Flashback And Finish Eye Surgery (b)

918 119 6
                                    

"Apa kau takut, Hye In-ah? Kalau begitu, aku akan duduk di sampingmu dan peluklah aku jika itu bisa membuatmu merasa lebih baik."

Hoseok-aaahhh!!!

"Ini pasti sangat sakit. Tapi cobalah untuk tidak berteriak, arraseo?"

Krek.

"Akhirnya, penderitaanmu sudah berakhir. Ayo, kembali ke kelas. Ada apa? Kenapa menunduk seperti itu, eoh?"

"A-ani, eo-eobseo-yo."

"Yak, neo ureo? Ck, kupikir kau kuat. Sudah, jangan menangis." (Kau  menangis?)

Bahkan ketika Hye In menangis, wajah cantiknya tak pernah pudar. Beruntung sekali aku bisa mendapatkan hatinya meski pada kenyataan dia menusuk.

"Begitu saja menangis. Dasar cengeng."

.

"Masuklah, hari ini aku yang akan mengantarmu sekolah."

"Tidak mau."

"Aigoo... Masuk atau kuhubungi para temanku sekarang juga, pilih mana?"

Haha, aku tampak menyebalkan sekali.

.

"Hye In-ah, hari ini kedua orang tuaku sedang di luar kota selama lima hari ke depan. Jadi, jagalah kesehatanmu untukku, arraseo?"

"Yak, apa hubungannya antara orang tuamu dengan kesehatanku?"

"Kau akan tahu nanti. Intinya, jangan sampai jatuh sakit. Apabila itu terjadi, lihat saja."

"Yak, yak. Kenapa kau malah mengancamku? Apa salahku, huh?"

"Sudah jangan banyak bicara, asisten pribadiku."

Bagian ini kenapa aku tampak seperti Raja? Haha.

Omong-omong aku ingat akhir dari bagian ini, terjadinya first kiss di antara kami. Sungguh kenikmatan yang tak terhingga.

.

"Yak! Kenapa kau malah mengganggu waktu liburku, huh?! Kau ini asisten pribadi yang tak berguna!

"Yak! Aku ini sedang berbicara padamu, bodoh! Jangan menghindar dariku! Aku tahu apa yang sedang kau pikirkan."

Hye In-ah, dia butuh di dengarkan.

"Kalau begitu berhentilah mengoceh tak jelas di belakangku. Kau membuat telingaku sakit."

Ups! Ternyata Hye In bisa dingin juga, haha.

"Yak, itu juga karena salahmu yang tidak mau berhenti untuk mendengar tiap-tiap perkataanku. Kau tahu, sejak kejadian tadi otakku terus mengeluarkan banyak pertanyaan."

"Baiklah, jika maumu begitu akan kudengarkan semua perkataanmu asalkan kau tidak mengungkit kejadian 30 menit yang lalu."

Yeah, dia sempat menindih tubuhku lalu kami saling melemparkan tatapan kosong. Aku ingat kejadian itu.

"Astaga, mana bisa? Semua perkataanku ada kaitannya dengan kejadian itu, bodoh."

Pertengkaran yang singkat.

My Boyfriend is Blind ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang