Host tertawa puas melihat Kelly, Evelyn, Lina, dan Reiza menggigil kedinginan, apalagi melihat wajah Kelly yang mulai pucat. "Tampar mereka semua!" perintah host pada Debora.
"Hah? Kok gitu?" tanya Debora pada host.
"Cepat atau aku yang tampar kamu!" ancam host. Akhirnya Debora mulai menampar pipi mereka satu persatu dari Reiza alias dari belakang dengan cukup keras. Namun ketika Debora menampar Kelly, Kelly langsung jatuh pingsan karena sudah tidak kuat lagi. Dengan refleks, Debora memegang kedua ketiaknya, lalu menahan tubuh Kelly yang makin lama makin berat. Tak lama muncul dua orang dengan pakaian warna hitam dengan topeng vampire menghampiri Kelly, lalu membawa Kelly menyingkir dari area permainan.
"Tetap berdirilah di sana kalian bertiga sampai Kelly sadar!" perintah host. Mereka bertiga mulai mengomel, apalagi Evelyn dan Lina yang masih menginjakkan kakinya di atas arang yang panas, walaupun saat ini sudah gak seberapa panas soalnya sudah kena air dingin daritadi. Beruntung bagi Reiza yang masih menginjak rumput-rumputan. "Gimana? Dingin? Sakit?" tanya host pada mereka bertiga.
Tak ada yang menjawabnya, mereka semua masih menggigil. Sementara angin di taman belakang bertiup makin kencang. "Aku dapat perintah dari Boss besar untuk kalian boleh menyingkir dari area permainan untuk sementara waktu sampai Kelly sadar, tapi harus tetap di taman belakang" kata host yang membuat mereka bertiga bersyukur.
Mereka bertiga duduk di atas rumput-rumputan yang tak jauh dari area permainan, lalu Debora datang kepada mereka bertiga. "Maaf ya guys kalau kalian jadi kayak gini," kata Debora sedikit menyesal.
"Bilang aja kalau kamu senang menyiksa kami semua," kata Evelyn.
"Terserah kalian mau bilang apa, tapi ini memang tugasku," balas Debora.
"Kau yang bego! Kok mau saja disuruh nyiksa teman sendiri! Lihat tuh Kelly gimana!" bentak Evelyn. Ingin bagi Debora untuk menampar Evelyn saat ini, tapi dia tahan karena dia tahu ada waktunya buat puasin nampar dia. Host datang ke Debora, lalu membisikkan sesuatu. Tak lama Debora tersenyum sinis, lalu bangkit berdiri dan pergi.
"Ngapain lagi tuh anak?" tanya Reiza yang masih setia memeluk tubuhnya sendiri. Debora datang dengan selang biru, lalu mengarahkannya pada Evelyn. Otomatis air yang keluar dari selang itu mengenai muka Evelyn terus menerus.
"Ehh? Apaan nih?" teriak Evelyn.
"Pertama kali aku kenal kamu itu diem banget, tapi kalau udah ngomong bisanya nyakitin hati orang," kata Debora sambil tertawa puas melihat muka Evelyn terus terkena semprotan air.
Kedua telapak tangannya Evelyn menutup wajahnya untuk melindungi wajahnya dari semprotan air, tapi Debora mengarahkan semprotan air itu ke kedua ketiak Evelyn yang membuat Evelyn merasa geli.
"Permainan dimulai lagi," teriak host ketika melihat Kelly sudah sadar, tapi wajahnya masih pucat. "Kembali ke posisi terakhir!" perintah host. Akhirnya mereka semua balik ke posisi akhir, tapi Evelyn dan Lina langsung berteriak histeris karena bongkahan arangnya jadi panas banget. "Maaf tadi arangnya dibakar lagi," kata host.
"Kamu gak apa Kel?" tanya Debora perhatian. Kelly mengangguk lemah sambil tersenyum pucat. Debora menepuk pipi kiri Kelly berkali-kali. "Jangan pingsan lagi ya," kata Debora sambil tersenyum, lalu pergi dari hadapan Kelly.
"Baiklah game dimulai lagi, pertanyaan keempat! Apa yang akan kalian lakukan jika ada anak kecil melempari batu ke kaca rumah kalian? Mengejar anak itu lalu memarahinya? Atau membiarkannya?" tanya host.
"Membiarkannya," jawab Kelly pada host.
"Kelly injak bongkahan arang di sebelah kirimu!" perintah host. Mereka berempat tidak terima dengan perintah host barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Show: Werewolf Party Game
Mystery / Thriller12 remaja terjebak dalam sebuah gedung yang mengharuskan mereka untuk bermain werewolf party game. Mereka harus menemukan dengan segera siapa di antara mereka yang memegang kartu werewolf lalu membunuhnya untuk bisa menyelesaikan permainan ini atau...