15. Sangat Benar

5.2K 499 21
                                    

Happy Reading & Enjoy All

Cornelia berdiri di depan apartemen pria itu. Ya, siapa lagi kalau bukan Marcell. Kemarin malam dia tidak memiliki kesempatan, tapi pagi ini dia memiliki kesempatan.

"Kenapa lama sekali? Aku pikir kamu sengaja tidak mau membukakan pintu untukku."

"Kenapa kemari?" Tanya Marcell tanpa perlu basa-basi.

Dan tanpa basa-basi juga Cornelia langsung masuk ke dalam apartemen Marcell. Mewah tentu saja.

"Cornelia, jangan bertingkah yang aneh-aneh. Aku sedang dalam mood yang tak baik dan-"

Cornelia membalikkan tubuhnya menatap Marcell. "Dan apa? Kamu mau menuding aku berbohong lagi? Atau lebih parahnya menyeret aku keluar?"

Marcell memutar matanya dengan malas. "Kalau kamu melewati batas, tanpa ragu gue bakal nyeret lo keluar." Kali ini Marcell mengubah bahasanya. Tidak perlu berbicara ramah atau formal pada perempuan di depannya ini.

Marcell melihat raut terkejut di wajah perempuan itu, tapi hanya sebentar. Marcell muak. Sebentar lagi perempuan di depannya ini akan membuat drama pagi.

"Keluarga aku merasa terhina semalam, Marcell."

Marcell terkekeh mengejek. "Gue yang ditipu dan keluarga lo yang merasa terhina?"

"Sebegitu inginnya kamu bertemu saudara tiri aku itu? Kenapa? Apa yang membuat kamu penasaran sama dia? Dia itu cuma... orang yang sangat-sangat nggak penting."

"...."

"Ada aku, Alberta, Mama, dan Papa. Setidaknya hargai kami yang ada di sana. Meskipun kamu marah karena merasa ditipu, setidaknya tetap jaga sopan santun kamu. Kamu meninggalkan meja begitu aja hanya karena seseorang yang nggak penting itu?"

Cornelia terus mencecar Marcell dengan kalimatnya. "Kamu bahkan mengancam akan mengakhiri kerja sama puluhan tahun yang sudah dilakukan Papa kita hanya karena merasa ditipu."

"Pertama, penting atau tidak, biar itu jadi urusan gue. Gue minta dipertemukan dan seharusnya kalian melakukannya saja. Tapi apa? Kalian malah bikin drama dengan mencoba menipu gue."

"...."

"Kedua, bukan cuma keluarga lo yang ada di sana. Keluarga gue di sana. Mama dan Papa gue yang seharusnya ada di Sidney tadi malam membatalkan penerbangannya karena itu. Bahkan adik gue yang super sibuk dengan dunianya juga dateng. Sedangkan kalian? Kalian buang-buang waktu berharga keluarga Nasution." Tegas Marcell.

"...."

"Dan ketiga, apa gue tetap harus sopan pada orang yang sudah menipu gue? Masalahnya adalah harga diri gue ada di situ dan kalian mempermainkannya."

"Kalau aku bilang dia yang nggak mau dateng?"

Wajah santai Marcell berubah menegang. "Maksud lo?"

"Si sulung yang bikin lo penasaran. Gimana kalo ternyata dia sendiri yang nggak mau dateng? Lo mungkin penasaran tentang dia, tapi dia nggak penasaran tentang lo Marcell."

Tahan Marcell, jangan sampe lo mukul perempuan, Batinnya.

"Dia yang ngomong sendiri ke lo?"

Cornelia mengangkat bahu penuh kemenangan. "Kamu, kan tahu aku nggak deket sama dia. Tapi mungkin dia memang ngomong sesuatu sama Papa. Buktinya Papa sampe pake orang lain buat menggantikan dia."

"...."

"Keluarga kami menghargai keluarga kamu. Dia menolak datang dan Papa merasa tidak enak hati karena sudah janji ke kamu. Karena itu Papa menggantikan dia."

"Lo mau gue percaya omongan lo itu?" Kata Marcell dengan dingin. Mood-nya benar-benar hancur pagi ini.

Cornelia menggeleng. "Aku nggak minta kamu percaya. Aku menyampaikan supaya kamu tahu kalau perempuan yang begitu ingin kamu temui tidak begitu ingin bertemu kamu. Kamu harus sadar, Marcell."

Perdebatan kecil antara Marcell dan Cornelia terinterupsi karena ada suara-suara aneh di balik tembok. Marcell tahu siapa pembuat suara itu. Pasti Tatiana. Tak berselang lama, Marcell melihat sosok Tatiana berjalan mengendap-endap ke arah pintu.

"Tunggu!" Kata Marcell untuk mencegah, tapi sepertinya perempuan itu tak mendengarnya.

Cornelia yang penasaran membalikkan badan untuk menghadap pintu. Dia hanya melihat punggungnya saja. Seorang perempuan dengan pakaian sexy di pagi hari. Jelas perempuan itu bukannya baru datang. Malah sepertinya dia menginap.

Cornelia menatap Marcell penuh penghakiman. "Setelah kamu keluar dari tempat kita makan, kamu menemui dia? Perempuan itu?" Nada suara Cornelia menghina.

"Bukan urusan kamu." Ketus Marcell. Dia ingin mengejar Tatiana, tapi lengannya ditahan.

"Marcell, dengarkan aku baik-baik. Kamu boleh bermain dengan wanita malam manapun, sebanyak apapun, silakan, asal jangan saudara tiri aku. Kamu mengerti?"

Dengan kasar Marcell melepaskan tangan Tatiana. "Kenapa gue harus mengerti kata-kata bodoh lo, Cornelia? Dan bisa lo berhenti ngurusin hidup gue? Gue nggak tertarik sama lo sampe kapanpun!" Tegas Marcell.

Kalimat terakhir Marcell merupakan pukulan telak.

"Apa lo pikir gue nggak tahu tujuan lo ke sini sebenarnya apa? Lo mau memprovokasi gue supaya gue nggak penasaran dengan saudara tiri lo lagi. Supaya lo nggak perlu bersaing dan merasa malu kalau akhirnya kalah dari saudara tiri lo. Apa lo pikir gue bodoh?!"

"Marcell, jaga-"

"Lo ke sini bertindak seperti pahlawan buat keluarga lo, padahal yang sebenernya itu cuma kepentingan lo sendiri. Bahkan setelah nggak ada saudara tiri lo, gue tetep nggak melirik lo yang kemaren malem begitu spektakuler dengan backless dress lo itu. Lo merasa marah karena kalah dari dia."

"..."

"Bukan keluarga lo yang malu, tapi lo sendiri yang amat sangat malu. Gue bener, kan Cornelia?"

Sangat benar.

TBC

Bingung nggak sama model ruangannya Marcell sampe Tatiana bisa mengendap keluar tanpa ketahuan Cornelia?

Nih aku kasih ilustrasinya...

Itu model ruang tamu Marcell

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu model ruang tamu Marcell. Marcell sama Cornelia ngobrolnya di sekitaran sofa, sedangkan Tatiana sembunyinya di sekat-sekat yang bagian belakangnya ada rak buku itu. Kalo di deskripsi aku, aku make tembok bukan sekat, soalnya kalo sekat masih bisa ketahuan. Tapi nyari di pinterest kagak nemu-nemu, jadi yaahhh alhasil pake ini.

Semoga sukaa ya... See you on next chapter 😙😙

9 Februari 2018

Losing You | #1 Twins SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang