"Hanya orang bersalah yang tidak ingin keadilan tegak, mereka yang tak bersalah tak akan ragu untuk menegakkan keadilan"_
MENTARI mulai menampakkan diri siap mengusir kegelapan malam. seperti biasa, pukul 07.10 jam pelajaran pertama dimulai. Semua murid sudah duduk dikelas masing-masing siap menimba ilmu.
Namun, tidak dengan keempat orang yang kini sedang berdiri menghadap kepala sekolah didampingi Pak Satpam.
Kejadian semalam terpaksa menyeret keempat anak remaja itu untuk memberi penjelasan di ruang Kepsek.
"Apa yang kalian lakukan malam-malam menyelinap ke sekolah?"tanya Kepala Sekolah meminta penjelasan.
Keempat siswa itu meneguk ludahnya paksa seperti ada sesuatu yang menyangkut di tenggorokannya dan ingin segera didorong.
"lo aja yang jelasin"bisik Jennifer kepada Regina.
"Ih, kok gue sih? Tuh si Pingkan aja!"bantah Regina setengah berbisik.
"udah kalian jelasin aja. biar cepet selesai nih masalah!"timpal Aldino rada kesal.
"JAWAB PERTANYAAN SAYA! KALIAN PUNYA MULUT TIDAK?"
Suara tegas Pria berbadan gemuk itu sontak membuat keempat murid itu tersentak. Mereka jadi saling melemparkan kesalahan.
"Siapa diantara kalian yang mempunyai ide seperti ini?"tanya Pak Kepsek dingin.
Sontak semua telunjuk mengarah kepada Pingkan. Gadis itu benar-benar terkejut.
"kok gue sih?"elak Pingkan tak terima
"Yaiya.ini semua ide lo kan Ping?"ujar Jennifer dan Regina memutar bola matanya kesal.
Pingkan berdecak kesal. Tangannya mengepal erat. Ia juga tak menyangka kalau kawan-kawannya akan ikut menyalahkannya. Bukannya ngebantu gue, malah nyalahin gue. Emang bangsat ni teman-teman! Pingkan mengumpat di dalam batinnya.
"Apa alasan kamu membuat ide buruk seperti ini dan mencoba-coba masuk ke dalam ruang CCTV?"tanya Kepsek menatap tajam. Pingkan nampak panik luar biasa.
Tiba-tiba terdengar suara ketokan pintu dari luar ruangan. Dengan segera Satpam itu pun membukakannya lalu beberapa orang langsung masuk menghadap. Ketua osis dan tiga anggotanya terlihat membawa rekaman CCTV dan bukti yang diberikan Gleen dan kawan-kawan waktu itu.
"mampus gue!!!"Pingkan menutupi wajahnya pasrah. Mau tidak mau Ia sekarang sudah tidak bisa mengelak lagi. Jeratan sudah didepan matanya. Tidak ada jalan lain lagi selain mengatakan yang sebenarnya.
****
Ketika pembelajaran sedang berlangsung, dua orang Osis masuk ke dalam kelas setelah meminta izin lalu bersiap mengeluarkan syarat.
Nampak, siswa-siswi terlihat kalang kabut membereskan pakaiannya, mengatur rambut dan menyembunyikan semua barang-barang yang akan kena sidak.
"Selamat pagi. Kami dari Osis, ingin memanggil siswi yang bernama KRYSTALIA SUNDORO untuk segera ikut ke ruang kepala sekolah sekarang juga."Ucap pria berseragam rapi itu sontak membuat semua mata tertuju pada Krystal.
Krystal nampak kebingungan. Dalam hati, Ia bertanya-tanya ada apa ini sebenarnya? Kenapa Ia dipanggil ke ruang Kepala sekolah? Tindakan apa yang sudah Ia lakukan memangnya? Krystal terhanyut dengan pemikirannya sendiri.
"Tal, lo dipanggil tuh pergi aja, gih!"bisik Gisel sontak membuyarkan lamunannya. Krystal pun beranjak dari tempat duduknya lalu melangkah dengan perasaan bingung.
Semua anak jadi berbisik-bisik. Tak butuh waktu lama mereka pun sudah tiba di ruang Kepala sekolah. Krystal segera masuk, dan betapa terkejutnya Ia ketika mendapati sosok yang tak asing baginya tengah berdiri dengan wajah menunduk tak berani menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crystalia
Roman pour Adolescents[LANJUTAN CERITA AKU PRIVATE! FOLLOW AKUN AKU BIAR KALIAN BISA BACA SAMPAI TAMAT] "Jika Aku katakan padamu bahwa Aku adalah maut yang bisa menggiringmu kepada kematian, apakah kau masih akan mencintaiku?"_Krystalia Raquella "Ku katakan padamu, apap...