10. Lo Itu Cuma Perantara

5.3K 500 7
                                    

Happy Reading & Enjoy All

Tatiana sedang memainkan ponselnya saat tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dengan begitu kasarnya. Dia memasang ekspresi kesal pada pembuka pintu yang kurang ajar itu.

"Apa lo nggak pernah diajari sopan santun, Alberta? Mengetuk dulu dan masuklah setelah lo mendapatkan izin."

"Gue nggak suka berbasa-basi ke lo, Tatiana." Alberta dengan mendengus kasar. Matanya mengedar, lalu kembali menatap Tatiana. "Kembalikan barang yang lo curi dari Marcell," Kata Alberta pada Tatiana dengan sorot mata tajam.

"Mencuri? Gue bukan perempuan yang suka mencuri, Alberta."

Alberta mendengus tidak percaya. "Lo pikir gue percaya pada kata-kata lo? Dasar pencuri!"

Tatiana bangun dari posisi duduknya saat mendengar hinaan itu. Dia mendekati Alberta dengan mata berkilat tajam.

"Sekali lagi gue tegaskan, gue bukan pencuri!" Bentak Tatiana namun tak membuat Alberta gentar sedikitpun.

"Marcell sendiri yang bilang kalo malam itu lo mencuri dari dia. Dia nggak mungkin bohong ke gue! Buat apa dia bohong, hah?"

Tatiana memalingkan wajahnya ke samping. Dia mendengus. Pria itu sepertinya cari gara-gara dengannya.

"Gue nggak tahu apa sebenarnya tujuan dia, tapi gue mengatakan yang sebenarnya. Gue nggak mencuri apapun dari dia." Tatiana menegaskan lagi.

"...."

Tatiana mengangkat bahunya tak peduli dengan ekspresi Alberta yang sepertinya masih tidak memercayainya. Toh, dia tidak peduli apakah Alberta percaya atau tidak.

"Gue nggak peduli lo percaya atau enggak, tapi yang jelas, gue nggak mencuri apapun. Apa dia bilang barang apa yang gue curi dari dia? Kalo iya, cari aja. Lo suka, kan ngobrak-abrik kamar gue? Obrak-abrik aja sampe ketemu. Lagian, kalo nggak ketemu juga, kan yang malu lo sendiri." Cibir Tatiana.

Alberta mengepalkan tangannya di bawah. Alberta akan mengobrak-abrik kamar Tatiana, tapi masalahnya dia tidak tahu apa yang dicuri Tatiana dari Marcell. Jika dia tetap memaksa mencari dan tak menemukan apapun, maka dia sendiri yang akan menanggung malu.

"Gue nggak akan nyari, tapi gue bakal nunggu kesadaran lo. Lo keluarga Aruan dan mencuri? Lo bikin nama keluarga ini tercoreng, Tatiana."

Tatiana terdiam dengan rahang mengeras. Alberta ini sangat keras kepala.

"Akhir minggu ini keluarga kita bakal makan malem sama keluarganya Marcell. Sebelum lo balikin apa yang lo curi, jangan harap lo bakal ikut makan malam itu, Tatiana. Itu peringatan, jadi jangan menganggapnya remeh." Dengan gaya angkuh Alberta membalikkan badannya hendak meninggalkan kamar Tatiana.

Otak Tatiana berfikir keras. Kenapa Marcell menuduhnya mencuri padahal dirinya tidak melakukan apapun? Mereka hanya mengobrol malam itu dan selesai begitu saja. Apa yang dia curi? Dan sejak kapan Marcell dekat dengan Alberta?

Dia tidak tahu kalau akhir minggu ini keluarganya akan makan malam bersama keluarga Marcell. Untuk apa? Apa urusan kantor? Jika urusan kantor, kenapa harus sekeluarga? Ada kejanggalan di sini.

Setelah berfikir beberapa saat, barulah Tatiana menemukan kesimpulan yang menurutnya sangat pas.

"Alberta..."

Tatiana memanggil dan Alberta yang belum sepenuhnya keluar dari kamarnya berhenti melangkah. Dia berbalik dan menatap Tatiana dengan tatapan benci yang tak ditutup-tutupi.

"Kenapa lagi? Gue nggak sudi ada di kamar lo lama-lama." Ketusnya.

Tatiana terkekeh. "Lo tahu nggak kalo lo di manfaatin sama Marcell?"

"Apa?!" Alberta mengerutkan kening dengan marah.

"Dia itu terobsesi sama gue, dan untuk menemukan gue atau bahkan identitas gue, nggak semudah itu. Karena itu dia mendekati lo." Tatiana tersenyum penuh kemenangan melihat ekspresi Alberta yang seperti ingin mencakar dirinya.

Tatiana hanya berspekulasi karena menurutnya ini masuk akal. Masalah ini benar atau tidak, dia tidak mau memusingkannya. Yang jelas, dia suka saat melihat Alberta kesal karenanya.

"Tatiana, lo bener-bener-"

"Lo tahu kenapa dia ngomong kayak gitu ke lo?" Tatiana menaikkan sebelah alisnya tanda menantang. "Karena lo yang paling mudah untuk dikelabui."

"Jadi secara nggak langsung lo bilang gue bodoh?!" Kata Alberta dengan jari menunjuk Tatiana.

Tatiana menggeleng dramatis. "Gue nggak pernah bilang kayak gitu. Lo sendiri, kan yang bilang?"

"...."

"Kalo Marcell nemuin Cornelia, jelas Marcell nggak akan mendapatkan apapun. Cornelia terlalu peka dengan sedikit pergerakan, nggak kayak lo yang dengan sedikit romantisme bakal goyah. Apalagi dengan tipikal lo yang cukup gampang keceplosan," Sindir Tatiana yang membuat wajah Alberta memerah seperti kepiting rebus.

"Dia itu cuma pengen ketemu gue dan lo... lo itu cuma perantara. Gue yakin seratus persen pas sama lo pasti Marcell berharap banget kalo lo keceplosan nyebutin nama gue." Goda Tatiana yang membuat Alberta semakin panas.

"Lo terlalu percaya diri, Tatiana!" Bentak Alberta yang merasa tersudut. Dia menggeleng untuk menepis pemikiran buruk tentang Marcell.

Marcell mulai suka gue! Benaknya menampik semua tuduhan Tatiana.

"Terserah lo, Alberta. Gue cuma ngasih lo pandangan yang sebenarnya." Tatiana mengangkat bahunya acuh.

"..."

"Lagian ya, kalo lo pikir secara logika, gue nggak mungkin nyuri. Buat apa gue nyuri? Gue keluarga Aruan. Dibandingkan gue nyuri, mendingan gue beli baru aja barang yang dituduhkan Marcell itu. Gue percaya, meskipun Papa nggak sayang gue, tapi dia bakal kasih apapun yang gue mau."

TBC

Adakah yang menunggu cerita ini? Kalo iya, maafkan ya apdetnya telat banget wkwk 😅😅 hari ini saya ketemu temen dan dapet buuaannyakkk drakor, jadi ya saya sibuk nonton.

Makasiihh untuk yang menunggu cerita ini. Semoga suka, see you guys 😙😙😙

26 Januari 2018

Losing You | #1 Twins SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang