5•STRATEGI II

67 8 2
                                    

BEL istirahat berdering kencang. Begitu guru keluar dari kelas, seketika para siswa pun berhamburan bagai burung yang keluar dari sangkarnya. Hanya ada dua sosok yang entah mengapa lebih betah tinggal di dalam kelas dari pada menyusul segerombolan yang keluar. Yah, siapa lagi kalau bukan Azka dan Lando. Seperti biasa Azka lebih suka tidur-tiduran di atas mejanya dari pada keluyuran. Entah kenapa pria itu selalu saja malas. Tidak pagi,tidak siang kerjanya tidur terus. Namun, Lando tak mau ambil pusing. Dia tak suka mengurus urusan orang lain.

"Zka, pinjem kunci motor lo."Lando menepuk badan pria itu sembari membangunkannya.

"buat apa sih?"sahut Azka dengan malasnya masih dalam posisinya.

"Gue pinjam bentar."Ujar Lando datar.

"Mau ngapain? Bukannya lo punya motor?"Azka bangkit dari tidurnya. Kini kepala pria itu menatap langsung ke arah Lando yang susah berdiri disampingnya sejak tadi.

"Di pinjem abang gue."timpal Lando menahan kesabaran. "Ya udah cepetan."pinta Lando tak sabar.

"Lo mau kemana sih?"Tanya Azka penasaran. Lando mendengus jengkel. Ia sudah tidak tahan lagi mendengar semua pertanyaan basa-basi dari kawannya itu. Sangat, sangat tidak penting baginya.

"Lo ngasih mau ngasih atau nggak?"Sentak Lando to the point. Ia terlalu malas untuk meladeni pertanyaan Azka yang menurutnya tidak penting.

"Ya udah, nih. Nyolot banget sih."Azka langsung merogoh saku celananya kemudian menyodorkan benda yang sedari tadi di inginkan Lando. Tanpa basa-basi lagi, Lando langsung melangkah keluar hingga hilang di balik pintu. azka terheran-heran melihat gelagat Lando yang tidak biasanya.

"Kesambet apaan sih tuh anak? Dari pagi aneh banget. Tau ah. Mending gue tidur lagi."decak Azka kembali melanjutkan aktivitasnya.

tak berapa lama seseorang sudah berada di depan pintu siap melangkah masuk menghampiri sosok yang tengah terbaring dengan posisi kepala diatas meja.

"AZKA, LANDO MANA?"Jerit gadis itu sontak mengagetkan Azka yang langsung menoleh ke arahnya.

"ASTAFIRULLAH, Tasya lo bener-bener ya?!"ujar Azka kesal sembari mengelus-ngelus dadanya yang kaget.

"AZKA, TASYA NANYA LANDO MANA?"jerit gadis itu lagi-lagi sangat mengusik gendang telinga pria itu. Nampak, Azka kehilangan kesabarannya.

"GUE GAK TAHU. BISA NGGAK SIH LOE DATANG NGGAK TERIAK-TERIAK? LOE PIKIR INI HUTAN APA?!LOE KALO MO TERIAK-TERIAK ,NOH DI BELAKANG SEKOLAH SANA."Bentak Azka tak kalah keras. Pria itu sangat kesal dengan ulah Tasya yang kerap datang seperti Singa mengaum.
Gadis itu memasang tampang masam. sepertinya, ia tak senang dengan ucapan Azka yang membentaknya.

"TASYA CUMAN MAU NGASIH INI. AZKA TOLONG KASIH INI KE LANDO. TASYA PERGI DULU."ujar gadis itu meletakkan sekotak bekal diatas meja Lando lalu beranjak keluar tanpa menghiraukan tatapan Azka yang seakan ingin menelannya hidup-hidup.

Azka mendengus kesal. Kepalanya panas. Ia kesal sekali dengan ulah gadis itu. Entah kenapa, baik Lando baik Tasya selalu saja membuat rusuh ketenangannya. dengan kesal ia pun kembali melanjutkan tidurnya yang sempat terusik. Berharap tidak ada lagi yang mengganggunya.

BLUMEN SHOP

Sebuah Toko bunga berukuran kecil tak jauh yang dari jalan raya. Diam-diam Lando masuk ke dalam toko tersebut seraya mengamat-amati semua benda yang terpajang didalamnya. Ia sibuk memilih-milih jejeran bunga yang terpajang di toko itu. Hingga tak sadar satu sosok sedang memperhatikannya dari tadi. Seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah pemilik toko tersebut.

"Kamu mau cari bunga apa nak? "sapa Nenek itu lembut sontak membuat Lando menoleh kearahnya.

"Ah, saya belum tahu nek."ujar Lando tersenyum sembari menggaruk-garuk belakang kepalanya yang tak gatal.

 My CrystaliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang