"Terkadang aku merasa ingin menyerah. Tapi terkadang, aku ingin berjuang."_Orlando Adhyastha
Lando menatap setangkai Mawar Putih yang layu itu, dengan tatapan miris. Ia menghela nafas berat kemudian menghembuskannya. "Kasihan kamu."gumam Lando pelan seraya meletakkan bunga itu diatas meja ruang tamu, lalu melangkah masuk menuju dapur untuk mengambil sesuatu dari sana.
Alan keluar dari kamarnya, dan segera menyambar remote TV diatas meja ruang tamu. Seketika matanya terfokus pada sesuatu yang tergeletak tidak jauh dari benda yang diambilnya tadi. "Bunga?sejak kapan ada bunga disini? Mana udah layu gini. Ah, mungkin punya Mpok odah,nih."gumam Alan heran, tanpa pikir panjang ia langsung menggenggam tangkai itu dan "blasshh" tak butuh waktu berapa lama Mawar putih itu sudah berada di dalam tempat sampah dekat pintu.
Lelaki berhidung mancung itu pun langsung membuang dirinya ke atas sofa lalu menyalakan TV seperti biasanya. Tak berapa lama Lando keluar dari dapur dengan sebuah vas berisi air ditangannya. diletakkannya vas itu kemudian berniat menaruh bunganya kedalam situ. Namun, betapa terkejutnya pria bermata sipit itu ketika melihat sesuatu yang dicarinya tidak ada pada tempatnya.
Ia kemudian mencari-carinya ke kolong meja sampai ke dapur,mungkin saja ia lupa meletakkannya disana. Namun, tidak ada. bahkan sampai ke seluruh bagian di ruang itu, tapi, tetap saja tidak ada. Lando jadi kesal sendiri. "Kemana sih tuh bunga?"gumam Lando mengusak-ngusak kepalanya gusar.
"Woi, minggir. Nyari apaan sih lo? Ganggu orang nonton aja."keluh Alan rada kesal karena Lando yang tiba-tiba datang membelakanginya hingga menutupi TV yang ada didepannya.
"Kak, Lo liat bunga gue gak? Perasaan tadi gue naruhnya disitu deh. Kok bisa tiba-tiba ilang sih?"Sungut Lando masih menghalangi TV.
"Oh, itu punya Lo? Kirain punya Mpok Odah. Noh, bunga lo disono, tuh."ujar Alan dengan tampang tak berdosa seraya menunjuk ke tempat sampah disamping pintu.
Tentu saja pria itu terkejut. Ia pun menatap kakaknya jengkel lalu tak segan melangkah menuju samping TV, dan tak berapa lama Ia mencabut colokkan benda itu hingga layar Televisi itu tiba-tiba mati.
"Lo mau nonton kan? Tuh, pasang sendiri."Tak mau kena imbas kakaknya, Lando langsung kabur ke arah pintu seraya mengambil bunganya. Tampak Alan menggerutu karena ulah Lando yang kekanak-kanakan.
Tak butuh waktu lama Mawar layu itu sudah tergeletak Indah di sebuah vas bening berukuran kecil panjang. Lando tersenyum puas. Setidaknya bunga ini masih bisa bernafas di dalam sana. Ia lalu membawa vas bunga itu kekamarnya dan meletakkannya di meja samping ranjangnya. Setidaknya disinilah tempat paling aman menurutnya.
Setelah puas memandangi benda itu, Lando memilih untuk bergabung dengan kakaknya dibawah tanpa takut diserang akibat ulahnya tadi. Yah, setidaknya hanya itu yang bisa menghiburnya untuk melupakan kejadian tragis disekolahnya tadi siang.
Dengan gegas Lando menuruni anak tangga. Seperti biasa suasana rumah tampak tenang dan hening. Hanya ada Lando, kakaknya dan seorang pembantu di rumah. Orangtuanya selalu pulang diatas jam 7 malam. Namun, rupanya Lando sudah terbiasa.
"Kak...!"panggil Lando setelah tiba disamping kakaknya.
"hm."nampak Alan tegang dengan tayangan didepannya hingga tak menghiraukan adiknya yang sudah ikut bersandar di sofa.
"Lo pernah gak di tolak sama cewek?"tanya Lando to the point.
"Pernah."singkat Alan masih menatap layar TV.
"Berapa kali?"tanya Lando menatap kakaknya.
"Satu"
"Trus kak ngapain aja pas ditolak? Masih ngejar... Atau langsung nyerah?"desah Lando seketika mengundang tatapan heran dari Kakak tampannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crystalia
Fiksi Remaja[LANJUTAN CERITA AKU PRIVATE! FOLLOW AKUN AKU BIAR KALIAN BISA BACA SAMPAI TAMAT] "Jika Aku katakan padamu bahwa Aku adalah maut yang bisa menggiringmu kepada kematian, apakah kau masih akan mencintaiku?"_Krystalia Raquella "Ku katakan padamu, apap...