Happy Reading & Enjoy All
"Kamu melamun, kak."
Tatiana langsung membenahi posisi duduk berselonjor yang menguasai hampir satu sofa panjang di ruang keluarga. Dengan senyum yang dipaksakan dia menyapa adiknya.
"Nggak usah senyum pura-pura kayak gitu. Aku tahu kalau kakak sedang dalam mood yang nggak baik." Perkataannya tepat mengenai sasaran. "Kenapa?" tanyanya sambil mendudukkan bokongnya di sofa yang sama dengan yang ditempati kakaknya.
"Nggak apa-apa kok. Kakak hanya sedang berfikir aja."
"Berfikir tentang?"
Selorohan Taliana membuat Tatiana terdiam sejenak. Dia mencoba tersenyum agar berhasil membohongi adiknya, persis seperti yang terjadi pada Marcell. "Kakak hanya berfikir tentang masa depan kita. Semuanya pasti indah karena kita semua sudah bersama sekali."
"Kakak memikirkan masa depan kita yang indah dengan ekspresi terluka seperti itu?" Taliana terkekeh. "Jangan berfikir kakak bisa membohongi aku. Kakak jelas-jelas sedang memikirkan sesuatu yang serius lebih dari sekedar masa depan kita semua."
"...."
"Ini tentang Marcell, kan?"
Kakaknya tidak merespon, tapi Taliana yakin kalau tebakannya benar. Sepertinya memang tentang Marcell Nasution. Lagipula, memang hanya Marcell yang bisa membuat kakaknya bingung seperti Marcell.
"Kenapa dengan Marcell, kak?"
"Tidak ada masalah dengan Marcell. Kakak hanya berfikir terlalu keras saja."
"Pasti ada. Kakak tidak mungkin jadi seperti ini kalau kakak tidak berfikir terlalu keras tentang Marcell."
"Tidak ada, Taliana."
"Apa Marcell melamar kakak?"
Tatiana yang gencar menolak langsung terdiam mendengar tebakan adiknya yang sangat tepat. Bagaimana bisa? Dia sudah berusaha menyembunyikannya karena tidak mau adiknya mengetahui hal ini. Dia tahu Taliana menyukai Marcell dan tidak ingin adiknya terluka karena pria yang disukainya lebih memilih dirinya.
"Diamnya kakak aku simpulkan sebagai pembenaran. So, kapan dia melakukannya?"
Tatiana merasa kalau adiknya terluka dengan fakta ini. Tatiana menunduk dan menyesali semuanya. Dia sudah menjadi kakak yang jahat lagi sekarang.
"Maafkan kakak, Taliana..." Gumam Tatiana dengan lirih. "Tapi kakak menolaknya. Kakak tahu ini akan terjadi dan kakak lebih memilih kamu dan Papa. Kakak benar-benar tidak akan peduli pada Marcell lagi. Demi kita, Taliana."
"Kenapa kakak menolak Marcell? Dia pria yang baik, kak. Lagipula kakak cocok bersama Marcell. Seharusnya nggak ada alasan sampai kakak menolak pria sebaik itu."
"Taliana, jangan coba-coba bersikap tegar seperti ini. Kakak tahu kalau kamu juga menyukai Marcell."
"Dan seharusnya kakak tidak mengorbankan pria sebaik itu hanya karena aku." Potong Taliana cepat. Perempuan itu bangkit dari duduknya dan berdiri memunggungi kakaknya. "Tadinya aku berfikir kalau aku memang mencintai Marcell, tapi semakin ke sini, aku yakin kalau aku tidak mencintai dia. Aku menyukai dia karena dialah orang pertama yang menyelamatkan aku dari gudang itu. Dia membawa aku ke rumah sakit dan memberikan pelayanan terbaik. Hanya itu, kak." Setelah menguatkan hatinya, Taliana berbalik dan menatap kakaknya lagi. "Aku serius, kak. Jangan pedulikan aku."
"Bagaimana bisa kakak nggak mempedulikan kamu, Taliana? Kamu adik kakak. Kakak udah berjanji akan melakukan apapun demi kamu."
"Tapi aku harap kakak tidak mengorbankan kebahagiaan kakak untukku juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Losing You | #1 Twins Series
RomanceTidak semua orang yang hidup bergelimangan harta akan hidup bahagia. Itulah yang diyakini oleh Tatiana Adeline Aruan. Bukan tanpa sebab, tapi perempuan itu mengalaminya sendiri. Dia punya ayah yang kaya tapi dia tak pernah mendapatkan kasih sayangny...