3•TAK SEMUDAH UCAPAN

79 8 13
                                    

"walaupun lautan dan gunung menghalangiku untuk bertemu denganmu ,namun dengan hati yang tulus dariku semuanya itu akan sirna."

LANDO mempercepat langkah kakinya menyusuri lorong koridor seraya celingak-celinguk seolah sedang mencari seseorang. Ia kemudian berjalan mendekati kelas gadis incarannya itu. Jantungnya mulai berdetak tak karuan.

Dalam hati ia berdoa, semoga aja tuh cewek gak sedang bersama para gank-nya. Kalau nggak, entar bisa mampus dia kalau sampai berhadapan dengan monster-monster sialan itu!

Akhirnya ia sampai juga di kelas gadis pujaannya. Ia ragu melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam kelas itu. Lando pun bersungut karena kain gorden yang menutupi jendela kelas itu, hingga membuat dirinya mau tidak mau harus masuk ke dalam untuk mencarinya.

Baru saja mau melangkahkan kakinya, tiba-tiba ia terhenti dengan suara kekehan yang menggelegar dari dalam ruangan itu. Dengan cepat lando bersembunyi di balik pintu seraya mengintip dari celah pintu. Ia meneguk ludah. Sialan, udah gue duga. Dia lagi bareng mereka. rutuk Lando jengkel.

Lando masih betah untuk mengawasi empat orang yang terlihat masih duduk manis diatas meja. Krystal tampak cuek seperti biasanya sambil mengotak-atik ponselnya. Sedangkan tiga orang lainnya sibuk tenggelam dengan obrolan mereka yang tidak jelas.

Lando terus memperhatikan Krystal. Tak berapa lama gadis itu beranjak dari zona amannya seraya melangkah keluar kelas. Tiga lelaki itu nampak masih tenggelam dalam kekehan mereka yang semakin menjadi. Dengan reflek, Lando menjauh dari pintu itu lalu pura-pura berdiri menatap hujan.

Krystal akhirnya keluar dari dalam kelas dan langsung melangkah melewati Lando begitu saja tanpa menoleh kearah pria itu. sesekali Lando melirik ke arah sosok itu. Gadis itu semakin menjauh. Lando agak terkejut karena gadis itu sudah melangkah jauh didepan sana. Gila, tu cewek cepat banget jalannya. Lando pun tidak mau kehilangan kesempatan emasnya, sontak ia langsung mengejar gadis itu.

"Kemana sih tu cewek? Cepat amat jalannya. Gue aja laki kalah cepat. "Lando celingak-celinguk mencari keberadaan krystal yang entah sudah berbelok kemana.

Tanpa sengaja ia kembali melihat sosok krystal yang sudah nampak di ujung lorong siap berbelok ke arah kantin sekolah.

"Buset, tuh cewek gimana ceritanya udah disana? Ini seriusankan gue lagi ngejar manusia bukan Hantu?"Lando menepuk jidatnya memastikan kalau dia masih sepenuhnya sadar. Tak mau kehilangan krystal yang kedua kalinya, Lando pun dengan gegas mengejar gadis itu.

Tak berapa lama Lando tiba di muka Kantin. Suasana Kantin nampak sedikit ramai. Sepertinya anak-anak itu lebih memilih menunggu hujan disana sambil mengisi perutnya yang kosong.

Lando menyebarkan pandangannya keseluruh sudut ruangan itu. Matanya kini terkunci pada sosok Krystal yang sudah terduduk manis di dekat jendela sambil memegang ponselnya. Yah, cewek itu duduk sendirian. Tentu saja, Inilah kesempatan emas bagi Lando untuk mendekati cewek itu.

Jantungnya berdegup dua kali lipat kencangnya. keringat dinginnya mulai mengucur hebat. Suer deh, ini gak segampang yang gue kira ternyata. Lando sedikit ragu untuk menghampiri gadis itu.

Namun, karena sudah tekad ia akhirnya maju menghampiri gadis itu. Emak, doain Lando ya biar jadi bestcoment, eh salah maksudnya doain Lando biar berhasil gaet Anak mantu emak yg cantik itu. Lando perlahan melangkah menuju tempat dimana gadis itu berada.

Tak berapa lama Lando tiba di depan meja Krystal. Dadanya semakin bergemuruh tiada henti-hentinya. Gadis itu nampak masih belum menyadari kehadiran pria tampan dihadapannya itu.

"ehem."dehem Lando memberanikan diri untuk merebut perhatian gadis cantik itu. Seketika pandangan Krystal langsung teralih padanya masih dengan posisi memegang ponsel kesayangannya. Lando malah jadi semakin gugup jadinya.

Krystal nampak tak menggubrisnya. Ia kembali menatap layar ponselnya. Lando duduk diam sejenak. Ia berusaha mengumpulkan keberanian sekaligus kata-kata yang akan dia sampaikan kepada gadis itu. Akhirnya ia pun siap membuka suara.

"Krys... "Ucap Lando terputus.

"Neng, ini baksonya. Udah abang tambahin 2 butir. Bonus buat eneng krystal yang cantik."tak berapa lama Semangkuk bakso pesanan krystal sudah tergeletak menggoda di hadapannya. Lando masih memandangi gadis didepannya itu. Tampak, Krystal tak menghiraukannya. Ia mengambil sambel dan kecap kemudian mencampurnya ke dalam makanan.

Lando sedikit ragu untuk membuka suaranya sekarang. Ia takut malah mengganggu gadis itu makan. Namun, ia nampak berpikir kembali. Disatu sisi kata hatinya berkata "jangan, Do. Mending elu mundur aja sebelum elu di embat pake baskom bakso." Sementara disisi lainnya "udah, Do. langsung bilang aja sejujurnya. Mau nunggu sampe kapan? Sampe kiamat? Masih untung kiamat. Gimana kalo sampe kepergok sama teman-teman premannya? Bukan cuma kiamat ,abis riwayat loe."

Lando menarik nafas berat. Sumpah ya, ini bener-bener gak segampang dan seenteng yang gue pikirkan. Tapi, gue gak boleh putus asa. Ingat Lando lo bukan cowok pecundang. Lo gentle. Si penulis udah memperkenalkan elo si cowo gentle di halaman pertama. Jangan sampe si Author ganti cerita malah ngejodohin Krystal sama Azka gara-gara elo yang cuman pinter omong doank. Akhirnya Lando memutuskan untuk membuka suara yang kedua kalinya. Iyalah, dari pada entar gue di jodohin sama Tasya. Kampret. Ogah gue. Lando menarik nafas lalu membuangnya perlahan.

"Krys... Krystal."akhirnya Lando memberanikan dirinya. Gadis itu mendongak setelah memasukan beberapa butir bakso ke dalam mulutnya dengan posisi menelungkupkan kepala ke mangkuk didepannya.

"Ada yang pengen gue bilang ke lo saat ini juga."gadis itu masih berusaha mengunyah makanannya yang masih penuh dimulut. Ia hanya menatap Lando dengan ekspresi datar.

"Krystal, hari ini gue mau bilang ke elo. Kalau... Kalau... Kalau, GUE SUKA SAMA LO. GUE PENGEN LO JADI PACAR GUE."Ungkap Lando lantang dengan posisi sudah berdiri. Sontak semua pasang mata langsung tersorot ke arahnya.

Uhhuuukuhuuuuuk

Krystal tersedak mendengar pengakuan Lando yang secara tiba-tiba. Dengan cepat ia meneguk air putihnya lalu menepuk-nepuk dadanya. Lando berdiri mematung dihadapan gadis itu.

Tak berapa lama sorotan mata tajam menghujamnya. Krystal kini bangkit dari duduknya.

"Eh, elo siapa sih?"Krystal melipat kedua tangannya didada seraya memberi pria itu sorotan mata elangnya.

"Gue Orlando Adhyastha. Anaknya Gubernur."Ujar Lando tak kalah.

"Bodoh amat. Mo lo anak gubernur kek, anak Pengemis kek. Gue gak peduli. Yang mau gue tanya sekarang. LO KENAL GUE NGGAK?"Nada suara Krystal meninggi.

"Enggak."singkat Lando tegas.

"Trus kenapa loe nembak gue? Sakit jiwa lo ya?"bentak Krystal kejam. Ia tak peduli dengan semua orang yang kini jadi menontonnya.

"Karena gue suka sama lo."akuh Lando polos.

"Cowok sinting."desis Krystal kejam dan langsung beranjak dari tempat itu tanpa menghabiskan baksonya yang masih penuh karena ia tidak mau berlama-lama menjadi tontonan gratis para pengunjung disitu.

Mau tidak mau Lando sudah terlanjur mempermalukan dirinya di hadapan semua orang. kini ia jadi bahan tertawaan semua orang. Dengan malu ia pun segera meluncur keluar.

Nampak Abang bakso geleng-geleng kepala menyaksikan adegan drama yang berlangsung singkat di kantinnya itu.

"Weleh, weleh, kelakuan anak-anak zaman sekarang memang bikin merinding. Kasihan anak muda itu."gumam Mas Bejo sambil menyiapkan beberapa mangkuk bakso pesananan pelanggannya.

 My CrystaliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang