Fake Promise

1.1K 140 1
                                    

Hoseok POV.

Srek!

"Bangunlah," ucapnya sambil menggoyahkan tubuhku. Aish.

Aku membuka mata, beranjak duduk merenggangkan otot-otot sambil menguap. Masih terlalu pagi—kurasa—untuk mengakhiri mimpi indahku, tapi ibu sudah memotongnya.

"Chagi-ya, apa kakimu sudah membaik?"

Mwo? Chagi? Sejak kapan Eomma memanggilku begitu? Aneh.

Oh! Mungkinkah...

Tiba-tiba ranjangku bergetar, kurasa dia baru saja duduk. Apa yang ingin dia lakukan?

"Chagi-ya, buka mulutmu."

"Oh? Untuk apa?"

"Buka saja. Cepat."

"Sirheunde," balasku singkat. (Tidak mau)

"Aish, aku hanya ingin menyikat gigimu, kok. Ayo cepat."

"Mworago?" ucapku heran dan membuka mulut.

Tanpa diduga dia menyentuh belakang kepalaku hingga aku terkejut dibuatnya. Wanita itu pun mulai membersihkan gigiku, dan jujur, ini di luar keseharianku dengannya. Selama dia menyikati gigiku, aku hanya bisa terdiam. Tak tahu kenapa, aku merasa seperti bayi, haha.

"Setelah ini, aku akan pergi."

Aku langsung menahan tangannya sehabis itu berkata dengan keadaan mulut dipenuhi busa pasta gigi, "Mwo? Niga kago sipeo? Eodiga?" (Apa? Kau ingin pergi? Kemana?)

"Tentu saja bekerja, bodoh."

"Oh, kupikir kau akan pergi jauh sampai berhari-hari. Padahal baru saja kemarin dan hari ini kau berada di dekatku."

Dia terkekeh, "Jangan sedih. Setelah aku bekerja, ku usahakan untuk datang lagi kesini."

"Yaksok?" ucapku sambil menjulurkan jari kelingking. (Janji?)

"N-ne, y-yaksok," balasnya mengaitkan jari kelingkingnya ke jari kelingkingku.

"Baiklah, aku akan menunggumu di depan rumah."

💝💝💝

Hye In POV.

Dengan tergesa-gesa aku berlari menuju restoran. Sampai di sana aku menerobos masuk dan mengatur nafas. Syukurlah, keadaan restoran tidak ramai.

"Dari mana saja kau, Hye In-ah?!"

"Omo! Kkamjjagi!" ucapku kaget mendapati manager berdiri di hadapanku entah sejak kapan. Dia menatapku dengan kedua tangan yang ia lipat di dada.

Aku tertunduk, firasat buruk mulai terasa. Baik, marahi saja aku. Aku pantas mendapatkannya.

"Kenapa belakangan ini kau selalu datang tidak tepat waktu, huh?!"

"J-joesonghamnida, Panjang-nim," ucapku tertunduk.

"Jika ini terjadi lagi, gajimu akan saya potong," ujarnya pergi begitu saja.

Aku menghela nafas lega. Baik, tidak akan kuulangi lagi.

💝💝💝

Hoseok POV.

Astaga, udara di luar ternyata dingin. Entah sejak kapan aku berdiam diri di sini yang jelas perkiraanku sudah lebih dari satu jam. Yeah, sesuai dengan perkataanku beberapa jam lalu, kalau aku akan menunggu Hye In. Tak peduli seberapa lama aku menanti bersama udara yang semakin menusuk pori-pori kulitku, intinya aku hanya ingin dia menepati janji.

My Boyfriend is Blind ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang