With Hoseok

1.2K 140 3
                                    

Hye In POV.

Ketika sedang mengelap meja, ponselku mendadak bergetar. Panggilan masuk dari Seokjin terpampang di layar setelah kukeluarkan dari saku rok.

"Ada apa?"

"Hye In-ah, maaf. Rencana hari ini di undur besok karena aku mendadak ada urusan penting."

"Kupikir kau tidak pernah punya waktu sibuk. Sia-sia aku izin, tahu."

"Mianhae. Lagipula Na Rae tidak memberitahu kalau ingin pergi ke suatu tempat. Biasanya sebelum pergi dia selalu menghubungiku, walau aku juga tidak akan peduli."

"Ya sudahlah. Urusi saja urusan mendadakmu itu."

"Baiklah, sampai jumpa besok. Muah!"

"Aish! Jinjja!" ucapku spontan melempar ponsel ke atas meja yang tengah ku bersihkan, "Sejak kapan dia menjadi pria yang menjijikkan seperti itu? Aish!"

💝💝💝

Tok! Tok! Tok!

Cklek!

"Oh, Hye In-ah, kau datang? Kebetulan sekali, masuklah," ujar ibu Hoseok mempersilakan aku masuk. "Hoseok ada di dalam kamarnya. Keadaannya sedang tidak baik."

"Dia kenapa, Imo?!"

"Lihat saja sendiri. Aku ingin ke dapur."

"Ah, geurae," balasku membungkuk padanya lalu berjalan ke kamar Hoseok. (Baiklah)

Kubuka pintunya perlahan namun pasti. Tampak Hoseok tengah duduk di kursi roda sambil menatap lurus ke arah jendela yang memang sengaja di buka.

"Omo, Chagi-ya!" ucapku mendadak panik berjalan ke sana dan berlutut di hadapannya, dia terlihat lesu, "Chagi-ya?"

"Hm?" sahutnya, kurasa dia sedang melamun tadi.

"Kau … kursi roda … dan kaki kanan yang di perban … apa yang sudah terjadi? Ceritakan padaku."

"Semalam aku terjatuh."

"Mwo? Bagaimana bisa?"

"Entahlah. Aku kan tidak bisa melihat, jadi mana tahu."

"Ah, benar juga. Kenapa kau tidak langsung menghubungiku, huh?"

"Aku tidak mau kau khawatir."

"Aigoo... Justru sebaliknya aku khawatir jika kau tidak memberitahuku. Kau ini."

"Mianhae."

Aku menghela nafas, "Lalu, apa kakimu masih terasa sakit?"

"Hanya nyeri jika gerak sedikit."

"Syukurlah," kataku sambil melihat bagian tubuhnya yang terdapat luka lecet dan lebam, lebih tepatnya pada tangan kirinya. Kurasa dia tersungkur.

"Kau sudah makan, Chagi?" tanyaku dan dia menggeleng, "Kalau gitu, aku ke dapur. Akan kubuatkan bubur untukmu. Tunggu sebentar."

Aku beranjak berdiri, kucium pipinya dan keluar menuju dapur. Sudah ada ibu Hoseok yang tengah berkutat di sana.

"Imo, aku ingin membuatkan bubur untuk Hoseok, boleh?"

My Boyfriend is Blind ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang