"Bagaimana seseorang begitu mencintai dirinya hingga harus mengorbankan Cinta orang lain?"
★★★My Crystalia★★★
Sepuluh tahun yang lalu. Seorang wanita berusia sekitar tiga puluhan terlihat bersimpuh di atas lantai, dengan sebuah boneka dan jarum di tangannya.
"Krystal kecilku, kemarilah. Lihat? Ibu membuatkan boneka ini untukmu"ucap Abel tersenyum hangat.
"Cantik sekali. Terima kasih bu."Krystal tersenyum bahagia dipelukkan Ibunya.
Krystal baru saja berulang tahun yang ke tujuh tahun. Untuk itu Abel membuatkan mainan khusus untuk Putri satu-satunya itu. Ia sangat menyayangi Krystal. Berbeda dengan Ayahnya yang suka pulang larut malam dengan alasan bisnisnya, hingga tak ada waktu untuk berkumpul dengan keluarganya.
Meskipun begitu, Bram selalu membawakan mainan baru untuknya. Selama itu, Krystal lebih banyak menghabiskan hari-harinya bersama Abel. Sekolah, bermain hingga jalan-jalan berdua. Hingga suatu hari, Abel mulai mencium kedok bisnis yang dimaksud oleh suaminya itu. Ternyata selama ini, Bram diam-diam menjalankan sebuah bisnis ilegal yaitu menjadi pengedar obat-obat terlarang bersama teman-temannya.
Abel mencoba menasehati Bram agar berhenti dari pekerjaan haramnya itu. Namun, Bram bukannya mengindahkan perintah istrinya itu malah membentak lalu tak segan melakukan kekerasan kepadanya.
"Wanita tahu apa tentang pekerjaan laki-laki? lebih baik kau diam saja dan biarkan aku melakukan apa yang bisa aku lakukan."hardik Bram menyudutkan Avel yang kini tertelungkup takut di atas sofa.
"Tapi itu tidak baik, Mas. Kamu bisa dipenjarakan kalau sampai ketahuan polisi. Lalu bagaimana aku dan Anak kita bisa hidup?"rintih Abel.
"Kau pikir aku sebodoh itu? mereka tidak akan bisa menangkapku. Tidak semudah itu. Ku peringatkan padamu, mulai sekarang kau diam dan tak usah mengurusi urusanku. Lagi pula ini demi hidup kita. Kau pikir hidup ini tidak butuh uang? Hah?!"
"Iya. Tapi kita bisa mencari rezeki yang halal, Mas. Aku tidak apa-apa jika kau todak memberiku uang, asalkan kau berhenti menjadi pengedar barang haram itu. Aku mohon, Mas."
PLAKK
"Sekali lagi kau menceramahiku, akan ku buat kau lumpuh selamanya."ancam Bram segera beranjak keluar rumah meninggalkan Abel yang menangis tersedu-sedu, dan Krystal yang hanya bisa menyaksikan perdebatan kedua orangtuanya dibalik tembok ketakutan.
"Mama tidak apa-apa?"tanya Krystal memastikan.
"Tidak apa-apa, Nak. Kamu cepatlah tidur. Besok sekolahkan?"desah Abel mengusap air matanya lalu menuntun Putrinya ke kamar.
Krisis ekonomi yang di hadapi Bram dan Abel membuat mereka terpuruk dengan keadaan yang ada. Meskipun begitu, Abel tak pernah sekali pun mengeluh, ia selalu bersyukur dan membuat Krystal tertawa lepas setiap harinya.
Sebenarnya, Bramasta merupakan orang dari keluarga berada. Hanya saja, ia dibuang oleh orang tuanya dan semua sanak-saudaranya karena melakukan kawin lari dengan Ibu Krystal saat mereka duduk dibangku kuliah. Bram mencintai Abel. Begitu juga dengan wanita berambut coklat dan memiliki mata yang indah itu. Mata yang selalu membuat Bram terpikat olehnya sejak pertama kali mereka bertemu.
Dan sejak itu Bram dan Abel diusir dari rumah mereka masing-masing, karena kedua belah pihak orang tua tidak menyetujui hubungan mereka, dikarenakan Abel merupakan Anak dari keluarga sederhana dan tentu saja, orang tua Bram tidak setuju jika mereka menikah. Maka mereka pun harus hidup bersama tanpa adanya ikatan dengan keluarga.
Kehidupan mereka seperti dikutuk. Seiring berjalannya waktu Bram mulai kelihatan aslinya. Ia jadi sering marah dan tak segan melakukan kekerasan kepada Abel. Namun, dilain waktu pria itu juga akan bersikap lembut. Semacam berkepribadian ganda. Dan itu akan terjadi apabila emosinya mulai terganggu. Untuk itu, Abel pernah menyesal karena tidak mau mendengarkan perkataan orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crystalia
Ficção Adolescente[LANJUTAN CERITA AKU PRIVATE! FOLLOW AKUN AKU BIAR KALIAN BISA BACA SAMPAI TAMAT] "Jika Aku katakan padamu bahwa Aku adalah maut yang bisa menggiringmu kepada kematian, apakah kau masih akan mencintaiku?"_Krystalia Raquella "Ku katakan padamu, apap...