LANDO melangkah masuk ke dalam rumahnya yang besar dengan langkah gontai.
"Do, dari mana lo jam segini baru pulang?"Lando menghentikan langkahnya kemudian memutar badannya sembari menengok ke sumber suara.
"Dari sekolahlah, kak. Emang dari mana lagi? "Ujar Lando dengan nada sedikit kesal seraya melanjutkan langkahnya.
"Do...! "Panggil kakaknya lagi.
"Apa lagi sih, kak?"Lando tambah kesal. Belum sempat kakinya melangkah menaiki anak tangga kakaknya sudah memanggilnya lagi.
"Do, lo baik-baik aja kan?"tanya Kakaknya menatap serius.
"Kenapa?"Tanya Lando dingin. Rasanya Ia ingin cepat-cepat masuk ke kamarnya yang berada di lantai dua.
"Helm lo, belum lo lepas Bego! lepas dulu helmnya baru naik keatas, gih."pintah kakaknya seketika membuat Lando segera memegang kepalanya. Sial, emang benar helmnya masih terpasang rapi kepalanya.
Dengan malas Lando pun melepaskan helmnya lalu menaruhnya di samping meja bawah tangga. Sepertinya ia mulai tidak waras. dengan segera Lando pun naik keatas tanpa peduli kekehan kakaknya.
"Lando... Lando. Kesambet apa sih tu anak. Tumben hari ini aneh banget."cengir Alan kembali menatap layar TV lalu menyantap popcornnya.
BRUKK
Lando melempar tasnya ke sembarang tempat, kemudian segera menjatuhkan tubuhnya keatas kasur empuk. Kepalanya pusing, tubuhnya lemas. Entah kenapa, ucapan kasar gadis itu seolah telah menyerap habis energinya. Ia jadi kehilangan tenaga untuk melakukan apapun. Bahkan untuk berpikir.
"Gue gak habis pikir sama tuh cewek. Gue kurang apa coba? Baru kali ini gue ditolak mentah-mentah kayak gitu."gumam Lando memijat-mijat dahinya. "Malah malu banget lagi. Arrg!"tanpa sadar Lando menjerit melampiaskan emosinya. Tak berapa lama ia mengingat sesuatu."Azka, mana Azka. Ini semua gara-gara dia."Lando segera meraih Ponsel disaku celananya kemudian mengiriminya sebuah pesan.
To "Azka P
Nyesel gue ngikutin kata lo.
Satu pesan terkirim. Dengan malas Lando menghempaskan Ponselnya begitu saja.
TRING
tak berapa lama sebuah notif pesan masuk tertera di layar ponselnya. Dengan malas ia pun kembali meraih benda persegi itu.
From : Azka P
Napa? Lo ditolak ya?
Lando menatap layar itu kesal. Nampaknya ia enggan untuk membalas pesan dari sahabatnya itu. Tak berapa lama sebuah notif pesan kembali menghias layar ponselnya.
From : Azka P
Udah gak usah sedih. Hari esokkan masih ada? Lo coba lagi cara lain, deh.
Seketika Lando meremas ponselnya. Ia kesal sekali. Rasanya ia ingin merutuki si Azka habis-habisan. Bisa-bisanya dia bersikap santai setelah menghancurkan harga dirinya.
To "Azka P"
Azka please. Jangan bikin mulut gue berdosa kayak lo. Mulai detik ini gue gak mau lagi ngikutin saran lo. Demi upin-ipin yang gak pernah gede-gede. Gue Tobat.
Lando mendengus jengkel. entah kenapa, kawannya itu selalu saja membuatnya emosi. Lando mencoba memejamkan matanya. Tak berapa lama kemudian ponselnya kembali berdering.
FROM : AZKA P
Sejak kapan lo jadi ikut-ikutan alay? Elah, santai aja lagi, nyet. Itu belum seberapa. Cinta emang butuh pengorbanan dan perjuangan. Lo yang sabar aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crystalia
Teen Fiction[LANJUTAN CERITA AKU PRIVATE! FOLLOW AKUN AKU BIAR KALIAN BISA BACA SAMPAI TAMAT] "Jika Aku katakan padamu bahwa Aku adalah maut yang bisa menggiringmu kepada kematian, apakah kau masih akan mencintaiku?"_Krystalia Raquella "Ku katakan padamu, apap...