sudah mereka lakukan padaku. Aku menginginkan pembalasan dendam. Dan perusahaan adalah ide yang sempurna." Taliana menjeda. "Keuangan kami berasal dari perusahaan dan harapanku dengan memiliki perusahaan adalah berhasil mengendalikan mereka karena aku yang mengontrol keuangan mereka. Dengan begitu aku akan meringankan sedikit lukaku karena mereka."

Tatiana bicara terlalu banyak –lebih tepatnya sangat banyak melebihi yang biasa perempuan itu lakukan. Penjelasan itu pun terdengar sangat terstruktur, seolah-olah dia memang sudah merencanakannya dari jauh-jauh hari. Tapi Marcell tahu kalau Tatiana tidak akan melakukan itu. Tatiana menjalani hidup yang serampangan sebelum bertemu dengannya. Semua itu karena beratnya tekanan yang dia dapatkan dari keluarga tirinya dan Papanya yang tidak peduli. Dia tidak sempat memikirkan dirinya sendiri, jadi bagaimana bisa dia memikirkan untuk melakukan balas dendam pada orang lain?

Atau aku yang salah, pikir Marcell. Tatiana memang bukan orang baik. Dia sudah merencanakan semuanya sebelum bertemu dirinya. Dirinya hanyalah pion perempuan itu untuk berada di situasi ini dan mendapatkan apa yang dia mau.

Tapi benarkah seperti itu? Ini benar-benar tidak sesuai dengan sosok Tatiana yang selama ini dia kenal. Dan semuanya pun tidak terkesan akting. Dia tahu Tatiana dan semua penderitannya sebelum ini adalah kebenaran. Dia yakin kalau pertolongan yang diminta perempuan itu padanya benar-benar untuk mendapatkan kedamaian hidup, bukan keserakahan seperti sekarang.

Kenapa Tatiana berbeda drastis dengan yang dia kenal?

Kenapa Tatiana yang sekarang begitu serakah?

"Marcell, please, percaya aku. Aku nggak berubah sama sekali. Ini masih aku yang dulu."

Ini bukan lo yang dulu, jawab Marcell dalam hati.

Tatiana mendekat dan mencengkeram kedua lengannya. Marcell menatap Tatiana dengan malas.

"I love you, Marcell."

Tatiana mendekatkan bibirnya ke Marcell. Dulu, Tatiana yang memalingkan wajahnya karena tak ingin dicium Marcell, tapi kali ini Marcell-lah yang menolak untuk dicium. Bukan Tatiana ini yang ingin dia cium. Bukan Tatiana yang bersifat seperti ini yang dia cintai.

TBC

Fresh banget ini. Jadi kalo ada typo, maafkeun :)

Jangan lupa vote dan komennya.

See you :)

30 Juni 2019

Losing You | #1 Twins SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang