PAGI yang cerah mengiringi hari libur, sinar mentari dengan hangat dan penuh kelembutan menerobos masuk menyentuh kulit mulus gadis berparas cantik, yang tengah asyik memandangi bayangannya di dalam cermin.
Krystal merapikan sedikit kerutan dibagian pundaknya lalu menyambar tas kecil diatas meja rias dan bergegas keluar dari dalam kamarnya.
Krystal membuka pintunya pelan-pelan lalu turun mengendap-ngendap ke bawah. Ia tahu ini bukanlah hal yang baik tapi kata hati mendorongnya untuk tetap pergi menjumpai pria itu. Yah, walaupun sangat beresiko nantinya. Namun, Krystal berusaha dan mencoba.
Seperti biasa, suasana rumahnya dipagi atau malam hari selalu nampak sepi. yah, bisa dibilang semua penghuni sibuk dengan aktivitasnya. Ayah Krystal yang selalu berangkat pagi-pagi dan pulang malam seringkali membuat Krystal seperti tinggal seorang diri dirumahnya karena pelayanannya selalu muncul sesuai waktu yang sudah diatur majikannya itu. Belum lagi, dua orang pengawal yang selalu membuntutinya kemana-mana seperti bayangan. Krystal dibuat frustasi dengan keadaan hidupnya yang seperti ini.
Gadis cantik berkulit bening itu kini sudah tiba di dekat pintu. Ia pun menghela napas berat karena dua orang berseragam hitam tengah mematung diluar sana seperti biasa.
Krystal memutar bola matanya sebal. Tuh dua orang gak pernah capek apa? gumam Krystal mengintip dari balik jendela. Ia pun berpikir sejenak. Tak ada jalan lain lagi, Ia segera beranjak menuju arah belakang sambil berhati-hati jika kepergok pembantunya. Bisa gawat nanti!
Gadis itu kembali mengendap-endap seraya celingak-celinguk. Ia hanya ingin memastikan kalau tidak ada siapa-siapa di kolam renang. Namun, sialnya terdapat dua orang disana yang sedang membersihkan tempat mandi itu dan yang satunya sedang memangkas rumput.
Mau tidak mau gadis itu pun memutar arah langkahnya menuju samping rumah. Sejauh ini belum ada yang melihat bayangannya. Krystal pun mencari cara untuk mencoba memanjat tembok didepannya itu secepat mungkin sebelum ada yang tahu.
Pelan-pelan gadis itu meraih tangga didekat pohon tak jauh dari situ, lalu segera menyenderkannya kemudian mencoba menaikinya. Tiba-tiba terdengar suara pembantunya menuju ke arahnya, sontak gadis itu menjadi kalang kabut dan hampir jatuh. Dan tak berapa lama...
Brukkk
Krystal nekad melonjat dari atas tembok hingga membuat tubuhnya terhempas dan menimbulkan goresan kecil di lengan kanannya.
"awh!!"Krystal meringis sambil memegangi lengannya yang tergores sesuatu ketika ia nekad terjun dari atas sana.
Ia pun mendorong tubuhnya agar bangkit lalu menghempas-hempaskan debu yang menempel di celana pendeknya kemudian segera berlalu. Kali ini Krystal berhasil lolos dari pengawalnya.
Sinar matahari mulai terasa menyengat kulit. Gadis itu kini berdiri di tepi jalan seraya menunggu sebuah angkutan umum lewat. Namun, dari tadi semuanya penuh. Ia pun harus rela berpanas-panasan. Diliriknya jam bundar yang melingkar ditangannya. Waktu menunjukkan pukul 10:20 dan Krystal terlihat sudah kepanasan.
Tiba-tiba ponselnya bergetar. Ia pun segera mengeceknya. Satu panggilan dari Orlando tertera jelas di dalam sana. Dengan segera, Ia pun mengangkat sambungan itu.
"lo dimana sekarang?"
"gue masih di tepi jalan nunggu angkutan lewat,"jawab Krystal mengangkat sebelah tangannya untuk menghalangi paparan sinar mentari yang semakin menyengat tubuhnya.
"apa? kenapa gak bilang dari tadi? ya udah, lo diem disitu. Gue jemput sekarang, "Lando memutuskan sambungan teleponnya.
Krystal mencoba mencari tempat berteduh sejenak, kini keringatnya mulai merembes membasahi pelipis. Ia pun segera mengusapnya dan berusaha memberi kesejukkan bagi tubuhnya lewat kipasan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crystalia
Dla nastolatków[LANJUTAN CERITA AKU PRIVATE! FOLLOW AKUN AKU BIAR KALIAN BISA BACA SAMPAI TAMAT] "Jika Aku katakan padamu bahwa Aku adalah maut yang bisa menggiringmu kepada kematian, apakah kau masih akan mencintaiku?"_Krystalia Raquella "Ku katakan padamu, apap...