Happy Reading & Enjoy All
"Dia menendangku! Rasanya sangat menyakitkan, Ma!" Cornelia mengadu pada Mamanya dengan terus memegangi perutnya. Dia tidak bohong, rasanya memang menyakitkan. Tatiana benar-benar menggunakan tenaganya.
"Sebenarnya apa yang kamu lakukan di kamar Tatiana, hah? Kamu yang cari masalah dengan anak liar itu!"
"Dia merebut Marcell dariku, Ma!" Bentak Cornelia dengan sebal. "Bahkan dia bilang kalau dia dan Marcell sudah tidur bersama."
"Dan kamu percaya?" Ellena berkacak pinggang menatap putrinya dengan ekspresi mencemooh. "Tatiana senang melihat kamu marah dan cemburu karenanya. Apa kamu masih tidak sadar dengan cara kekanakannya itu?!"
"Tapi... tapi tetap saja itu membuatku marah! Aku berusaha keras, Ma, tapi Marcell tidak pernah melirikku barang sedikit saja. Dia selalu mengabaikanku."
"Lalu kau pikir tindakanmu barusan adalah benar? Kau semakin buruk di mata Marcell. Percayalah, meskipun kau teraniaya, Marcell tetap akan memihak pada Tatiana. Dia sudah dibutakan oleh cinta, Cornelia."
Ibu dan anak itu terdiam. Ellena nampak berfikir keras sedangkan Cornelia nampak sesekali meringis. Perutnya benar-benar sakit.
"Tapi, Ma, tidakkah Mama merasa ada yang aneh?"
Ellena menatap mata putrinya.
"Tatiana terlalu berani. Dia biasanya hanya bermain dengan kalimatnya, tapi lihatlah sekarang, dia bahkan menggunakan kekuatannya. Dia menendangku dengan sangat keras."
Ellena termakan perkataan putri sulungnya.
"Dan Papa... Papa berubah, Ma. Seharusnya tadi Papa membelaku, tapi lihatlah, Papa hanya diam saat Tatiana membentakku dan merendahkan harga diriku. Ini tidak seperti dulu, Ma. Papa berubah. Apa Papa mulai sayang pada Tatiana?"
Benar, semuanya berubah. Ellena baru menyadarinya. Ini tidak boleh dibiarkan. Semuanya harus kembali pada tempatnya. Seperti dulu.
"Kalau kamu masih sayang nyawa, jangan dekati Tatiana beberapa hari ke depan. Dan untuk Papa... Mama akan mengurusnya."
***
"Kamu tidak lihat apa yang dilakukan Tatiana pada putriku?" Ujar Ellena begitu masuk ke dalam ruang kerja suaminya, Bobby Aruan. "Apa kamu tidak bisa mendidik Tatiana dengan baik?"
Bobby Aruan menyeringai. "Aku memang tidak pernah mendidiknya, kamu tahu, kan. Dia di Kanada cukup lama, lalu kembali ke Indonesia. Tapi meskipun begitu aku tidak pernah berbicara dengannya. Jadi bagaimana aku bisa mendidiknya?"
Ellena tersenyum mencemooh. "Pantas saja."
"Tapi Ellena... Aku cukup tahu kalau putriku tidaklah liar. Aku memang tidak mendidiknya, tapi karena itu juga harga dirinya setinggi langit. Daripada bermain tangan, lebih baik dia bermain kata sampai Cornelia marah. Tapi hari ini Tatiana-ku marah dan menurunkan harga dirinya menjadi sedikit liar, itu berarti Cornelia sudah sangat kelewatan."
"Kamu membelanya, Pa? Ini pertama kalinya..." Ellena mencibir.
Bobby Aruan mengendikkan bahunya. "Itu lebih baik, daripada tidak pernah sama sekali."
Ellena tak kuasa menahan tawanya mendengar perkataan Bobby Aruan yang sangat berubah. "Kamu mulai menyayanginya? Ya Tuhan, ini yang disebut keajaiban."
"Aku tidak pernah mendidiknya, lebih banyak diam saat bersamanya, dan lebih sering menghukumnya, tapi aku juga tidak pernah bilang kalau aku tidak menyayanginya. Aku menyayanginya dengan caraku sendiri."
"...."
"...."
"Kalau Tatiana mendengar ini, dia pasti akan besar kepala. Rasa sopannya padaku akan menghilang dan dia jadi lebih sering menyiksa saudaranya!"
Bobby mengangkat bahunya. "Kalau kau dan kedua putrimu tidak mengusik dia, maka dia tidak akan berlaku seperti ini. Semua ini karena perlakuan kalian sendiri."
"Kamu benar-benar sudah memihaknya?!!" Bentak Ellena tanpa memikirkan kalau yang di depannya ini adalah suaminya sendiri.
Bobby bangun dari kursinya dan mendekat ke arah istrinya. "Apa kau tidak malu setelah semuanya yang terjadi di keluargaku?" Bobby mendekatkan wajahnya ke wajah Ellena. Bibirnya menyeringai saat Ellena terlihat tak nyaman. "Kau memintaku memperlakukan kedua putrimu dengan baik. Aku melakukannya, meski kau tak memperlakukan Tatiana-ku dengan baik juga. Apa kau pikir aku tidak tahu? Kau menyebut dirimu Mamanya, tapi faktanya kau tak pernah memperlakukan Tatiana selayaknya seorang anak. Apa yang sebenarnya kau inginkan? Harta? Apa kau ingin Tatiana-ku meninggal dengan mengenaskan seperti Taliana?"
"..."
"Dia mirip dengan ibunya. Aku muak melihat wajahnya." Setelah mengatakannya, Ellena langsung meninggalkan ruang kerja suaminya itu.
TBC
Semoga suka yaa... Jangan lupa vote dan komennya. See you minggu depan *^O^*
10 Maret 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Losing You | #1 Twins Series
RomanceTidak semua orang yang hidup bergelimangan harta akan hidup bahagia. Itulah yang diyakini oleh Tatiana Adeline Aruan. Bukan tanpa sebab, tapi perempuan itu mengalaminya sendiri. Dia punya ayah yang kaya tapi dia tak pernah mendapatkan kasih sayangny...