Flashback : Nine (a)

1.1K 127 3
                                    

Sinar matahari menusuk kelopak mataku sehingga aku terbangun karenanya. Di saat hendak ke kamar mandi, terlintas di pikiranku sebuah kejadian. Mendadak aku terdiam.

"Oppa wasseo?"

"Kenapa kau minum banyak sekali, huh? Apa kau sedang ada masalah?"

Aku memejamkan mata kuat-kuat sembari menepuk beberapa kali puncak kepala akibat mengingat tingkah bodohku kemarin. Kenapa aku mabuk, huh?! Bodoh!

"Baiklah, Oppa! Sejak awal masuk sekolah aku menyukai seseorang, hihihi. Ah ani, sejak aku berangkat sekolah di hari pertama masuk lebih tepatnya. Aku melihat dia sedang mengayuh sepeda. Wajahnya sangat tampan!

"Sejak hari itu aku mulai menyukainya. Sampai-sampai aku pernah menjadi pusat perhatian oleh banyak murid, haha.

"Setiap hari aku selalu memberikan sesuatu padanya. Entah itu surat, coklat, dan dukungan. Tapi sayang, dia tidak pernah menerimanya. Menerima, tapi setelah itu dia buang sesudah aku pergi. Jahat sekali, bukan? Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri."

"Omong-omong kau tau siapa orangnya? Dia di kelas berapa?"

"Kelas satu tingkat dua."

"Namanya?"

"Hoseok. Jung Hoseok. Ck, sudah lama sekali aku menyukainya, tapi dia malah menyia-nyiakan semua itu. Sungguh, dia itu jahat! Sangat jahat! Surat yang selama ini aku buatkan untuknya, dia terima namun di buang begitu saja! Benar-benar jahat!

"Selain itu baru-baru ini aku melihat dia bersama seorang gadis, mereka berpelukan lalu berciuman di hadapanku. Rasanya jiwaku remuk setelah kejadian itu tertangkap oleh kedua mataku. Orang yang selama ini kusukai ternyata sudah memiliki seorang kekasih cukup mengecewakan.

"Aku benci padamu, Oppa!"

"AAAAAA!!! AKU SUDAH GILAAA!!!" teriakku menggelegar di kamar.

Aku lantas berbaring di ranjang dan menggila di sana. Bisa-bisanya aku menceritakan perasaan terpendamku tentang seseorang yang aku sukai pada orangnya langsung.

Bodoh. Bodoh. Bodoh.

Apa yang harus kulakukan saat di sekolah nanti? Meski aku menghindar darinya tetap saja dia akan bertanya-tanya atau mungkin kembali mengungkit tindakanku saat mabuk itu. Ya Tuhan, berakhir sudah nafasku.

Cklek!

"Nuna, gwaenchanha?"

Aku menoleh ke ambang pintu, mendapati Hye Wan berdiri di sana sontak aku beranjak duduk, "Kau pasti mendengarnya tadi. Aku tak apa, pergilah."

"Ne," balasnya menutup pintu dan aku kembali berbaring.

💝💝💝

KKKRRRIIING!!!

Tiba waktunya untuk makan siang. Sehabis merapikan buku-buku aku lantas mengeluarkan kotak bekal dan menikmati isinya. Beberapa teman yang masih di dalam kelas menatapku aneh, mungkin di pikiran mereka; tidak biasanya Hye In makan di kelas, mengingat banyak yang tahu kalau aku ini paling tidak suka makan sendirian.

Terserah kalian mau berpikir seperti apa tentangku, yang jelas aku tidak peduli. Aku memang benci makan sendirian tapi ini terpaksa kulakukan demi menghilang dari pandangan Hoseok. Kuharap tindakanku ini berhasil sampai puncaknya.

Beberapa detik setelah kepergian mereka aku di buat terkejut oleh sesuatu.

BRAK!

"Kkamjjagi-ya!!!" pekikku terperanjat sontak menatap ke arah pintu, Hoseok ada di sana.

My Boyfriend is Blind ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang