20•CIUMAN?

56 7 5
                                    

"Mereka bisa bilang aku ini bodoh. Tapi, inilah aku. Dengan perasaanku."

ANAK tangga nampak menjulang disamping lorong kelas. Krystal menarik tangan Bastian menaiki tanjakan itu satu persatu. Dalam benaknya hanya satu cepat tiba di rooftop.

"Tal, lo apa-apaan sih? Lepasin tangan gue gak?"rontah Bastian tak senang. Namun, Krystal tak menghiraukan suaranya. Ia terus menarik tangan Bastian hingga sampai diatas.

BRAAAKKK

Pintu rooftop terbuka. Krystal membawa Bastian ke tengah. Dan Pria itu hanya menurut saja.

"Bas, lo apa-apan sih? Lo udah janji kan sama gue kalo lo gak akan berantem lagi!"cetus Krystal dengan tampang kesal.

"Tal, lo yang apa-apaan. ngapain lo dekat-dekat sama cowok itu. Lo udah janji kan sama gue kalo lo gak akan deket sama cowok brengsek itu lagi!"geram Bastian tak terima.

"Itu semua nggak seperti yang lo pikirin, Bas!kita itu cuman lagi diskusi aja tentang kecelakaan yang udah nimpa gue di hutan. Dan Lo juga pasti tahu itu kan?"ketus Krystal menatap lekat mata Bastian dengan tajam.

Bastian meneguk ludahnya berat. Ia baru sadar kalau Krystal sedang terkena Amnesia ringan gara-gara kejadian itu.

"Gue tahu Tal. Semua ini memang salah gue. Karena gue gak bisa jagain elo saat itu juga. Tapi, bisa nggak sih lo gak berhubungan dengan anak-anak itu?lo tahu kan apa akibatnya?"Bastian mencoba memberi penjelasan.

"Iya gue tahu, Bas. Tapi, please kali ini aja lo dengerin gue. Gue cuman minta elo bersabar sampai pelaku yang udah jahatin gue itu ketangkap!"Krystal berusaha membujuk Bastian agar menyetujui keinginannya.

Bastian menyeringai licik"jadi lo mau gue ikut gabung sama anak-anak gak jelas itu?"

"Iya. Dan gue harap lo gak ngasih tahu apa-apa sama bokap gue tentang ini semua."ucap Krystal menatap permohonan.

"Ok. Tapi ada satu syarat! Lo harus janji ke gue. Kalo lo gak akan berhubungan dengan mereka lagi setelah kasus ini selesai. Gimana?"tawar Bastian menatap tajam mata Coklat gadis didepannya itu.

"Ok. gue janji."ucap Krystal membalas tatapan Bastian. Entah kenapa,ada sesuatu yang sesak di dalam palung hatinya hingga menimbulkan rasa sedih.

"Ok. Kali ini gue pegang janji lo."tunjuk Bastian tepat diwajah Krystal. Dengan kesal,Bastian turun meninggalkan Krystal yang masih mematung didalam sana.

Krystal diam menatap lantai. Tangannya mengepal erat.

"Ku lakukan semua semampuku dan sesuai rencanaku. Meski hati ini selalu memberontak dan terkadang serasa ingin membunuhku, tapi aku terus bertumpu pada jalanku agar tidak menyakiti siapapun."

****

"Azka habisin makanan lo cepet! Dikit lagi udah mau bel masuk nih."oceh David seraya menyuruh Azka menghabiskan baksonya yang masih tersisa setengah.

"Udah ah. Gue dah kenyang."sahut Azka menyeruput es tehnya.

"Elah lo, mubazir makanan tau gak."timpal Lando rada kesal.

"Azka makan tuh harus banyak, liat tuh badan lo udah kurusan gitu kayak orang cacingan."tukas Gleen menyengir.

"Udah kalian diem deh. Gua kurus itu karena gua setialah, yah buktinya makan aja ngga mau nambah apalagi pacar."selah Azka cengengesan sambil melirik genit si Gisel yang duduk disamping Lando tepat didepannya.

"Jijik gue kalo ama loh."gidik Gisel melempar tatapan ngeri sontak membuat teman-temannya cengengesan tak karuan.

"Neng, lo kok ngomong gitu sih sama abang? Sampe hati lo neng, apa gue kurang Hot dimata lu?"rengek Azka dengan tampang sedih yang dibuat-buat.

 My CrystaliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang