Hoseok-ah, mianhae.

1.2K 126 19
                                    

Hye In POV.

Tak terasa hubunganku bersama Seokjin sudah memasuki hari ke-5. Meski terbilang cukup singkat namun kedekatan kami sangatlah luar biasa. Terkadang jika aku bosan di rumah dia selalu menyarankanku datang ke kediamannya dan membiarkan aku tidur di sana sampai mentari pagi menyambut kami.

Tentu saja tidur seranjang, tidak mungkin terpisah. 'Kan sudah kukatakan kedekatan kami ini luar biasa. Di banding dengan Hoseok, dia jauh lebih sempurna.

Salah satu contohnya yaitu ketika kami pergi ke toko pakaian, apapun model pakaian yang kucoba dia selalu mengeluarkan pendapat. Entah itu menurutnya bagus, terlalu besar, warnanya mencolok, terlalu pendek, intinya dia selalu berpendapat positif. Aku tahu tujuan dia demikian agar tidak mengecewakanku, tak apa setidaknya melontarkan sesuatu daripada hanya duduk terdiam seperti orang bodoh sangatlah menyebalkan. Kau memang kekasihku yang terbaik!

Seusai membersihkan diri kini aku menghampiri Seokjin di depan rumah. Yeah, tadi malam dia menelepon, katanya ingin traktir makan di restoran tempat kerjaku. Awalnya kutolak karena menu di tempat itu sudah pernah kunikmati semua, tetapi setelah dia bilang beberapa jam lagi ada urusan terpaksa menurutinya. Dan sekarang kami siap pergi ke sana.
.

.

.

Cring!

Kami lantas duduk di meja nomor 13 dekat jendela. Temanku pun datang sembari membawa daftar menu.

"Kau mau pesan apa?" tanya Seokjin.

"Terserah kau, Chagi. Aku akan melahap apa yang kau pesan."

"Baiklah."

Hoseok POV.

Cring!

Aku berjalan menghampiri Hyun Hee di meja kasir, "Yak, kenapa kau di sini? Apa kau pindah posisi?"

"Ani-ya. Seseorang yang setiap harinya berdiri di sini sedang sakit, maka dari itu aku menggantikannya."

"Ah, begitu."

Cring!

"Yak, yak, yak," ucap Hyun Hee seraya menyenggol lenganku.

"Ada apa?"

"Lihat itu. Hye In bersama Seokjin, mereka datang."

Aku menoleh ke arah pandangan Hyun Hee, "Sedang apa mereka?"

"Ah iya, hari ini Hye In izin tidak kerja karena ada urusan. Dan kurasa makan bersama dengan Seokjin adalah urusan yang dia maksud. Jenius sekali. Untung saja karyawan di sini tidak begitu peduli."

"Sungguh?"

Bagus sekali, Hye In-ah. Berkat kau, aku jadi punya kesempatan besar untuk membuatmu tak percaya bahwa sekarang aku bisa melihat kau bersama kekasihmu itu.

"Apa yang mereka pesan?" tanya Hyun Hee pada temannya yang baru saja datang dari meja Hye In.

"Satu porsi samgyeopsal, dua porsi kimchi, dua porsi bibimbab, dan dua gelas milkshake cokelat."

"Baik, akan ku hitung jumlah harganya," balas Hyun Hee bergegas sibuk dengan mesin kasir.

"Hyun Hee-ya, aku punya ide. Tapi apa kau mau menginzinkanku untuk melaksanakan ideku itu?"

"Memang apa idemu?"

"Begini ...."
.

.

My Boyfriend is Blind ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang