Hye In POV.
Seluruh murid dari kelas Hoseok saat ini sedang ada pelajaran olahraga. Mereka berlari-lari di sekitaran lapangan bersama seorang guru yang memimpin barisan depan. Sementara itu, di kelasku tengah berlangsungnya pelajaran bahasa Jepang.
Selang beberapa menit, bel istirahat akhirnya terdengar. Kami seluruh murid bergegas merapikan buku-buku untuk pergi ke kantin. Baru saja beranjak, tahu-tahu ponselku bergetar. Pesan masuk dari Hoseok—ternyata.
Kau dimana? Aku menunggumu.
Masih di kelas. Wae?
Cepat temui aku di lapangan. Dan tolong, bawakan aku sebotol air dingin.
💝💝💝
Aku berjalan malas menghampiri Hoseok yang sedang duduk santai bersama teman-temannya di tengah lapangan. Dengan wajah datar, ku berikan sebotol air padanya.
"Gomawo-yo. Duduk dan bergabunglah di sini. Kali ini kau tidak akan pergi makan siang, kan?"
"Tidak, tapi aku akan pergi ke tempat lain."
"Yak, duduk atau aku akan-"
"Aish, arraseo!" ucapku lalu duduk di sampingnya.
"Ini," ucapnya sambil memberiku jaket. Kuambil jaketnya lalu meletakan di atas pangkuan.
"Hei, Hoseok-ah. Sejak kapan kau dan dia bisa sedekat ini?" tanya salah seorang teman Hoseok, kebetulan aku kenal dia namanya Min Woo.
"Iya. Bukankah dia yang selalu mengacaukan hidupmu?" tambah Hong Si, teman Hoseok juga.
Hoseok terkekeh sebelum menjawab, "Semua itu terjadi berkat kejadian yang tak terduga selama ini. Haha."
"Yak, hajima. Jebal." Aku menatap malas dirinya.
"Haha, baik-baik. Tidak akan ku beberkan rahasia besarmu itu."
"Ini hebat. Seorang gadis ceroboh dan berisik sepertimu bisa dekat dengan Hoseok hanya dalam beberapa hari saja? Aku terkesan," ujar Hong Si membuatku kesal mendengarnya.
"Kau tahu? Hoseok itu orangnya tidak mudah bergaul pada siapapun, apalagi seorang gadis. Tapi kau, dengan mudahnya bisa akrab dengan dia? Sulit dipercaya," timpal Min Woo terkesan menjelek-jelekkan diriku. Menyebalkan.
Selama aku mendengar perkataan yang tidak mengenakkan dari mereka, sedari tadi Hoseok hanya senyum-senyum sendiri. Bukannya membela atau menolong, dia malah tampak senang dengan penderitaanku. Menyesal aku menuruti kata Hoseok untuk bergabung. Seharusnya aku pergi saja tadi. Berlama-lama di sini semakin membuatku kesal dan naik pitam.
Tanpa basa-basi aku menatap Hoseok, dia terdiam. Kurasa sudah waktunya untuk pergi. "Hoseok-ah, bolehkah aku pergi? Aku ingin ke perpustakaan."
"Ada apa? Mendadak sekali."
"Tanyakan saja pada teman-temanmu. Aku pergi," ucapku beranjak pergi.
"Yak!" teriaknya membuat langkahku terhenti, dia benar-benar membuatku jengkel. "Mwo?!" sahutku galak.
"Itu, jaketku. Tolong kembalikan."
Aish, dasar bodoh. Bisa-bisanya aku membawa pergi jaket ini. Mati saja aku di tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend is Blind Man
Любовные романы[✔] Jung Hoseok, kekasihku, dia jauh berbeda dari pria lain. Dia istimewa, hanya ada beberapa saja yang seperti dirinya bahkan dapat dihitung jumlah populasinya. Meski dia memiliki kekurangan, aku pun tetap mencintai dan menerima dia apa adanya, sek...