MOBIL ambulance terhenti tepat di depan bangunan yang didominasi cat berwarna putih. Krystal pun segera dibaringkan diatas kereta bangsal dan langsung melesat kedalam.
Suara roda bangsal yang beradu dengan lantai itu, menggema disepanjang koridor rumah sakit. Bau obat segera menyengat hidung mereka.
Lando terus mendampingi Krystal menuju ruang UGD. raut wajahnya tampak panik. Tak berapa lama tubuh gadis itu sudah melesat masuk ke dalam sebuah ruangan yang hanya boleh dimasuki dokter dan suster.
Mereka semua terhenti didepan pintu. Lando pun menunggu di luar ruangan dengan rasa cemas. Dia tidak bisa duduk dengan tenang. Ia pun menghirup nafas mencoba menenangkan jiwanya yang sedang terguncang. entah, cobaan berat apa lagi yang menimpanya?Lando tersandar di dinding seraya mengangkat kepalanya frustasi. Matanya terpejam. Jelas sekali, kecemasan sedang melanda pikirannya.
"Udah, bro. Lo yang sabar aja. Gue yakin pasti Krystal akan baik-baik aja."hibur David sembari menepuk pelan pundak kawannya itu, mencoba menguatkan Lando yang kini hampir rapuh.
"Iya, do. Lo tenangin diri aja dulu. Kita semua yakin pasti cewek lo itu akan segera siuman."timpal Azka turut menghibur kawannya yang terlihat lesuh.
"Gue harap begitu."ucap Lando lirih. Tubuhnya terasa letih dengan pikiran yang berkecamuk.
Gleen nampak terdiam membisu. Pria dengan style rambut slicked back itu terlihat sedang memikirkan sesuatu yang serius.
"hoy, ngelamun aja sih. Gimana keadaan Krystal?"Tiba-tiba Gisel datang dan menepuk pundak Gleen, sontak membuat Pria itu terlonjak kaget.
"Buset. Lo ngagetin gue aja."Gleen mengusap dadanya mencoba menenangkan kejut yang menyerangnya tadi. "Tenang, aja. Krystal udah dirawat didalam kok."
"Syukurlah."Gisel menghembus napas lega.
"Ehem... ada cewek cakep nih. boleh Kenalan nggak neng? nama abang Azka. Cowok paling ganteng seantero komplex rumah gue."Ujar Azka menghampiri mereka dengan tampang cengengesan.
Gisel melempar tatapan bingung lalu tersenyum kaku.
"Abang ganteng pala lo, Japri!"cibir David menyentil kepala Azka."
"Woi, bangsat! Lo kayak demen banget ya sama bokap gue? Naksir lo ya sama bapak gua? Hah?!"hardik Azka kesal karena kawannya itu yang selalu menyebut nama ayahnya dan seakan menjadikannya bahan olokan.
"Sableng lu! Mending gua naksir nenek gua dari pada bokap lo!"selah David ngawur.
"Udah, udah guys! Ini dirumah sakit. Kalian jangan pada berisik."sergah Gleen mencoba menenangkan suasana yang mulai seru.
Keduanya pun terdiam sejenak. Tiba-tiba Ponsel Gleen berdering. Pria itu pun segera meraih handphonenya lalu berjalan ke arah pojokkan hendak mengangkat panggilan itu.
Azka bersiap melancarkan aksinya untuk mencoba mendekati Gisel yang nampak berdiri dengan raut cemas didepannya.
"Neng, siapa namanya?"cengir Azka mengulurkan tangannya ingin kenalan.
"Ah, gue Gisel."Gadis itu membalas salaman cowok bertampang pas-pasan itu sembari tersenyum kaku.
Azka terpaku memandang Gisel dengan tampang bodoh. Parahnya, Tangan gadis manis itu tidak dilepaskannya.
Nampak, Gisel merasa sedikit aneh. Ia mencoba menarik tangannya agar lepas dari cengkeraman Pria konyol didepannya itu. Namun, Azka mencengkeramnya erat.
"Woi, kadal! tangan lo lepas!"oceh David yang sedari tadi sabar melihat ulah kawannya itu, segera melepaskan genggaman mereka seketika. Azka pun tak segan melempar tatapan jengkel ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crystalia
Roman pour Adolescents[LANJUTAN CERITA AKU PRIVATE! FOLLOW AKUN AKU BIAR KALIAN BISA BACA SAMPAI TAMAT] "Jika Aku katakan padamu bahwa Aku adalah maut yang bisa menggiringmu kepada kematian, apakah kau masih akan mencintaiku?"_Krystalia Raquella "Ku katakan padamu, apap...