Date : Second

1.2K 151 7
                                    

Hoseok POV.

Tuttt...

Tuttt...

Tuttt...

"Ada apa?"

"Apa kau masih bekerja?"

"Tentu."

"Ah, begitu. Ya sudahlah."

"Eoh? Kau menghubungiku hanya untuk menanyakan itu?"

"Tadinya aku ingin kau ikut bersamaku menemani Mickey jalan-jalan. Tapi karena kau masih bekerja, aku akan melakukannya sendiri."

"Mianhae...."

"Tak apa. Ya sudah, aku pergi. Dadah."

"Berhati-hatilah. Jaga Mickey untukku."

"Eoh, apa kau lebih menyayangi Mickey daripada aku?"

Kudengar dia terkekeh sebentar, "Ani-ya. Aku sayang keduanya, tapi yang utama adalah dirimu."

"Itu memang harus. Baiklah, dadah."

Huh, hari ini sungguh penuh rintangan. Aku akan ke halte, menaiki bus kemudian turun dari bus, sedikit berjalan hingga tiba di taman dekat sungai sebelum akhirnya bisa menikmati suasana yang ada. Semuanya itu, harus ku lakukan seorang sendiri demi membuat hati Mickey senang. Ku harap sesuatu yang buruk tidak akan terjadi selama aku berpetualang. Apabila aku mengalami kesulitan, semoga orang-orang mau membantuku.

Jujur saja, aku masih takut berkeliaran bebas seperti ini. Tidak ada yang bisa kulihat, semuanya benar-benar gelap, hanya udara dan aneka macam suara saja yang dapat kurasakan serta dengar.

"Baik, Mickey. Tolong tuntun aku sampai ke halte."

💝💝💝

Hye In POV.

Ku masukkan ponsel ke dalam tas dan kembali menunggu Seokjin datang. Sudah lebih dari lima belas menit aku menunggunya di halte setelah membohongi pacarku sendiri. Terpaksa kulakukan karena aku tidak mau dia tahu.

"Aigoo, kenapa dia belum datang? Aku bosan disini," keluhku sambil melihat jam tangan.

Aku menghela nafas, sampai kapan aku harus menunggunya di sini sendirian? Kalau tahu begini, lebih baik aku menemui Hoseok untuk menemaninya ke bandara. Huh, sia-sia aku cuti.

Tak.

Tok.

Tak.

Tok.

Tak.

Tok.

Suara itu...

Kurasa datangnya dari arah kanan. ASTAGA! ITU HOSEOK!

Omo! Omo! Omo! Dia datang!

Kulihat dia meraba-raba permukaan bangku dahulu sebelum duduk. Sial! Jangan sampai dia tahu kalau aku ada di sini. Oke, tenanglah Hye In, usahakan tidak menimbulkan suara sedikit pun. Untung saja jarakku dengannya cukup jauh, jadi dia tidak akan bisa mencium aroma parfumku. Huhhh … lega.

"Gomawo, Chingu, sudah menuntunku sampai di sini. Apa kau lelah?" kata Hoseok pada Mickey— anjing yang kubeli untuknya beberapa hari lalu.

My Boyfriend is Blind ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang