"Terkadang sesuatu tak berjalan sesuai dengan rencana, meski kita sangat menginginkannya."_
SINAR Mentari menyapa dunia dengan hangat seolah mengajak semuanya untuk ikut ceria bersamanya. Namun, tidak dengan Orlando Adhyastha. Pria itu terlihat tak bersemangat. Seolah tak ada gairah dalam dirinya saat ini.
Seperti biasa, setelah memarkirkan motor Ninjanya di parkiran, Lando segera melangkah menuju kelasnya. Mood-nya kali ini benar-benar di bawah rata-rata. Jika saja, Kakaknya yang gila itu tidak mengusiknya tadi pagi. Tentu saja, hari ini ia bisa bebas tidur sepuasnya tanpa harus capek-capek bertemu dengan orang-orang yang membuatnya jengkel.
"LANDO!!! Sini.. Sini cepetan!" teriakan cempreng Azka membuat Lando terkejut ketika dirinya tiba di depan kelas. Lando tak henti-hentinya menghembuskan nafas berat. Entah, apa lagi yang akan dilakukan kawannya itu? Rasanya Lando tidak siap jika harus menghadapi Azka kali ini. Jika diibaratkan battray, mood Lando saat ini hanya 5% dan akan siap game over dalam beberapa detik.
"WOI, CEPETAN SINI! malah pake bengong segala lagi!"jerit Azka membuyarkan lamunan Lando. "Lo liat sekarang! Ada siapa disebelah gue?"ujar Azka berseri-seri. Lando memicingkan matanya memperjelas Sosok yang kini telah duduk disamping kawannya itu dengan senyum terbahagia yang dia punya.
"David?"Lando melongo beberapa saat, menatap Kawannya itu dengan wajah tak percaya. Sudah lama ia tidak melihat kawannya itu. Terakhir kali 3 bulan yang lalu sebelum berangkat ke Jerman mengikuti pertukaran pelajar.
"Hei, Lo apa kabar bro?"Sapa David menghampiri Lando sembari merangkul pundak sahabatnya itu.
"Harusnya gue yang nanya."Timpal Lando melepaskan rangkulannya.
"Lo emang gak pernah berubah,bro. Masih tetap dingin."cengir David kembali merangkul sahabatnya itu.
"Sama lo juga gak pernah berubah. Masih tetap Gila, sama kayak si Azka."canda Lando sontak membuat David tak segan mendorong kepalanya.
"Idihhh, amit-amit. Si Azka mah gilanya udah level 10."gidik David menyeringai ngeri.
"Sembarangan lo kalo ngomong!,dasar Kadal Jerman!"umpat Azka tak terima.
David dan Lando terkekeh renyah melihat reaksi Azka yang kesal. Rasanya, kehadiran David seolah membuat suasana kembali riang sama seperti dulu. Lando merangkul sahabatnya itu dengan senyuman mengembang, mood-nya kini berada di level standart. Setidaknya, pria itu bisa melupakan kegalauan-nya sejenak.
****
Krystal berjalan menyusuri koridor hendak menuju ke kelasnya. Semua orang yang berada di sekitar situ sontak berbisik-bisik dan menyorotinya dengan tatapan tak senang. Gadis itu mendengus pasrah. Jujur, ia sangat tidak suka dengan tatapan orang-orang yang menyorotinya seakan dia adalah seorang Pembunuh yang harus segera ditangkap dan di dekam dalam tahanan. Ia berusaha untuk tidak peduli.
"Eh, eh, Si Jutek datang, tuh"ujar seorang teman sekelasnya.
"Namanya KRYSTAL. bukan sih JUTEK."tegas Seorang pria yang tak lain adalah Sang Ketua kelas.
"Bodo."umpat gadis dengan wajah sinis.
BRUKK
Krystal menarik bangkunya kemudian duduk tanpa menghiraukan berbagai sindiran yang dilontarkan para gadis kepadanya. Ia berusaha tampak tenang.
"Kry... Krystal. Gu... Gue bo.. Boleh pinjam bu.. Buku lo gak?"tanya ketua kelas itu tergagap. Entah kenapa, lelaki itu selalu gugup jika berhadapan dengan Krystal. Ia selalu jadi terlihat seperti orang bodoh dihadapan gadis cantik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crystalia
Teen Fiction[LANJUTAN CERITA AKU PRIVATE! FOLLOW AKUN AKU BIAR KALIAN BISA BACA SAMPAI TAMAT] "Jika Aku katakan padamu bahwa Aku adalah maut yang bisa menggiringmu kepada kematian, apakah kau masih akan mencintaiku?"_Krystalia Raquella "Ku katakan padamu, apap...