☀Epilogue☀

1.8K 109 25
                                    

Setelah video berdurasi 7 menit 32 detik tersebut berakhir, aku lantas membenamkan wajah ke dalam lipatan kedua tangan di atas meja. Isak tangisku pecah mengingat kembali momen-momen indah bersama Hoseok sebelum sesuatu yang bodoh merasuki otakku hingga aku berhasil mengacaukan semuanya.

Aku memang wanita yang paling dungu di dunia. Tidak bersyukur atas apa yang Tuhan berikan. Menyia-nyiakan Hoseok demi pria lain di ibaratkan seperti meninggalkan berlian demi sebuah biji jagung. Bodoh, bodoh, bodoh. Sekarang aku tahu arti bodoh yang sesungguhnya.

Tok! Tok! Tok!
.

.

Cklek!

Seseorang masuk ke dalam kamar. Dari eksistensinya saja sudah bisa kutebak, pasti dia kekasihku, Taehyung.

"Mwohan-ya?" (Lagi apa?)

Aku tidak menggubris kalimatnya, masih bertahan dalam posisi sampai akhirnya dia mengambil kursi lalu duduk di sebelahku. Hening. Tidak tahu apa yang tengah dilakukannya sekarang, aku hanya berharap dia tidak salah paham.

"Wae ureo?" tanyanya lagi sembari mengelus kepalaku.

Aku mengangkat kepala menatapnya dengan tangis yang belum reda. Dia menarik tubuhku ke dalam dekapan hangatnya.

"Tak apa. Menangislah sepuasnya. Aku tahu kau menyesal, jadi lepaskan saja jika kau tak mampu lagi menahannya."

Tangisku semakin deras menerima sisi dewasanya Taehyung. Dia sangat cepat memahami seseorang sementara aku ... sulit karena keegoisanku lebih besar.

"Sudah menangisnya, ini'kan hari bahagiamu. Aku tidak mau melihat kekasihku yang cantik ini jadi tampak jelek karna matanya yang sembab akibat menangis."

Syukurlah, tepat setelah dia bicara tangisku perlahan mereda. Aku lantas mempererat pelukannya.

Kejadian ini telah membuatku menjadi lebih sadar bahwa tindakanku selama ini jelaslah salah. Aku selalu memilih hal-hal yang tampak nikmat, lalu meninggalkan satu hal yang jauh lebih terasa nikmat dan kelewat spesial. Maka itu hidup tidak selamanya menyenangkan. Sama seperti cinta. Banyak sejuta rasa di dalamnya.

Untuk Hoseok, dari lubuk hati yang terdalam aku minta maaf. Dan dari lubuk hati yang terdalam juga, aku sangat berterima kasih. Kau adalah satu-satunya matahari yang pernah menyinari hidupku. Aku melihatmu bagaikan takdir. Aku bertemu denganmu terasa seperti sebuah drama yang dibuat oleh alam semesta. Kita pernah sama-sama terlahir kembali dan mendapatkan kehidupan yang baru.

Kuharap, sampai tua nanti persahabatan kita masih terjalin.

💝💝💝

Menjelang tengah malam begini tiba-tiba Taehyung mengajakku pergi ke taman. Sembari menyuruh untuk mengenakan masker penutup mata aku jadi berspekulasi yang bukan-bukan. Aku tahu Taehyung bukanlah orang yang sadis ataupun punya keinginan kotor, tetapi mengingat situasinya seperti ini mustahil jika tidak curiga.

Seraya memeluk lengannya aku berkata, "Apa yang ingin kau lakukan, huh? Kenapa pandanganku menghitam? Dan kenapa tidak ada cahaya sama sekali? Bukankah di taman ada banyak lampu? Seharusnya 'kan pandanganku memerah walaupun dengan mata tertutup."

"Tenanglah. Aku hanya ingin memberimu kejutan."

"Kejutan? Kejutan apalagi, huh? Bukankah tadi siang sudah? Bersama teman-temanku yang lain?"

My Boyfriend is Blind ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang